Update SFC

Pasca Memecat Lessa 17 Juni kemarin, Sriwijaya FC Seperti Ulang Sejarah Buruk 2005, Ini Alasannya

Sriwijaya FC bisa dikatakan sebagai klub besar, mengoleksi 2 juara Liga Indonesia (ISL 2011 dan Divisi Utama 2007),

Penulis: Hendra Kusuma | Editor: Hendra Kusuma
sriwijaya post/Candra Okta Della
Osvaldo Lessa saat memberi arahan pada skuatnya bersiap menghadapi Liga 1 

Selepas itu, Jenni Wardin mundur.

Hasil gambar untuk Suimin Diharja

Era Suimin Diharja

PASCA dua kali ganti pelatih pada musim 2005 putaran kedua, dikarenakan hasil yang didapatkan oleh Sriwijaya FC masih membahayakan, akhirnya manajemen Sriwijaya FC pun memutuskan merekrut Suimin Diharja.

Dengan posisi di dasar klasemen yakni posisi ke-14, di tangan Suimin perlahan SFC merangkat meninggalkan zona degradasi. Karena kalah itu, manajemen Sriwijaya FC meminta agar Suimin Diharja bisa membuat Sriwijaya FC tidak terdegradasi.

Keputusan manajemen untuk merekrut Suimin Dihaja yang dikenal sebagai “Pelatih Kampung” ini tepat. Di akhir musim peringkat Sriwijaya FC semakin membaik. Beberapa pertandingan yang telah dilalui, terdapat kemenangan yang berhasil diciptakan. Hasilnya, Sriwijaya FC berada di peringkat 9 klasemen akhir Wilayah Barat Divisi Utama Liga Indonesia pada tahun 2005 tersebut.

Memasuki awal musim kompetisi tahun 2006, Sriwijaya FC mulai mendatangkan pemain-pemain baru dengan tujuan untuk dapat memperbaiki peringkat Sriwijaya FC agar lebih baik dari musim sebelumnya. Adapun pemain-pemain yang didatangkan oleh manajemen dan pelatih Sriwijaya FC adalah Emeka Okoye, Stephen Mennoch, Antoni Ihnibong, dan Patricio Jimenez. Selain itu, dua orang pemain Indonesia yaitu Andi Odang dan Nico Susanto pun juga direkrut oleh Sriwijaya FC. Namun, pada pertengahan musim kompetisi, Emeka Okoye, Antoni Ihnibong, dan Stephen Mennoch, dilepas oleh manajemen Sriwijaya FC dan diganti dengan Torik El Jannaby, Frank Seator, dan Bradley Scott.

Target yang diberikan oleh manajemen Sriwijaya FC kepada Suimin Diharja pada musim 2006/2007 yaitu berada di papan tengah klasemen akhir, berhasil diwujudkan oleh pelatih yang lebih senang dipanggil “Abang” dan juga sering menggunakan “topi pet”. Sriwijaya FC berada di Peringkat 6 klasemen akhir Divisi Utama Liga Indonesia tahun 2006 dan Sriwijaya FC pun mulai dikenal oleh banyak orang karena sering menjadi batu sandungan bagi klub lain dalam perjalanan kompetisi musim tersebut.

Namun, dikarenakan prestasi Sriwijaya FC yang belum stabil yaitu ketika Sriwijaya FC bermain di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring sering menang dan imbang, namun ketika bermain di kandang lawan sangat susah mendapatkan kemenangan, Suimin Diharja pun akhirnya secara resmi tidak diperpanjang lagi kontraknya sebagai pelatih untuk musim 2007/2008.

Sebagai pengganti adalah Rahmad Darmawan yang memberikan banyak prestasi, diikuti pula oleh Kas Hartadi yang menambah koleksi gelar. Serta era Subangkit yang melatih SFC U-21 kemudian membawa SFC junior menjadi juara melengkapi semua gelar SFC, dengan 13 gelar. Oke kita stop di Era Suimin.

Apa kemiripan SFC yang sekarang dengan SFC di musim 2004

1. Dua kali ganti Pelatih

Hasil gambar untuk Widodo C putro

Era Widodo
Prestasi Widodo tidak terlalu buruk di ajang Torabika Soccer Championship. Bagaimana dia membawa SFC finish di peringkat ke-4 wilayah Timur pada musim 2016.

Dia mendapatkan apresiasi dengan perpanjang kontrak untuk musim 2017. Nah, pada musim ini merupakan ujian sesungguhnya bagi Widodo, terutama di ajang Piala Presiden.

Namun, melewati serangkaian hasil buruk dan kegagalan SFC di ajang perempat final, membuat Widodo di depak di awal musim atau tepatnya sebelum kompetisi dimulai. Dia dipecat atau diberhentikan secara hormat oleh manajemen pada 24 Mei 2017.

Halaman
1234
Sumber:
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved