Bikin Nangis. Kisah Pilu Muslim Rohingya, Selain Dibunuh. Dua Saudara Ini Diperkosa hingga Begini
Senin kemarin 28 Agustus, dilansir VOA Islam, Pemerintah Myanmar telah mengepung Kota Maungdaw, Buthidaung dan Rathedaung, dan mengumumkan perang mela
Penulis: Candra Okta Della | Editor: Candra Okta Della
Negara bagian Rakhine adalah rumah bagi sebagian besar 1,1 juta orang Myanmar Rohingya, yang hidup sebagian besar dalam kemiskinan dan menghadapi diskriminasi yang meluas oleh mayoritas umat Buddha.
Muslim Rohingya secara luas dituding sebagai migran ilegal dari Bangladesh, meskipun telah tinggal di daerah tersebut selama beberapa generasi.
Mereka dianggap tidak memiliki kewarganegaraan oleh pemerintah dan PBB yakin tindakan keras militer tersebut merupakan aksi pembersihan etnis.
Cerita Dua Saudara Diperkosa Tentara Myanmar hingga Begini
Habiba dan saudarinya adalah beberapa warga etnis minoritas Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar ke Banglades.
Mereka memilih melintasi perbatasan untuk menghindari kekerasan yang dilakukan personel militer Myanmar.
Di Banglades, Habiba membagi kisah pilunya yang juga banyak dialami pengungsi perempuan Rohingya yang kabur dari Myanmar.
"Mereka (tentara) mengikat kami berdua lalu memerkosa kami secara bergantian," kata Habiba (20), yang kini ditampung di sebuah kamp pengungsi 20 kilometer dari perbatasan Banglades-Myanmar.
"Di sini kami hampir mati kelaparan. Namun, setidaknya tak ada yang datang ke sini untuk membunuh atau memerkosa kami," kata Hashim Ullah, kakak laki-laki Habiba yang ikut mengungsi bersama saudari-saudarinya.
Habiba dan adiknya, Samira (18), mengatakan, tentara memerkosa mereka di kampung halamannya di Desa Udang.
Tak hanya memerkosa, para tentara itu juga kemudian membakar habis kediaman keluarga Habiba.
"Mereka membakar sebagian besar rumah di desa, membunuh banyak orang termasuk ayah kami, dan memerkosa banyak perempuan," tambah Habiba.

"Salah seorang tentara mengatakan, mereka akan membunuh kami jika melihat kami lagi saat mereka singgah lagi di desa. Lalu mereka membakar rumah kami," kenang dia.
Hasim Ullah dan saudari-saudarinya kabur dengan membawa tabungan keluarga sebesar 400 dollar AS atau hanya Rp 5,4 juta.