Pembunuh Driver Taksi Online Tertangkap

Dengan Berlinang Air Mata, Rosalina Ingin Tanya Pada Para Pembunuh Bagaimana Suaminya Sakratul Maut

Ibunda Ewa menginginkan para tersangka harus mendapatkan hukuman mati agar memberikan efek jera kepada para pelaku kejahatan.

Editor: Sudarwan
SRIPOKU.COM/ODI ARIA SAPUTRA
Rosalina, istri almarhum Ewa mencoba menghibur anaknya di rumah duka di Jalan KH Wahid Hasyim Lrg Kedukan 5 Ulu Palembang, Senin (28/8/2017). 

Laporan wartawan Sriwijaya Post, Odi Aria Saputra

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Suasana duka masih menyelimuti rumah almarhum Edwar Limba, sopir taksi online di Jalan KH Wahid Hasyim Lrg Kedukan 5 Ulu Palembang, Senin (28/8/2017), yang ditemukan tewas terbunuh beberapa waktu lalu.

Kabar ditangkapnya tiga pelaku pembunuh pria yang akrab disapa Ewa itu membuat para pelayat masih silih berganti berdatangan untuk menanyakan motif pembunuhan tersebut.

Cantika, anak almarhum Edward Limba atau Ewa, driver taksi online yang tewas dibunuh, memeluk erat ibunya,  Rosalina di rumah duka, Kamis (24/8/2017).
Cantika, anak almarhum Edward Limba atau Ewa, driver taksi online yang tewas dibunuh, memeluk erat ibunya, Rosalina di rumah duka, Kamis (24/8/2017). (SRIPOKU.COM/ODI ARIA SAPUTRA)

Rosalina (33), istri korban mengatakan pihaknya sudah mengetahui tiga tersangka berhasil diamankan dari pihak kepolisian.

Ia pun menegaskan ingin bertemu langsung dengan para tersangka dan menanyakan mengenai alasan mereka tega menghabisi nyawa suaminya.

Ewa
Ewa (SRIPOKU.COM/DARWIND SEPRIYANSYAH)

"Kami ingin ketemu langsung kepada tersangka, kenapa dia tega menghabisi nyawa almarhum. Padahal semasa hidupnya suami saya tidak pernah ada musuh," katanya saat ditemui di rumah duka.

Rosalina,  istri almarhum Ewa mencoba menghibur anaknya di rumah duka di Jalan KH Wahid Hasyim Lrg Kedukan 5 Ulu Palembang, Senin (28/8/2017).
Rosalina, istri almarhum Ewa mencoba menghibur anaknya di rumah duka di Jalan KH Wahid Hasyim Lrg Kedukan 5 Ulu Palembang, Senin (28/8/2017). (SRIPOKU.COM/ODI ARIA SAPUTRA)

Rosalina menyebut, hingga kini keluarganya belum dipanggil kembali oleh pihak penyidik untuk bertemu dengan para tersangka.

Jika memang alasan mereka membunuh karena murni perampokan, ia mengaku menerima secara ikhlas dan sudah menjadi takdir nyawa korban dihabisi para pelaku.

Pelaku pembunuh Ewa.
Pelaku pembunuh Ewa. (IST)

"Kalau memang benar perampokan berarti sudah nahasnya. Jika ada motif dendam ingin kami tanya apa salah suami saya dan bagaimana sakratul mautnya," ujarnya dengan mata berlinang.

Jika berkesempatan bertemu dengan para pelaku, ia pun enggan melampiaskan amarah dengan memukuli korban.

Menurutnya, jika ia berteriak histeris menangis hingga memukuli tersangka suaminya juga tak akan pernah kembali lagi.

Anwar Rimba dan keluarga
Anwar Rimba dan keluarga (SRIPOKU.COM/DARWIN SEPRIANSYAH, HANDOUT)

"Kawan dan keluarga banyak yang dendam sama pelaku, tapi saya bilang untuk apa lagi. Toh suami saya tak akan bisa kembali lagi. Saya sudah ikhlas tapi memang masih sedikit berat," jelas Rosita.

Rosalina menambahkan, pasca kepergian almarhum Ewa keceriaan kedua anaknya seolah hilang.

Anak pertama korban Cantika (10) yang biasanya terkenal sebagai sosok ceria kini mendadak pendiam begitupun anak keduanya Farhan (5).

Keluarga berusaha menenangkan putra almarhum Ewa yang menangis histeris saat prosesi pemakaman di Jalan Cinde Welan Palembang, Rabu (23/8/2017).
Keluarga berusaha menenangkan putra almarhum Ewa yang menangis histeris saat prosesi pemakaman di Jalan Cinde Welan Palembang, Rabu (23/8/2017). (SRIPOKU.COM/PANJI MAULANA)

Gadis kecil ini pun masih enggan ke sekolah karena bingung harus menjawab apa ketika temannya bertanya mengenai keberadaan ayahnya.

"Cantika ini paling ceria kalau di sekolah, anak saya selalu bilang bagaimana kalau teman-teman nanya ayahnya sudah meninggal. Saya bilang jawab saja kalau benar sudah meninggal," beber dia.

Nurbaiti, mertua korban menambahkan pihak keluarga berharap kepada polisi agar para pelaku dapat diberikan hukuman yang setimpal.

Ia menginginkan para tersangka harus mendapatkan hukuman mati agar memberikan efek jera kepada para pelaku kejahatan.

"Enak saja tersangka menghilangkan nyawa korban. Mereka itu harus dihukum mati biar setimpal," tegas dia.

Ewa Dihabisi dengan Cara Mengerikan

Kerja keras kepolisian membuahkan hasil,  akhirnya tiga orang pelaku pembunuhan seorang sopir taksi online bernama Edwar Limba akhirnya berhasil ditangkap pihak Jatanras Polda Sumsel.

Ketiganya diamankan pihak Jatanras dengan kondisi  kaki yang tertembus peluru, karena mencoba melarikan diri dan salah satunya berusaha melakukan perlawanan.

Setelah buron sekitar sepekan, pembunuh sopir taksi online Edwar Lomba alias Ewa berhasil ditangkap oleh Unit Jatanras Polda Sumsel, Minggu (27/8/2017).

Akibat melawan saat ditangkap dua pelaku pembunuh sadis itu dihadiahi timah panas di kedua kakinya.

Ketiga pelaku diketahui bernama Aldo, Ari dan Ucok. Saat ini, ketiga pelaku masih menjalani pemeriksaan oleh Unit Jatanras Polda Sumsel.

Diperiksa di Jatanras

Seperti diketahui, kasus pembunuhan Ewa sempat membuat heboh publik Palembang. Ia ditemukan tewas di kawasan Sembawa, Banyuasin.

Sementara mobil miliknya ditemukan dengan kondisi berlumuran darah di Talang Betutu, Palembang.

Pantauan Sripoku.com, tiga orang pelaku berhasil diamankan dan saat ini tengah diperiksa di ruangan Unit IV Subdit III, Direktorat Reskrim Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumsel.

Seperti diketahui, Tim Rimau Subdit III/Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Sumsel berhasil menangkap tiga dari empat tersangka pembunuh Edwar Limba (35), driver taksi online yang ditemukan tewas di Jalan Peternakan, Sembawa, Banyuasin, Senin (21/8) pukul 22.30 WIB.

Dari informasi yang dihimpun Sripo, tiga orang pelaku yakni Aldo, Ari, serta Ucok.

Satu tersangka lain yakni inisial I masih dalam pengejaran polisi. Aldo dilumpuhkan petugas dengan timah panas sebanyak lima lubang dan Ari tiga lubang di kedua kakinya, sedangkan Ucok terlihat tidak ditembak saat dilihat dari sela-sela pintu kaca ruang penyidik Unit IV Subdit III Ditreskrimum Polda Sumsel.

Tersangka pembunuhan Ewa, sapaan akrab Edwar Limba mengaku melakukan pembunuhan sadis tersebut dengan maksud merampok korban.

Anggota polisi pertama kali menangkap tersangka Aldo, warga Gandus, Minggu (27/8) pukul 15.00 WIB, yang berhasil dipancing keluar dari tempat persembunyiannya.

Dari penangkapan Aldo dilakukan pengembangan dan ditangkap Ari, warga Tangga Buntung dan Ucok warga Banyuasin.

Otak Perampokan

Diketahui yang menjadi otak perampokan tersebut yakni tersangka Aldo.

Ketiga tersangka mengaku telah merencanakan aksi perampokan tersebut sejak tiga bulan lalu.

Tiga hari sebelum kejadian, Ari menghubungi tersangka Aldo dan I (DPO) untuk rapat terakhir sebelum melancarkan aksi perampokan menyasar sopir taksi online.

"Malam itu dimatangkan rencana, bawa senjata apa saja, samurai, golok. Saya bilang ke mereka (komplotan-red) kalau melawan dijerat saja," ujar Ari menirukan Aldo saat diinterogerasi penyidik.

Lalu malam hari saat kejadian, salah satu dari tiga tersangka tersebut memesan jasa sopir taksi online menggunakan nama samaran Rohman di Jalan Jenderal Sudirman, tepatnya di depan Hotel Daira minta diantar ke kawasan Kelurahan Talang Kelapa, Kecamatan Alang-alang Lebar, Palembang.

Saat tiba di kawasan tersebut,
pelaku langsung melancarkan aksinya menyerang korban saat tengah mengemudikan mobil. Korban dijerat menggunakan kawat besi dan pinggang kirinya ditusuk menggunakan pisau.

Pelaku pun mengambil alih mobil korban dan membuang jasad korban di tempat penemuan mayat.

Ketiga tersangka kemudian membawa mobil korban ke rumah tersangka Ucok untuk membersihkan mobil dari bercak darah dan lumpur.

Lalu ketiganya pergi ke Jalan Kol Dani Effendi, RT 14/5, Kelurahan Talang Betutu, Kecamatan Sukarami, Palembang dengan maksud untuk disembunyikan sebelum nantinya akan diambil kembali.

Tiga tersangka pulang ke rumah masing-masing, setelah membagi hasil rampokan yakni tiga ponsel dan dompet milik
korban.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pejabat Polda Sumsel yang bisa dikonfirmasi. Kapolda Irjen Drs Pol Agung Budi Maryoto MSi, mengatakan tengah studi pengamanan Asian Games 2018, di Kuala Lumpur, Malaysia.
"Koordinasi dengan Dir Reskrimum," ujarnya singkat melalui pesan singkat.

Sementara Direskrimum Polda Sumsel, Kombes Pol Prasetijo Utomo yang ikut datang ke ruang penyidik, enggan berkomentar terkait penangkapan ini.

Saat keluar dari ruang periksa Ruang Unit IV Subdit III Ditreskrimum Polda Sumsel, Pras tidak mengucapkan sepatah kata pun saat dihampiri awak media dan langsung masuk mobil meninggalkan Mapolda Sumsel.

Gunata Kusuma selaku Ketua Ikatan Driver Online Palembang,  mengapresiasi kinerja polisi yang berhasil menangkap pelaku pembunuhan Edwar Limba (35).

Pihaknya berharap agar kejadian serupa tidak lagi terjadi dan menjadi yang terakhir kalinya.

"Kita harap pelaku dihukum seberat-beratnya, karena telah merenggut nyawa teman kami," ujarnya.

Dikatakan, kasus ini juga secara tidak langsung menjadi pembelajaran bagi driver taxi online agar lebih berhati-hati saat bekerja. Jika ada yang mencurigakan, lebih baik orderannya tidak usah diambil.

"Kita juga minta perusahaan taxi online bisa menyediakan tombol darurat, yang bisa ditekan para driver jika terjadi hal yang membahayakan," jelasnya.

Sempat Misterius Perampokan Murni atau Dendam

Kasus pembunuhan driver taxi online, Edwar Limba (35) masih misterius karena tidak ditemukannya jejak pelaku, setelah korban ditemukan tak bernyawa di Jalan Peternakan, Sembawa, Banyuasin, Senin (21/8) pukul 22.30 WIB.

Hanya saja panggilan suara atau voice call WhatsApp (WA) korban dengan nomor 08137373XXXX masih aktif, tapi tidak diangkat meski ditelpon beberapa kali.

Kuat dugaan handphone korban dibuang pelaku, yang diduga memiliki motif dendam pribadi.

Namun pihak keluarga ada pula yang meyakini kalau korban hendak dirampok penumpangnya, walaupun mobilnya merek Avanza BG 1103 OZ warna abu-abu gagal diambil pelaku dan ditemukan di Kawasan Talang Betutu, Sukarame, Palembang.

Kematian pria yang akrab disapa Ewa ini pun meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya terutama sang istri, Rosalina (34), terus menangis histeris dan berteriak, "Balek Kak!" saat tiba di Instalasi Forensik RS Bhayangkara, Selasa (22/8) sekitar pukul 11.30 WIB.

Ia datang bersama kerabatnya untuk melihat almarhum yang menjalani visum luar oleh tim dokter, sebelum dibawa ke rumah duka di Jalan Wahid Hasyim Lorong Kedukan nomor 712 B, RT 24 RW 07 Kelurahan 5 Ulu Kecamatan SU I Palembang.

"Laki aku baek wongnyo, dak neko-neko," ucap istri korban terisak, menangis sesenggukan.

Saat memberikan keterangan dengan polisi, Rosalina menyebut suaminya terakhir pamit ke luar rumah pada Senin (21/8) pukul 18.30 WIB.

Pamit Pakai Sandal Gunung

Korban pamit dengan mengenakan baju kaos 3/4 dan menggunakan sandal gunung.

Mengetahui suaminya tak kunjung pulang hingga larut malam, wanita yang bekerja sebagai PNS ini pun berupaya menghubungi beberapa nomor handphone suaminya tapi tidak ada jawaban.

Bahkan, ia sempat berkeliling Kota Palembang di tempat-tempat sang suami bisa mangkal mengambil penumpang, tapi posisi suaminya tetap tak ditemukan.

"Malam itu (21/8)  kita sudah coba telpon jam 20.00 WIB, tapi tidak diangkat. Hingga besok harinya tetap tidak bisa dihubungi, baru siang ini dapat kabar Ewa di rumah sakit," kata Nurbaiti (60), mertua Ewa yang terus mendampingi anaknya Rosalina.

Nurbaiti yang tampak lebih tegar terus menasehati anaknya untuk sabar dan mengikhlaskan kepergian Ewa.

Menurutnya, pelaku pembunuhan pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal atas perbuatannya, jika tidak di dunia pasti akan dibalas di akherat kelak.

Namun, ia pun meyakini kalau kepolisian dalam waktu dekat akan bisa mengungkap dan menangkap pelaku pembunuh menantunya yang telah memberinya dua cucu tersebut.

"Kejam pelakunya itu, mungkin mereka mau ambil mobil Ewa. Sebab, plat nomor di bamper mobil sudah lepas, tapi tidak berhasil karena mobil terkunci dari dalam," katanya.

Dari keterangan rekan kerja korban, Zulkifli (46), diketahui kalau Ewa baru beralih profesi menjadi driver taxi online, setelah lama berkerja sebagai medical representatif di sebuah perusahaan farmasi di Palembang.

Namun naas, korban tewas diduga saat hendak mengantar penumpang dari kawasan Jenderal Sudirman menuju ke arah kawasan Talang Betutu, Sukarame, Palembang.

"Dia kerja perusahaan farmasi selama ini, tapi sekitar empat hari lalu memang sempat ngobrol mau berhenti mau G*c*r (taxi online)," katanya, didampingi puluhan rekannya yang lain saat hendak memastikan jenazah korban yang sempat tanpa identitas.

Dikatakan, korban sudah mengajukan pemberhentian sejak satu pekan lalu dan tepat pada Senin (21/8) kemarin, resmi keluar.

