Astagfirullah! Mulut Jenazah Pria Ini Tak Henti Keluar Darah. Ternyata Saat Hidup Rutin Lakukan Ini

Orang paling beruntung adalah orang yang selalu mengingat mati. Dengan mengingatnya paling tidak, ada yang disiapkan menuju kematian itu.

Penulis: Candra Okta Della | Editor: Candra Okta Della
Ilustrasi 

Setelah pelayat memasuki pintu makam dan kemudian sampai di dekat lubang kubur yang sudah disiapkan, maka keranda pun diletakkan. Jenazah Wayan pun diambil dari keranda, lalu diangkat oleh empat orang pelayat.

Tetapi, ketika jenazah diangkat, orang-orang yang hadir di pemakaman melihat di bagian kepala jenazah, terutama bagian mulut, ada bercak darah berwarna merah kecoklatan, kebiru-biruan dan juga kehijauan yang membasahi kain kafan berwarna putih menjadi ternodai.

Apa mau dikata lagi, darah seperti tak bisa dihentikan.

jenazah
jenazah ()

Orang-orang memang sempat bimbang untuk memutuskan tentang keberadaan darah yang masih belum terhenti itu.

Tetapi saat dua orang hendak turun ke liang lahat guna menyambut kedatangan jenazah Wayan (sebelum jenazah Wayan dimasukkan ke liang lahat), tanah yang ada di pinggiran kuburan tiba-tiba berjatuhan.

Longsor dan menimbuni sebagian lahan liang lahat. Dua orang yang bertugas turun di liang lahat terpana, kaget. Dalam keadaan itu, maka kedua orang itu segera turun untuk mengangkat tanah-tanah yang berjauhan dan menyesaki liang lahat.

Tanah longsoran itu dibersihkan, tetapi lagi-lagi peristiwa yang sama terjadi kembali, berkali-kali.

Akhirnya karena tanah longsoran itu tidak seberapa, maka diputuskan tetap memasukkan jenazah Wayan ke liang kubu.

Setelah jenazah ditempatkan di liang lahat, seorang mengumandangkan adzan.

Setelah itu, jenazah ditutup dengan papan dan selanjutnya ditimbun dengan tanah.

Seterusnya, orang-orang yang melayat pulang dan kembali ke rumah masing-masing. Tanah pekuburan umum itu lengang kembali!

Suka Amalan Kesaktian

Dengan kondisi seperti itu, bisa dimaklumi jika Wayan tidak bisa melanjutkan kuliah selepas SMU dan memilih menjalani hidup apa adanya.

Kendati begitu, Wayan tidak mau hanyut dengan pergaulan anak-anak muda zaman sekarang yang nongkrong di pinggir jalan atau mabuk-mabukan.

Dia lebih memilih aktif di masjid, ikut kegiatan rebana dan juga pengajian.

Pendek kata, dia dikenal warga kampung sebagai orang yang baik dan ringan tangan, apalagi kalau ada tetangga yang memiliki hajatan atau kerja bakti.

Akan tetapi, ada satu sisi kehidupan Wayan yang membuat hidupnya itu beda dengan masyarakat pada umumnya, dan itu pengaruh dari orang tuanya.

Dia itu gemar mencari ilmu kesaktian, dengan menjalani amalan-amalan dari seseorang dan banyak mempercayai hal-hal yang bersifat mistis yang bahkan lebih mengarah ke musyrik, seperti melakukan amalan untuk mendapatkan keris, kekuatan tenaga dalam dan kesaktian lain lagi.

Banyak orang, mengira keluarnya darah itu sebagai dampak dari sakit paru-paru yang ia derita.

Tapi ada juga yang menyangkal.

Alasannya, jika akibat penyakit yang dideritanya, maka darah itu kecoklatan.

Apalagi, saat mau dimasukkan ke dalam liang lahat itu, tanah di pinggir kuburan longsur berulangkali.

Akibatnya, orang-orang hanya terheran-heran dan tak tahu ada apa di balik semua itu. Mereka semua berkesimpulan.

Wallahu’alam bishshawab, semoga tulisan ini bermanfaat mengingatkan kita. 

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved