Laporan Wartawan Sripo dari Mekkah
Aktivitas Jemaah Haji Sumsel di Mekkah Sejak Beberapa Hari Terakhir Padat. Ini Kegiatannya
Misal, untuk Kloter 13 dan 14 PLM, Sabtu (16/9/2017) bersiap menuju Madinah. Sedangkan Kloter 8 PLM mengisi hari-harinya dengan melakukan ibadah
Penulis: Husin | Editor: Sudarwan
Laporan wartawan Sriwijaya Post, HM Husin
SRIPOKU.COM, MEKKAH - Aktivitas Jemaah Haji Sumatera Selatan di Mekkah sejak beberapa hari terakhir tergolong padat.
Misal, untuk Kloter 13 dan 14 PLM, Sabtu (16/9/2017) bersiap menuju Madinah.
Sedangkan Kloter 8 PLM yang menunggu hari untuk pulang kampung mengisi hari-harinya dengan melakukan ibadah umrah sunat, salah satunya berminat di Ji'ranah atau Jakronah.
Untuk menuju ke tempat ini, jemaah haji bisa menyewa bus atau minibus, jika berkelompok dengan sewa 250-300 riyal dengan rute perjalanan Jakronah -Masjidil Haram.
Namun bagi yang perorangan, cukup dengan merogoh kocek 15-20 riyal dengan memakai jasa taksi.
Ji’ranah sendiri adalah sebuah desa yang berjarak sekitar 26 km dari Kota Makkah.
Nama ini pada mulanya adalah sebuah nama yang diberikan kepada seorang wanita yang mengabdikan dirinya menjaga dan membersihkan sebuah masjid yang terdapat di desa tersebut.
Paling tidak, ada dua persoalan hubungan antara kampung Ji’ranah dengan pelaksanaan Ibadah Haji dan Umrah.
Pertama, oleh Ulama Mazhab Syafi’i berpendapat, Ji’ranah merupakan salah satu tempat yang ditentukan untuk melakukan ibadah miqat [miqat makani), khususnya bagi
penduduk Kota Makkah.
Tempat ini berada di perbatasan tanah geografis (wilayah) kota Makkah dan berjarak lebih kurang 26 km di sebelah selatan kota Makkah.
"Rasulullah SAW sendiri memulai Ihram-nya dari tempat tersebut," jelas H Tasdik, pembimbing ibadah Kloter 8 PLM.
Oleh karena itu, ketika memasuki kampung Ji’ranah, setiap jamaah haji atau umrah harus memakai pakaian “ ihram ” (baju suci) dan berniat melaksanakan ibadah haji atau umrah.
Dari segi fadhilah, berarti Ji’ranah tidak berbeda dengan tempat-tempat miqat lainnya, seperti Bier ‘Ali (Zul Hulaifah), Tanim, Hudaibiyah (asy- Syumaisyiyah), Rabigh, al-Juhfah, Yalamlam, Qarnu al-Munazil, dan Zatu lrq.
Justru dalam satu riwayat disebutkan, bahwa Ji’ranah memiliki derajat yang lebih tinggi dibanding dengan tempat-tempat miqat lainnya.
