Kejam! Ayahnya Lumpuh Dibiarkan Terbakar. 30 Tahun Kemudian, Nasib Mengerikan Ini Terjadi
Setelah makan, orang-orang desa berduyun-duyun ke alun-alun desa mendengar pak Wang bercerita. Saat itu pak Wang bercerita tentang
Penulis: Candra Okta Della | Editor: Candra Okta Della
Dalam keadaan mabuk, anaknya berkata : “Minta 100 ribu lagi, saya mau beli minuman.”
Li Thie hanya bisa menarik napas mendesah dan berkata, “Tidak ada uang lagi, mana ada uang lebih setiap hari hanya aku sendiri yang menjual barang-barang bekas ini ?”
Mendengar itu, anaknya pun kesal lalu berdiri dan menggeledah saku baju ayahnya, uang sebanyak 400 ribu di saku baju ayahnya pun dirampas olehnya.

Li Thie ingin merebut kembali uang itu, tapi didorong anaknya hingga jatuh membentur sisi meja yang lancip dan pingsan seketika.
Anaknya terkejut dan panik melihat ayahnya diam tak bergerak di lantai.
Dia mengira telah membunuh ayahnya, dan ingin lari, tapi tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Kemudian di tengah setengah sadarnya, ia memapah ayahnya ke atas ranjang, dan menutup badan ayahnya dengan kardus, lalu menuang arak ke atas kardus, Kemudian ia membakar tumpukan kayu bakar di samping pintu, lalu lari.
Tak lama kemudian, Li Thie terbangun dari pingsannya, ia merasa sekujur tubuhnya panas, dan melihat asap tebal membubung di depan matanya.

Dia ingin berteriak, tapi tenggorokannya seperti terbakar, sehingga tidak bisa mengeluarkan suara, dan perlahan-lahan sambil memandang kobaran api, ia pun tewaa.
Sebelum menghembuskan napas terakhir, air matanya berlinang sambil membayangkan pemandangan demi pemandangan semasa hidupnya, ia terbayang pada ayahnya, membayangkan kobaran api 30 tahun silam, hingga akhirnya dia baru tersadarkan.
Anda bisa lolos dari jeratan hukum, tapi Anda tidak akan pernah bisa lolos dari siklus hukum sebab-akibat.
Sambil terus membayangkan masa lalunya, dia melihat pak Li, ayahnya, Sang ayah memanggilnya dari kejauhan, dan tanpa sadar Li Thie pun memanggil “ayah”, lalu pergi mengikuti ayahnya.
Pak Li dan Li Thie, anaknya itu menoleh ke gubuk yang telah menjadi lautan api, mereka menatap dalam keheningan, diam melayang semakin tinggi lalu lenyap dari dunia fana ini. (*0