Juru Kunci ini Tuturkan Kisah Tentang Bukit Siguntang, Ini Jawabannya Soal Sesajen yang Ada di Pohon

Pohon-pohon yang rindang akan menyambut anda pertama kali tatkala masuk ke dalam bukit ini.

Penulis: wartawansripo | Editor: Ahmad Sadam Husen
SRIPOKU.COM/WELLY HADINATA

Laporan wartawan Sriwijaya Post, Panji Maulana

SRIPOKU.COM -- Bukit Siguntang adalah salah satu tempat bersejarah di Kota Palembang.

Bukit yang rimbun nan asri ini merupakan titik tertinggi di Kota Palembang dan menyimpan banyak cerita serta misteri yang cukup khas di dalamnya. 

Pohon-pohon yang rindang akan menyambut anda pertama kali tatkala masuk ke dalam bukit ini.

Suasana sunyi nan tenang cukup menyelimuti setiap area yang adadi bukit ini.

Akan tetapi, suasana misterius akan anda rasakan ketika mulai naik menuju puncak bukit.

Saat akan sampai ke puncak bukit anda akan disambut oleh sebuah makam yaitu makam Panglima Tuan Djunjungan yang diyakini sebagai penjaga pintu sebelum menemui Radja Segentar Alam.

Makam tersebut adalah salah satu dari tujuh makam yang ada di bukit ini.

Ketika  sampai di depan makam Panglima Tuan Djunjungan, anda akan merasakan suasana seperti mendapatkan pesan 'Selamat Datang'.

bukit siguntang

---

Zaman dahulu, Panglima Tuan Djunjungan lah yang akan memberikan izin atau tidak kepada orang yang masuk ke dalam Bukit ini.

Seiring berjalannya waktu, tepat pada 1957, datanglah seorang wanita dari Pacitan, Jawa Timur, ke Palembang untuk menjadi penjaga makam di Bukit Siguntang ini.

Dia bernama Sugiatun atau biasa dipanggil 'Nyai Atun'.

Kalau ia berada di Malaysia, ia biasa dikenal dengan nama 'Bu Soko'.

---

Hutan belantara adalah pemandangan pertama yang dia lihat saat pertama kali datang ke Palembang dan menginjakkan kakinya di Bukit Siguntang ini.

Dilihatnya ada sebuah gundukan tanah yang saat ini dikenal sebagi Makam Radja Segentar Alam.

Ada seorang, menurut pengakuannya kepada Sripoku.com, yang duduk diatas makam tersebut, yang ia yakini adalah jelmaan dari sosok Segentar Alam.

---

“Pertama kali datang kesini, ada jelmaan Raja Segentar Alam.

Beliau duduk bersila, berbicara dengan bijaksana serta suaranya yang besar membuat saya kagum,” ujar Nyai Atun.

Dia bercerita bahwa pada saat itu, jelmaan Radja Gentar Alam ini menasihatinya untuk selalu berbagi rezeki kepada yang membutuhkan.

Tidak hanya itu, sempat muncul seekor Macan Hitam yang ternyata adalah jelmaan dari Panglima Kumbang.

Nyai Atun mengatakan kalau setiap Panglima di makam tersebut memiliki kisahnya sendiri-sendiri.

Berikut beberapa kisah yang dimiliki dari setiap makam yang ada di Bukit Siguntang :

Menelusuri Jejak Kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang, Kawasan Tertinggi di Palembang

---

1. Radja Segentar Alam, yang memiliki nama asli Iskandar Zulkarnain Alamsyah, berasal dari Kerajaan Mataram. 

Menurut penuturan Nyai Sugiatun, Radja Segentar Alam pertama kali ke Palembang membawa 3 kapal yang berbendera Lancang Kuning, namun saat dalam perjalanan kapal-kapal tersebut karam.

Dari semua kapal yang karam tersebut ada satu kapal yang membawa Radja Segentar Alam terdampar di Bukit Siguntang, sedangkan kapal yang lain hancur di lautan dan ada pula yang hancur kemudian terseret di situs Karang Anyar.

Ada cerita unik dari kisah Radja Segentar Alam.

Dahulu saat masa jayanya, ia diketahui dapat menaklukan hampir seluruh Sumatera hingga ke negeri tetangga, Johor dan Malaka di Malaysia.

Lagu Layar Di Malam Hari yang sering di dendangkannya di atas kapal ketika ia berserta pasukannya sedang berlayar hingga saat ini masih sering dinyayikan di daerah Medan, Johor dan Malaka.

---

2. Putri Kembang Dadar, nama aslinya adalah Putri Bunga Melur.

Percaya atau tidak karena kecantikannya, Putri Kembang Dadar diceritakan bukan berasal dari bumi melainkan berasal dari Kayangan (langit).   

--- 

3. Putri Rambut Selako, Rambut Selako artinya rambut yang keemas-emasan.

Nama aslinya sendiri adalah Putri Damar Kencana Wungsu yang menurut cerita berasal dari Keraton Yogyakarta, anak dari Prabu Prawijaya.  

---       

4. Panglima Batu Api. Ia adalah seorang ulama yang berasal dari Jeddah (Arab Saudi) yang datang ke tanah Melayu untuk berkelana dan menyiarkan agama Islam.

---  

5. Panglima Bagus Kuning, berasal dari Mataram yang datang ke Lembang (Palembang) untuk mengawal Radja Segentar Alam.

--- 

6. Panglima Bagus Karang, berasal dari Mataram yang datang ke Lembang (Palembang) bersama Panglima Bagus Kuning untuk mengawal Radja Segentar Alam.

---

7. Tuan Djunjungan, merupakan ulama dari Arab yang datang ke tanah Melayu (Swarnadwipa) untuk berkelana sambil menyiarkan agama Islam.

Bukit Siguntang

---

Sampai saat ini, makam-makam tersebut masih utuh dan sudah banyak yang diperbaiki dan diperindah.

Setelah 47 tahun mengabdi menjadi juru kunci di Bukit Siguntang, tepatnya pada tahun 2004 silam Nyai Atun terkena stroke total yang membuat mulutnya terasa seakan pindah ke bagian pipi.

Hal itu sempat membuat Nyai Atun kesulitan dalam menjalankan aktifitasnya sebagai juru kunci disana.

Namun ajaibnya, setelah beberapa lama mengalami stroke, seiring dengan berjalannya waktu, ia sembuh total dan sampai sekarang tetap sehat.

---

Selama menjadi juru kunci di makam tersebut, sudah banyak yang datang berziarah dan meminta doa kepada Yang Maha Kuasa untuk hajat yang mereka inginkan.

Uniknya, yang datang berziarah bukan hanya datang dari orang-orang muslim saja, melainkan penganut keyakinan lain juga ada yang berziarah kesini.

“Bukan hanya orang-orang muslim saja yang berziarah kesini, ada orang China dan agama lain juga yang ikut berdoa ditempat ini,” ujar Nyai Atun.

Namun, para peziarah diminta untuk tidak berdoa kepada Radja Segentar Alam melainkan tetap kepada Yang Maha Kuasa, baik itu dari agama manapun.

Karena semua rahmat dan rezeki hanya berasal dari Tuhan bukannya manusia.

Bukit Siguntang

---

Apabila kita melihat sekeliling Bukit Siguntang dengan cukup jeli, ada beberapa hal yang cukup aneh berada disana.

Yaitu banyaknya sesajen yang diletakkan di bawah pohon.

Hal ini ditanggapi santai oleh Nyai Atun selaku juru kunci daerah tersebut.

“Tidak tau juga siapa yang menaruhnya disitu, yang pasti kalau itu tidak akan berkah karena mereka meminta bantuan dengan selain Allah.

Tapi kalau mereka berdoa disini, mereka harus meniatkan hatinya untuk meminta kepada-Nya bukan kepada Radja Segentar Alam,” ujar Nyai Atun.

---

Bukit Siguntang sudah menjadi tempat yang sakral dan keramat sejak Zaman Kerajaan Sriwijaya.

Bukit ini menjadi tempat peribadatan bagi Kerajaan Sriwijaya, terbukti dengan ditemukannya patung Buddha di Bukit tersebut.

Saat ini patung tersebut berada di depan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II.

Pada abad ke-13, Kerajaan Sriwijaya runtuh dan muncullah Kerajaan Palembang Darussalam.

Pada saat kerajaan ini menguasai Palembang, sang Raja menjadikan tempat ini sebagai tempat untuk bersemedi agar bisa lebih mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa dan tempat ini tetap dikeramatkan sampai sekarang

“Kalau mau berdoa dan berziarah disini, ya doanya harus kepada Tuhan Yang Maha Kuasa jangan yang lain,” tutup sang juru kunci.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved