Pembunuh Driver Taksi Online Tertangkap
Pantas Mati, Ini Kronologis Penangkapan 3 Pembunuh Ewa, Tak Disangka Mereka Masih Begini
"Setiap hari kami memang selalu menanyakan kabar kasus ini kepada polisi yang menangangi, sore tadi sempat diberitahu namun kejelasannya
Penulis: Darwin Sepriansyah | Editor: Hendra Kusuma
Empat dari tiga pelaku, diamankan tim gabungan di tiga lokasi berbeda.
Berdasarkan informasi yang dihimpun di lapangan, komplotan ini berencana untuk melakukan perampokan yang sengaja ditujukan kepada sopir Gocar. Diduga melawan, para pelaku ini menghabisi nyawa korban Edward Limba.
Komplotan ini memesan taksi online gocar yang di kawasan Jenderal sudirman tidak jauh dari Simpang Sekip Palembang.
Pemesanan dilakukan di depan kantor tour and travel dengan nama Romli.Dari pemesanan itu yang dilakukan, mereka hendak menuju ke Sembawa.
Sempat dinyatakan hilang dan hanya ditemukan mobilnya, ternyata pemilik mobil Avanza Edward ditemukan dalam kondisi meninggal, Selasa (22/8/2017). Edward ditemukan tewas di Sembawa Banyuasin dan diduga ia menjadi korban pembunuhan.
Berdasarkan informasi, bila korban menjemput pelanggan di kawasan Sudirman dan hendak mengantar ke Sembawa. Akan tetapi, hingga pagi korban tidak pulang ke rumah. Pagi harinya, diperoleh kabar bila ditemukan mobil korban. Akan tetapi, korvan Edwar tidak ada di dalam mobilnya.
Baru diketahui, Edward ditemukan di Sembawa dalam kondisi sudah tidak bernyawa.
Dari informasi yang diperoleh, bila pemilik mobil yang temukan tersebut atas nama Edwar warga Lorong Kedukan nomor 712 B RT 24 RW 07 Kelurahan 5 Ulu Kecamatan SU I Palembang. Hingga saat ini, belum ada pejabat dari kepolisian yang angkat suara mengenai penangkapan terhadap tiga pelaku pembunuh Edward Limba beberapa waktu lalu.
Sedangkan, pemeriksaan sendiri dilakukan secara tertutup dan awak media tidak dapat secara langsung melihat ketiga tersangka yang telah diamankan. Awak media hanya bisa melihat dari luar dengan mengintip.
Dak Nyangko Masih Budak Galo

Kurang dari seminggu, pelaku pembunuhan Edwar Limba (34) sopir taksi online yang tewas secara tragis, Senin (21/8) akhirnya berhasil ditangkap. Keluarga korban sendiri mengaku cukup kaget melihat komplotan pelaku pembunuhan sadis ini ternyata masih berusia muda dan tampangnya tidak menampakkan sebagai penjahat
berdarah dingin.
"Setiap hari kami memang selalu menanyakan kabar kasus ini kepada polisi yang menangangi, sore tadi sempat diberitahu namun kejelasannya penangkapan TSK ini baru tahu dari media," ujar adik ipar korban, Gunawan saat ditemui di rumah duka di daerah Kedukan 5 Ulu Palembang, Minggu (27/8) malam.
Saat ditemui, keluarga korban sendiri tengah menggelar pembacaan yasin dan dihadiri sanak keluarga serta tetangga. "Kalau keinginan keluarga tentu pelaku nanti mendapat hukuman yang setimpal, hukuman mati pun pantas jika melihat bagaimana mereka merencanakan pembunuhan sadis ini," jelas karyawan Bank milik pemerintah ini. Keluarga besar pun berencana ingin menemui pelaku bila nanti diizinkan oleh pihak kepolisian.
"Rasonyo pengen buat pembalasan, minimal nak disikso dulu, tapi semua kami serahkan kepada hukum dan polisi pun sudah bekerja sangat baik. Atas nama keluarga kami sangat berterima kasih," jelasnya.
Pihak keluarga mengaku pihak kepolisian harus dapat memberikan hukuman maksimal kepada para pelaku. "Apalagi kami juga mendengar kabar bahwa kasus ini bukanlah yang pertama, di lokasi dimana korban dibuang sudah ada 2 kasus pembunuhan yang sama. Jangan-jangan mereka komplotannya sama," bebernya.
Sang mertua, Nurbaiti yang didampingi istri korban Rosalina bahkan sangat kaget melihat tampang para pelaku yang berhasil diamankan polisi. "Dak nyangko, masih tanggung galo budaknyo. Pikir kami bandit besak, men pacak kami nak ketemu dio, pengen tahu nian apo dio yang di otak mereka pas nak bunuh kemarin," ungkapnya dengan penuh kekesalan.
Menurutnya, kesedihan masih dirasakan keluarga pasca kepergian Edwar yang sudah berencana memulai usaha baru untuk menghidupi keluarganya. "Belakangan, korban memang sudah berencana membuka usaha karena pekerjaan lamanya di farmasi dirasa semakin berat karena adanya program BPJS. Sembari mempersiapkan usaha, dia menyambi sebagai sopir taksi online, kenapa akhirnya harus berakhir seperti ini," kenangnya.