Pembunuh Driver Taksi Online Tertangkap
Kejam, Ewa Dihabisi dengan Cara Sangat Mengerikan, Motifanya Ternyata Hal Sepele
Korban pamit dengan mengenakan baju kaos 3/4 dan menggunakan sandal gunung. Mengetahui suaminya tak kunjung pulang hingga larut malam,
SRIPOKU.COM, PALEMBANG-Kerja keras kepolisian membuahkan hasil, akhirnya tiga orang pelaku pembunuhan seorang sopir taksi online bernama Edwar Limba akhirnya berhasil ditangkap pihak Jatanras Polda Sumsel.
Ketiganya diamankan pihak Jatanras dengan kondisi kaki yang tertembus peluru, karena mencoba melarikan diri dan salah satunya berusaha melakukan perlawanan.
Setelah buron sekitar sepekan, pembunuh sopir taksi online Edwar Lomba alias Ewa berhasil ditangkap oleh Unit Jatanras Polda Sumsel, Minggu (27/8/2017).
Akibat melawan saat ditangkap dua pelaku pembunuh sadis itu dihadiahi timah panas di kedua kakinya.
Ketiga pelaku diketahui bernama Aldo, Ari dan Ucok. Saat ini, ketiga pelaku masih menjalani pemeriksaan oleh Unit Jatanras Polda Sumsel.

=====
Diperiksa di Jatanras
Seperti diketahui, kasus pembunuhan Ewa sempat membuat heboh publik Palembang. Ia ditemukan tewas di kawasan Sembawa, Banyuasin.
Sementara mobil miliknya ditemukan dengan kondisi berlumuran darah di Talang Betutu, Palembang.
Pantauan Sripoku.com, tiga orang pelaku berhasil diamankan dan saat ini tengah diperiksa di ruangan Unit IV Subdit III, Direktorat Reskrim Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumsel.
Seperti diketahui, Tim Rimau Subdit III/Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Sumsel berhasil menangkap tiga dari empat tersangka pembunuh Edwar Limba (35), driver taksi online yang ditemukan tewas di Jalan Peternakan, Sembawa, Banyuasin, Senin (21/8) pukul 22.30 WIB.
Dari informasi yang dihimpun Sripo, tiga orang pelaku yakni Aldo, Ari, serta Ucok. Satu tersangka lain yakni inisial I masih dalam pengejaran polisi. Aldo dilumpuhkan petugas dengan timah panas sebanyak lima lubang dan Ari tiga lubang di kedua kakinya, sedangkan Ucok terlihat tidak ditembak saat dilihat dari sela-sela pintu kaca ruang penyidik Unit IV Subdit III Ditreskrimum Polda Sumsel.
Tersangka pembunuhan Ewa, sapaan akrab Edwar Limba mengaku melakukan pembunuhan sadis tersebut dengan maksud merampok korban. Anggota polisi pertama kali menangkap tersangka Aldo, warga Gandus, Minggu (27/8) pukul 15.00 WIB, yang berhasil dipancing keluar dari tempat persembunyiannya.
Dari penangkapan Aldo dilakukan pengembangan dan ditangkap Ari, warga Tangga Buntung dan Ucok warga Banyuasin.
=====
Otak Perampokan
Diketahui yang menjadi otak perampokan tersebut yakni tersangka Aldo. Ketiga tersangka mengaku telah merencanakan aksi perampokan tersebut sejak tiga bulan lalu. Tiga hari sebelum kejadian, Ari menghubungi tersangka Aldo dan I (DPO) untuk rapat terakhir sebelum melancarkan aksi perampokan menyasar sopir taksi online.
"Malam itu dimatangkan rencana, bawa senjata apa saja, samurai, golok. Saya bilang ke mereka (komplotan-red) kalau melawan dijerat saja," ujar Ari menirukan Aldo saat diinterogerasi penyidik.
Lalu malam hari saat kejadian, salah satu dari tiga tersangka tersebut memesan jasa sopir taksi online menggunakan nama samaran Rohman di Jalan Jenderal Sudirman, tepatnya di depan Hotel Daira minta diantar ke kawasan Kelurahan Talang Kelapa, Kecamatan Alang-alang Lebar, Palembang. Saat tiba di kawasan tersebut,
pelaku langsung melancarkan aksinya menyerang korban saat tengah mengemudikan mobil. Korban dijerat menggunakan kawat besi dan pinggang kirinya ditusuk menggunakan pisau.
Pelaku pun mengambil alih mobil korban dan membuang jasad korban di tempat penemuan mayat. Ketiga tersangka kemudian membawa mobil korban ke rumah tersangka Ucok untuk membersihkan mobil dari bercak darah dan lumpur. Lalu ketiganya pergi ke Jalan Kol Dani Effendi, RT 14/5, Kelurahan Talang Betutu, Kecamatan Sukarami, Palembang dengan maksud untuk disembunyikan sebelum nantinya akan diambil kembali. Tiga tersangka pulang ke rumah masing-masing, setelah membagi hasil rampokan yakni tiga ponsel dan dompet milik
korban.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pejabat Polda Sumsel yang bisa dikonfirmasi. Kapolda Irjen Drs Pol Agung Budi Maryoto MSi, mengatakan tengah studi pengamanan Asian Games 2018, di Kuala Lumpur, Malaysia.
"Koordinasi dengan Dir Reskrimum," ujarnya singkat melalui pesan singkat.
Sementara Direskrimum Polda Sumsel, Kombes Pol Prasetijo Utomo yang ikut datang ke ruang penyidik, enggan berkomentar terkait penangkapan ini. Saat keluar dari ruang periksa Ruang Unit IV Subdit III Ditreskrimum Polda Sumsel, Pras tidak mengucapkan sepatah kata pun saat dihampiri awak media dan langsung masuk
mobil meninggalkan Mapolda Sumsel.
Gunata Kusuma selaku Ketua Ikatan Driver Online Palembang, mengapresiasi kinerja polisi yang berhasil menangkap pelaku pembunuhan Edwar Limba (35).
Pihaknya berharap agar kejadian serupa tidak lagi terjadi dan menjadi yang terakhir kalinya.
"Kita harap pelaku dihukum seberat-beratnya, karena telah merenggut nyawa teman kami," ujarnya.
Dikatakan, kasus ini juga secara tidak langsung menjadi pembelajaran bagi driver taxi online agar lebih berhati-hati saat bekerja. Jika ada yang mencurigakan, lebih baik orderannya tidak usah diambil.
"Kita juga minta perusahaan taxi online bisa menyediakan tombol darurat, yang bisa ditekan para driver jika terjadi hal yang membahayakan," jelasnya.
=====
Sempat Misterius Perampokan Murni atau Dendam

Kasus pembunuhan driver taxi online, Edwar Limba (35) masih misterius karena tidak ditemukannya jejak pelaku, setelah korban ditemukan tak bernyawa di Jalan Peternakan, Sembawa, Banyuasin, Senin (21/8) pukul 22.30 WIB. Hanya saja panggilan suara atau voice call WhatsApp (WA) korban dengan nomor 08137373XXXX masih aktif, tapi tidak diangkat meski ditelpon beberapa kali.
Kuat dugaan handphone korban dibuang pelaku, yang diduga memiliki motif dendam pribadi. Namun pihak keluarga ada pula yang meyakini kalau korban hendak dirampok penumpangnya, walaupun mobilnya merek Avanza BG 1103 OZ warna abu-abu gagal diambil pelaku dan ditemukan di Kawasan Talang Betutu, Sukarame, Palembang.
Kematian pria yang akrab disapa Ewa ini pun meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya terutama sang istri, Rosalina (34), terus menangis histeris dan berteriak, "Balek Kak!" saat tiba di Instalasi Forensik RS Bhayangkara, Selasa (22/8) sekitar pukul 11.30 WIB.
Ia datang bersama kerabatnya untuk melihat almarhum yang menjalani visum luar oleh tim dokter, sebelum dibawa ke rumah duka di Jalan Wahid Hasyim Lorong Kedukan nomor 712 B, RT 24 RW 07 Kelurahan 5 Ulu Kecamatan SU I Palembang.
"Laki aku baek wongnyo, dak neko-neko," ucap istri korban terisak, menangis sesenggukan.
Saat memberikan keterangan dengan polisi, Rosalina menyebut suaminya terakhir pamit ke luar rumah pada Senin (21/8) pukul 18.30 WIB.
=====
Pamit Pakai Sandal Gunung
Korban pamit dengan mengenakan baju kaos 3/4 dan menggunakan sandal gunung. Mengetahui suaminya tak kunjung pulang hingga larut malam, wanita yang bekerja sebagai PNS ini pun berupaya menghubungi beberapa nomor handphone suaminya tapi tidak ada jawaban. Bahkan, ia sempat berkeliling Kota Palembang di tempat-tempat sang suami bisa mangkal mengambil penumpang, tapi posisi suaminya tetap tak ditemukan.
"Malam itu (21/8) kita sudah coba telpon jam 20.00 WIB, tapi tidak diangkat. Hingga besok harinya tetap tidak bisa dihubungi, baru siang ini dapat kabar Ewa di rumah sakit," kata Nurbaiti (60), mertua Ewa yang terus mendampingi anaknya Rosalina.
Nurbaiti yang tampak lebih tegar terus menasehati anaknya untuk sabar dan mengikhlaskan kepergian Ewa. Menurutnya, pelaku pembunuhan pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal atas perbuatannya, jika tidak di dunia pasti akan dibalas di akherat kelak. Namun, ia pun meyakini kalau kepolisian dalam waktu dekat
akan bisa mengungkap dan menangkap pelaku pembunuh menantunya yang telah memberinya dua cucu tersebut.
"Kejam pelakunya itu, mungkin mereka mau ambil mobil Ewa. Sebab, plat nomor di bamper mobil sudah lepas, tapi tidak berhasil karena mobil terkunci dari dalam," katanya.
Dari keterangan rekan kerja korban, Zulkifli (46), diketahui kalau Ewa baru beralih profesi menjadi driver taxi online, setelah lama berkerja sebagai medical representatif di sebuah perusahaan farmasi di Palembang. Namun naas, korban tewas diduga saat hendak mengantar penumpang dari kawasan Jenderal Sudirman menuju ke arah kawasan Talang Betutu, Sukarame, Palembang.
"Dia kerja perusahaan farmasi selama ini, tapi sekitar empat hari lalu memang sempat ngobrol mau berhenti mau G*c*r (taxi online)," katanya, didampingi puluhan rekannya yang lain saat hendak memastikan jenazah korban yang sempat tanpa identitas.
Dikatakan, korban sudah mengajukan pemberhentian sejak satu pekan lalu dan tepat pada Senin (21/8) kemarin, resmi keluar. Terakhir bertemu, dia melihat perilaku aneh dari Ewa yang bolak-balik di ruang kantor. Hanya saja ia tidak mengetahui ada permasalahan apa dengan korban.
"Tidak ada masalah di kantor. Tapi mungkin saja motifnya dendam, sebab kabarnya mobil dan jam tangan Ewa tidak diambil," ucapnya, sembari menyebut kalau korban adalah orang yang baik dalam kesehariannya.
Kapolsek Sukarame, Kompol Rivanda mengatakan pihaknya sudah mengamankan mobil Ewa yang ditemukan di Kawasan Talang Betutu, Sukarame, Palembang. Dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan barang-barang berharga milik korban, baik itu handpone ataupun lainnya. Hanya ada bercak darah di kursi bagian tengah mobil, yang belum diketahui apakah darahnya milik korban atau pelaku.
"Pemeriksaan kasus ini akan diserahkan ke Polres Banyuasin, tempat ditemukannya korban. Namun kita akan tetap koordinasi," jelasnya.
=======
Hasil Visum

Sementara itu, setelah menjalani visum luar dari tim dokter RS Bhayangkara, Ewa diketahui mengalami luka memar di belakang kepala dan jeratan di leher.
"Di kepala belakang bagian kiri, memar benda tumpul, di leher ada bekas jeratan juga. Terus tangan kiri dan kanan luka robek, mungkin berkelahi. Tidak ada luka tusuk," kata dr Indra, Dokter Forensik RS Bhayangkara.
Dikatakan, jika dilihat dari kondisi jenazah, diperkirakan korban sudah meninggal 8 jam sebelum diantar ke RS Bhayangkara Selasa (22/8) pukul 5.00 WIB. Artinya Ewa tewas dieksekusi pelaku, sejak yang bersangkutan pamit keluar rumah Senin (21/8/2017) pukul 18.30 WIB hingga 21.00 WIB.
"Kita tidak tahu penyebab kematiannya, bisa karena jeratan itu atau benturan benda tumpul di kepalanya," ucap Indra, didampingi Pamin Yandokpol RS Bhayangkara Polda Sumsel Iptu Edinson Screenshot Orderan
Ewa ditemukan tanpa identitas di Jalan Peternakan, Sembawa, Banyuasin, Senin (21/8) pukul 22.30 WIB. Saat ditemukan, mayat dalam kondisi tangannya terentang, mulut bagian bawah sobek mengeluarkan darah, serta tangan kanan dan kirinya sobek di bagian punggung tangan. Selain itu, terdapat sebuah kawat yang terlihat masih melingkar di leher korban.
Kejadian penemuan mayat tanpa identitas ini terjadi saat seorang penjaga malam bernama Feriansyah melakukan patroli di wilayah tersebut. Ia menemukan mayat tersebut tergeletak di pinggir jalan. Melihat hal ini, Feri langsung menghubungi pos satpam yang dengan cepat langsung memberitahukan kejadian ini kepada pos
polisi terdekat. Setelah itu korban dibawa ke RS Bhayangkara dan baru diketahui identitasnya setelah mayat Mr X yang sudah di media sosial dicek langsung oleh rekan-rekannya.
Sementara itu, di kalangan driver taxi online beredar 'screenshot' orderan terakhir yang diduga milik Ewa. Di sana tertulis jika si pemesan berinisial R dengan order ID R-1086189176, yang minta dijemput Jl. Sudirman No.xxxx, 17 Ilir, Ilir Tim. I, Kota Palembang, Sumatera Selatan atau tepatnya di depan rumah makan Sederhana. Tertera juga dalam orderan tersebut nominal tagihan Rp 213.000. Hanya saja, ketika Sripo hendak mengkonfirmasinya di Kantor Gojek Palembang Jalan Basuki Rahmat, pihak berwewenang tidak ada di tempat.
"Pimpinan kita juga tidak ada, tapi di Pusat (Jakarta). Di sini staf semua. Kalaupun mau wawancara ajukan proposal dahulu," ucap salah seorang staf keamanan.
==========
Bukan Sweeping Biasa

Para sopir taksi online yang tergabung dalam Asosiasi Driver Online (ADO) Indonesia DPD Sumsel, mengecam aksi sopir angkot Palembang yang sweeping secara brutal terhadap driver taksi online, Senin (21/8).
Kuasa hukum ADO, Dody Yuspika mengatakan, mereka meminta pihak kepolisian mengusut tuntas para provokator yang menyebabkan aksi sweeping berubah brutal dengan melakukan pengrusakan kendaraan hingga pemukulan sopir.
"Ini sudah kriminalisasi terhadap driver online bukan lagi sweeping biasa. Pihak berwajib harus bertindak," ujar Dody saat datang bersama para sopir ke Polresta Palembang, Selasa (22/8).
Ia membeberkan, pada aksi sweeping brutal kemarin setidaknya ada sepuluh orang driver menjadi korban dalam insiden tersebut.
Tak hanya kriminalisasi biasa, bahkan diduga ada satu driver yang ditemukan tewas di kawasan Talang Betutu yang diduga buntut dari aksi sweeping.
"Sudah ada sepuluh korban. Bahkan ada satu orang rekan kita tewas karena aksi tersebut. Jadi kami minta pihak berwajib usut tuntas, karena kasus ini sudah kriminal," katanya.
Kasatreskrim Polresta Palembang, Kompol Yon Edi Winara mengatakan, pihaknya menerima dengan baik kedatangan para driver online yang hendak menyampaikan aspirasi mereka. Ia menegaskan, kasus ini menjadi perhatian khusus pihaknya dan akan segera mengusut tuntas kasus tersebut.
"Anggota pada saat kejadian sudah kita sebar dan hasilnya beberapa provokator berhasil diamankan. Kami harap para driver untuk bersabar," ujarnya.
on juga mengimbau jangan sampai para driver online ikut terprovokasi sehingga menimbulkan masalah baru. Selain itu diimbau setiap driver online mengantongi nomor telepon Polsek di Palembang. Jadi ketika insiden sweeping terulang dari sopir konvensional terhadap sopir online bisa segera ditindaklanjuti.
"Kita pada dasarnya tetap objektif dan transparan dalam mengungkap kasus ini. Jadi kami imbau driver jangan sampai terprovokasi," jelas Yon.
Baru Sehari Resign
SUASANA sedih dan haru menyelimuti rumah duka Edwar, di Lorong Kedukan nomor 712 B RT 24 RW 07 Kelurahan 5 Ulu Kecamatan SU I Palembang, Selasa (22/8) petang. Terlihat sanak saudara silih berganti memasuki rumah duka untuk turut berbelasungkawa terhadap korban yang ditemukan tewas di kawasan Sembawa usai mengantar penumpang tersebut.
Istri korban, Rosalina (33) menjadi orang yang paling terpukul melihat Edwar telah terbujur kaku. Sambil menangis terisak ia tak hentinya memeluk jasad korban yang ditutup kain warna coklat.
Tak hanya Rosalina, kedua anaknya Cantika kelas 4 SD dan Farhan yang masih TK pun Tampak hanya bisa merenung melihat jenazah ayahnya terbujur kaku.
Nurbaiti (60), ibu mertua Edwar mengatakan, tak memiliki firasat apapun atas kepergian menantunya. Namun malam pada sebelum kejadian telinganya merasa sangat panas padahal cuaca pada saat itu sedang sejuk.
"Tidak ada firasat apa-apa. Tapi semalam hanya kuping saya panas. Tidak tahu kalau itu pertanda kejadian ini," ungkapnya saat ditemui di rumah duka.
Diakui Nurbaiti, Edwar baru satu hari resign dari tempatnya bekerja dan serius menggeluti profesi sebagai driver online.
Karena sebelumnya almarhum hanya menarik setiap wekeend saja saat sedang tak bekerja.
"Tiga hape, dompet dan jam tangan korban semuanya hilang. Kami harap pelakunya segera ditangkap dan dihukum seberat-beratnya," harapnya.
Sedangkan Zaini, mertuanya menambahkan, semasa hidupnya Edwar dikenal sebagai sosok yang baik dan sangat sayang kepada keluarganya. Bahkan Edwar pun tak segan selalu menunjukkan kemesraan dengan istrinya di hadapan keluarga dan umum.
"Almarhum ini orangnya baik sekali, dengan orang sopan dan sayang keluarga," ujarnya.
Mantan Camat Kertapati ini mengatakan, menantunya baru bekerja sebagai sopir taksi online sejak tiga bulan terakhir untuk tambahan uang dapur dengan pekerjaan sehari-hari sebagai detil atau obat-obatan di salah satu rumah sakit di Palembang.
"Selama jadi taksi online kehidupan ekonomi cukup baik. Apalagi istrinya juga kerja di Dinas Perhubungan yang berdinas di bandara," bebernya.
Ia menyebut, tak mengetahui pasti sebelum kejadian korban sedang mengambil penumpang siapa. Namun menurut aplikasi yang digali rekan-rekan Edwar, sebelumnya ia mendapatkan pesanan dari dua orang akun perempuan dan satu laki-laki.
"Kalau kata temannya tadi ada tiga orang yang pesan. Tapi tidak tahu pasti siapa," jelasnya.
Zaini mengaku baru mengetahui menantunya tak pulang ke rumahsetelah anaknya Rosalina mendatangi rumahnya sambil menangis pada Selasa Subuh dan kalau suaminya tidak pulang ke rumah usai pamit
keluar pada Senin (21/8) sekitar pukul 18.30 WIB.
Setelah itu, ia pun bersama anaknya berusaha mencari keberadaan korban dan terlacak di GPS handphone korban sedang berada di arah Banyuasin.
"Pukul 09.00 kami dapat kabar kalau menantu saya itu sudah ditemukan tak bernyawa dan kami langsung bergegas ke rumah sakit Bhayangkara," ujarnya.
Gunata Kusuma selaku Ketua Ikatan Driver Online Palembang, mengapresiasi kinerja polisi yang berhasil menangkap pelaku pembunuhan Edwar Lomba (35). Pihaknya berharap agar kejadian serupa tidak lagi terjadi dan menjadi yang terakhir kalinya.
"Kita harap pelaku dihukum seberat-beratnya, karena telah merenggut nyawa teman kami," ujarnya.
Dikatakan, kasus ini juga secara tidak langsung menjadi pembelajaran bagi driver taxi online agar lebih berhati-hati saat bekerja. Jika ada yang mencurigakan, lebih baik orderannya tidak usah diambil.
"Kita juga minta perusahaan taxi online bisa menyediakan tombol darurat, yang bisa ditekan para driver jika terjadi hal yang membahayakan," jelasnya.(Penulis:Darwin S, Odi, Welly, Panji)
BACA SELENGKAPNYA:KRONLOGIS DAN GRAFIS PENANGKAPAN PARA PELAKU DI KORAN CETAK SRIWIJAYA FC EDISI, HARI INI, SENIN (29/8/2017).