Juru Kunci ini Tuturkan Kisah Tentang Bukit Siguntang, Ini Jawabannya Soal Sesajen yang Ada di Pohon
Pohon-pohon yang rindang akan menyambut anda pertama kali tatkala masuk ke dalam bukit ini.
Penulis: wartawansripo | Editor: Ahmad Sadam Husen
Hal itu sempat membuat Nyai Atun kesulitan dalam menjalankan aktifitasnya sebagai juru kunci disana.
Namun ajaibnya, setelah beberapa lama mengalami stroke, seiring dengan berjalannya waktu, ia sembuh total dan sampai sekarang tetap sehat.
---
Selama menjadi juru kunci di makam tersebut, sudah banyak yang datang berziarah dan meminta doa kepada Yang Maha Kuasa untuk hajat yang mereka inginkan.
Uniknya, yang datang berziarah bukan hanya datang dari orang-orang muslim saja, melainkan penganut keyakinan lain juga ada yang berziarah kesini.
“Bukan hanya orang-orang muslim saja yang berziarah kesini, ada orang China dan agama lain juga yang ikut berdoa ditempat ini,” ujar Nyai Atun.
Namun, para peziarah diminta untuk tidak berdoa kepada Radja Segentar Alam melainkan tetap kepada Yang Maha Kuasa, baik itu dari agama manapun.
Karena semua rahmat dan rezeki hanya berasal dari Tuhan bukannya manusia.
---
Apabila kita melihat sekeliling Bukit Siguntang dengan cukup jeli, ada beberapa hal yang cukup aneh berada disana.
Yaitu banyaknya sesajen yang diletakkan di bawah pohon.
Hal ini ditanggapi santai oleh Nyai Atun selaku juru kunci daerah tersebut.
“Tidak tau juga siapa yang menaruhnya disitu, yang pasti kalau itu tidak akan berkah karena mereka meminta bantuan dengan selain Allah.
Tapi kalau mereka berdoa disini, mereka harus meniatkan hatinya untuk meminta kepada-Nya bukan kepada Radja Segentar Alam,” ujar Nyai Atun.
---
Bukit Siguntang sudah menjadi tempat yang sakral dan keramat sejak Zaman Kerajaan Sriwijaya.
Bukit ini menjadi tempat peribadatan bagi Kerajaan Sriwijaya, terbukti dengan ditemukannya patung Buddha di Bukit tersebut.
Saat ini patung tersebut berada di depan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II.
Pada abad ke-13, Kerajaan Sriwijaya runtuh dan muncullah Kerajaan Palembang Darussalam.
Pada saat kerajaan ini menguasai Palembang, sang Raja menjadikan tempat ini sebagai tempat untuk bersemedi agar bisa lebih mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa dan tempat ini tetap dikeramatkan sampai sekarang
“Kalau mau berdoa dan berziarah disini, ya doanya harus kepada Tuhan Yang Maha Kuasa jangan yang lain,” tutup sang juru kunci.

