Heboh, Jemaah di Pondok Gede Bubar Saat Khatib Bahas Masalah Ini Saat Khutbah. Ternyata!

Cerita itu menjadi ramai di sosial media bahkan banyak netizen yang juga mengiyakan, setelah diunggah Muhammad Yusuf Musa di akun twitternya.Menurut

Penulis: Candra Okta Della | Editor: Candra Okta Della

SRIPOKU.COM - Ada cerita menarik dalam perayaan hari raya Idul Adha hari ini.

Selayaknya jemaah duduk diam mendengarkan khutbah yang disampaikan khatib hingga selesai.

Kali ini jemaah ramai-ramai pilih walk out alias bubar saat mendengar khutbah oleh seorang ustaz di Pondok Gede.

Cerita itu menjadi ramai di sosial media bahkan banyak netizen yang juga mengiyakan, setelah diunggah Muhammad Yusuf Musa di akun twitternya.

Menurutnya ia sudah capek mendengar isi khutubah provokatif seperti foto yang ia unggah.

Dalam postingan tersebut, Muhammad Yusuf memposting beberapa foto isi khutbah yang menurutnya provokatif karena muatanya lebih banyak politik.

Karena itu, tidak hanya dirinya ada beberapa warga yang memilih bubar karena isi khutbahnya.

Ketika ramai di chirpstory, Muhammad Yusuf menjelaskan jika tidak hanya dirinya ada banyak jemaah lain yang walk out karena hal itu. 

Muhammad Yusuf Musa @uchidd : orang orang sampe walk out hehehe

@uchidd dari setahun yang lalu, Idul Adha khutbah nya gak pernah bener

@uchidd kadang kadang masalah "ormas" lagi sih

@myusufmusa @na_dirs @jokowi @lukmansaifuddin @sahaL_AS Di tempat saya juga, hiks

@myusufmusa @AmmarshaR @jokowi @lukmansaifuddin @na_dirs @sahaL_AS wah sama nih mas saya di pondok gede duta indah sama kurang lebih seperti ini sampi2 UUD dibilang berhala

@myusufmusa @GunRomli @jokowi @lukmansaifuddin @na_dirs @sahaL_AS Di group RT saya jg ada jamaah yg protes sepulang dari sholat Ied. Karena isi kutbahnya provokatif. Sholat dihadiri seluruh warga komplek

@myusufmusa @TolakBigotRI @jokowi @lukmansaifuddin @na_dirs @sahaL_AS Ealah itu khotbah apa kampanye hahaha

@myusufmusa @na_dirs @jokowi @lukmansaifuddin @sahaL_AS Khutbah berubah jadi orasi politik

Sebelumnya kejadian serupa pernah terjadi. Yakni ketika jemaah bubar saat khatib singgung kasus Ahok.

Heboh! Jemaah Salat Id Bubar saat Khatib Singgung Kasus Ahok, Penodaan Agama

Bubarnya pelaksanaan salat Idul Fitri 1438 Hijriyah dari Alun-alun Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, Minggu (25/6 2017) ramai diperbincangkan di sosial media.

Jemaah membubarkan diri pada saat khatib Ikhsan Nuriansyah Bajuri, menyampaikan khutbahnya.

Dalam khutbahnya, Ikhsan menyinggung kasus penistaan agama yang melibatkan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

 "Ahok merupakan penista agama," ucapnya di hadapan ribuan jemaah.

Kemudian ia mengatakan, seorang penista agama tidak harus dibela ataupun dibantu, apalagi dibantu oleh negara termasuk aparat kepolisian.

"Saya mendukung sepenuhnya hukuman terhadap Ahok agar menimbulkan efek jera dan tidak ada lagi yang menistakan agama," ungkapnya.

Gunungkidul.sorot.co
Salat Id di Alun-alun Wonosari, Gunungkidul saat membubarkan diri.
Gunungkidul.sorot.co Salat Id di Alun-alun Wonosari, Gunungkidul saat membubarkan diri. ()

Jemaah yang semula duduk mendengar khutbahnya, kasak kusuk dan serentak berdiri hingga meninggalkan lapangan sambil melipat peralatan salat.

Padahal, Ikrar halal bihalal yang sedianya dilakukan usai salat Idul Fitri oleh para jemaah, akhirnya hanya diikuti beberapa orang saja, karena sebagian besar telah membubarkan diri.

Menurut catatan Gunungkidul.sorot.co, isi khutbah tersebut tidak sesuai dengan tema lebaran dalam kerukunan yang digagas pemerintah dalam perayaan Idul Fitri 1438 Hijriyah.

 
Bukan hanya soal Ahok, khutbahnya juga dinilai tidak mengedepankan kerukunan dan persatuan karena membahas tentang kriminalisasi ulama.

Fajar Nugroho, jemaah yang turut menyaksikan pembubaran diri (walk out) Salat Id tersebut mengungkapkan rasa kekecewaannya.

Ia merasa prihatin dengan kejadian tersebut, karena isi khutbah tidak tepat dengan momen Idul Fitri yang menyampaikan persatuan dan kerukunan.

"Ini momen Idul Fitri, kok masuk ke isu politik yang provokatif dan tendensius," ujarnya.

Menurut Fajar, sangat tidak bijak seorang tokoh menyampaikan pesan di hadapan banyak orang, di momen yang baik, justru tidak menyampaikan pesan keagamaan.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved