Kejam! Ayahnya Lumpuh Dibiarkan Terbakar. 30 Tahun Kemudian, Nasib Mengerikan Ini Terjadi
Setelah makan, orang-orang desa berduyun-duyun ke alun-alun desa mendengar pak Wang bercerita. Saat itu pak Wang bercerita tentang
Penulis: Candra Okta Della | Editor: Candra Okta Della
Pak Li tahu dengan kemampuan anaknya, jadi ia sendiri harus bekerja ekstra mencari uang untuk cucunya nanti.
Selama ini pak Li selalu menunggu di rumah orang-orang datang memesan perabotnya, tapi sekarang tidak bisa lagi, ia harus menjemput bola/mencari order sendiri di luar.
Akhirnya suatu hari, kedua kaki pak Li tertimpa kayu saat sedang membuat perabotan.
Pak Li lalu memeriksakan kakinya ke tabib desa, dan sambil menggeleng kepala, tabib desa itu mengatakan bahwa kedua kaki pak Li mungkin harus diamputasi karena lukanya terlalu parah.
Pak Li seketika menitikkan air mata begitu mendengar keterangan tabib desa, dia bukan khawatir dengan dirinya, tapi khawatir dengan anaknya yang malas dan tidak punya keterampilan kerja serta cucunya yang belum lahir.
Putra pak Li setiap hari hanya bermalas-malasan, suka berjudi dan mabuk-mabukan, tidak pernah mau dengar nasihat pak Li, ayahnya.

Mengetahui kedua kaki ayahnya yang sudah lumpuh, dia pun berkata :
“Ayah istirahat saja di tempat tidur, saya yang akan merawat ayah.”
Pak Li terhibur juga mendengar kata anaknya ini, dan merasa anaknya sudah dewasa.
Selama satu bulan semenjak cedera pada kedua kakinya, anaknya cukup telaten merawatnya.
Ia sendiri juga sangat menanti-nantikan kelahiran anaknya, perhatian kepada isterinya juga jauh lebih baik dari sebelumnya.
Seperti kata pepatah: Seorang anak yang sangat berbakti sekali pun juga akan merasa jengkel saat orangtuanya terbaring sakit dalam waktu yang lama.
Kata-kata tampaknya memang tidak salah dialamatkan pada pak Li.
Sebulan kemudian, karena tidak ada lagi sumber penghasilan keluarga, apalagi harus merawat ayahnya, si anak pun mulai gusar, dan membentak serta bersikap kasar pada pak Li.
Tiga bulan kemudian, anaknya benar-benar tidak tahan lagi, dan diam-diam terlintas dalam benaknya.