Kejam! Ayahnya Lumpuh Dibiarkan Terbakar. 30 Tahun Kemudian, Nasib Mengerikan Ini Terjadi
Setelah makan, orang-orang desa berduyun-duyun ke alun-alun desa mendengar pak Wang bercerita. Saat itu pak Wang bercerita tentang
Penulis: Candra Okta Della | Editor: Candra Okta Della
Suatu malam, tiba-tiba terjadi kebakaran di desa, dan sayup-sayup terdengar teriakan panik suara minta tolong, diikuti suara pecahan kaca.

Ternyata rumah reyot pak Li terbakar, api menjalar dengan cepat, karena sebagian rumah di desa terbuat dari kayu, sehingga kobaran api pun semakin besar dan melalap habis barang-barang di dalam kamar pak Li.
Kaki pak Li yang lumpuh tidak bisa bergerak, sehingga ia hanya bisa bergerak beberapa langkah dengan susah payah.
Dia berteriak minta tolong, berteriak memanggil nama anak dan menantu perempuannya, tapi tidak ada sahutan.
Keesokan harinya, seluruh penduduk desa sudah tahu dengan kabar buruknya, pak Li telah tiada, ia tewas terbakar, putra pak Li tampak menangis histeris di depan semua orang, tapi tidak terlihat setetes air mata pun di matanya.
Atas bantuan segenap penduduk desa, pemakaman pak Li dilakukan sesuai jadwal, sementara rumahnya juga dibangun kembali atas bantuan tetangga.
Rumah yang sederhana itu pun kembali tenang seperti sebelumnya, seolah-olah tidak pernah ada pak Li, tukang kayu yang sederhana ini.
Dua bulan kemudian, cucu mendiang pak Li pun lahir.
Ini adalah satu-satunya keturunan keluarga Li.
Singkat cerita, tiga puluh tahun kemudian.
Li Thie, putra mendiang pak Li ini pun sampai pada senja, tapi sekarang Li Thie tidak punya ketrampilan apa pun, ia hanya bisa memulung untuk bertahan hidup.
Seperti bunyi pribahasa, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, sifat Li Thie, sang ayah ini pun menular kepada anaknya.
30 Tahun Kemudian
Usia 30 tahun, tapi luntang lantung setiap hari.
Pada musim dingin ini, terlihat Li Thie sedang merapikan kardus-kardus bekas, tiba-tiba pintunya terhempas ditendang anaknya yang mabuk minuman keras.