Terakhir bertemu, dia melihat perilaku aneh dari Ewa yang bolak-balik di ruang kantor. Hanya saja ia tidak mengetahui ada permasalahan apa dengan korban.

"Tidak ada masalah di kantor. Tapi mungkin saja motifnya dendam, sebab kabarnya mobil dan jam tangan Ewa tidak diambil," ucapnya, sembari menyebut kalau korban adalah orang yang baik dalam kesehariannya.

Kapolsek Sukarame, Kompol Rivanda mengatakan pihaknya sudah mengamankan mobil Ewa yang ditemukan di Kawasan Talang Betutu, Sukarame, Palembang.

Dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan barang-barang berharga milik korban, baik itu handpone ataupun lainnya.

Hanya ada bercak darah di kursi bagian tengah mobil, yang belum diketahui apakah darahnya milik korban atau pelaku.

"Pemeriksaan kasus ini akan diserahkan ke Polres Banyuasin, tempat ditemukannya korban. Namun kita akan tetap koordinasi," jelasnya.

Hasil Visum

Sementara itu, setelah menjalani visum luar dari tim dokter RS Bhayangkara, Ewa diketahui mengalami luka memar di belakang kepala dan jeratan di leher.

"Di kepala belakang bagian kiri, memar benda tumpul, di leher ada bekas jeratan juga. Terus tangan kiri dan kanan luka robek, mungkin berkelahi. Tidak ada luka tusuk," kata dr Indra, Dokter Forensik RS Bhayangkara.

Dikatakan, jika dilihat dari kondisi jenazah, diperkirakan korban sudah meninggal 8 jam sebelum diantar ke RS Bhayangkara Selasa (22/8) pukul 5.00 WIB.

Artinya Ewa tewas dieksekusi pelaku, sejak yang bersangkutan pamit keluar rumah Senin (21/8/2017) pukul 18.30 WIB hingga 21.00 WIB.

"Kita tidak tahu penyebab kematiannya, bisa karena jeratan itu atau benturan benda tumpul di kepalanya," ucap Indra, didampingi Pamin Yandokpol RS Bhayangkara Polda Sumsel Iptu Edinson Screenshot Orderan
Ewa ditemukan tanpa identitas di Jalan Peternakan, Sembawa, Banyuasin, Senin (21/8) pukul 22.30 WIB.

Saat ditemukan, mayat dalam kondisi tangannya terentang, mulut bagian bawah sobek mengeluarkan darah, serta tangan kanan dan kirinya sobek di bagian punggung tangan. Selain itu, terdapat sebuah kawat yang terlihat masih melingkar di leher korban.

Kejadian penemuan mayat tanpa identitas ini terjadi saat seorang penjaga malam bernama Feriansyah melakukan patroli di wilayah tersebut.

Ia menemukan mayat tersebut tergeletak di pinggir jalan.

Melihat hal ini, Feri langsung menghubungi pos satpam yang dengan cepat langsung memberitahukan kejadian ini kepada pos polisi terdekat.

Setelah itu korban dibawa ke RS Bhayangkara dan baru diketahui identitasnya setelah mayat Mr X yang sudah di media sosial dicek langsung oleh rekan-rekannya.

Sementara itu, di kalangan driver taxi online beredar 'screenshot' orderan terakhir yang diduga milik Ewa.

Di sana tertulis jika si pemesan berinisial R dengan order ID R-1086189176, yang minta dijemput Jl. Sudirman No.xxxx, 17 Ilir, Ilir Tim. I, Kota Palembang, Sumatera Selatan atau tepatnya di depan rumah makan Sederhana.

Tertera juga dalam orderan tersebut nominal tagihan Rp 213.000. Hanya saja, ketika Sripo hendak mengkonfirmasinya di Kantor Gojek Palembang Jalan Basuki Rahmat, pihak berwewenang tidak ada di tempat.

"Pimpinan kita juga tidak ada, tapi di Pusat (Jakarta). Di sini staf semua. Kalaupun mau wawancara ajukan proposal dahulu," ucap salah seorang staf keamanan.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved