Update SFC
Pasca Memecat Lessa 17 Juni kemarin, Sriwijaya FC Seperti Ulang Sejarah Buruk 2005, Ini Alasannya
Sriwijaya FC bisa dikatakan sebagai klub besar, mengoleksi 2 juara Liga Indonesia (ISL 2011 dan Divisi Utama 2007),
Penulis: Hendra Kusuma | Editor: Hendra Kusuma
SRIPOKU.COM, PALEMBANG-Meski tidak seburuk prestasi Sriwijaya FC ketika masih bernama Persijatim pada musim 2004, dan tidak sesial Sriwijaya FC di musim 2005 ketika dilatih Erick Willam, namun bisa dikatakan posisi SFC i klasemen saat ini dimana menduduki posisi ke-13 di pekan ke-11 sedikit mirip, karena hanya terpisah dua strip dari zona merah atau degradasi. Jika tidak bertindak cepat, SFC bisa mengalami kesulitan di musim 2004-2005 silam.
Yuk kita simak bagaimana prestasi klub asal Sumsel ini. Sriwijaya FC bisa dikatakan sebagai klub besar, mengoleksi 2 juara Liga Indonesia (ISL 2011 dan Divisi Utama 2007), mengoleksi Copa Dji Sam Soe sebanyak tiga kali, plus dua gelar Inter Island Cup (IIC), satu Community Shield dan Perang Bintang.
Pelengkapnya adalah gelar ISL U-21 di penghujung 2013.
Namun sejarah itu seperti klimaks bagi Sriwijaya FC karena setelah ini, tiada lagi kehebatan Sriwijaya FC yang dulu. SFC seperti kehilangan keampuhan sejak musim 2014, pasca berakhirnya era keemasan SFC, di mana Ferry Rotinsulu pensiun, Tony Sucipto bahkan sudah lebih dulu ngacir ke Persib Bandung.
Seperti penelurusan dari dokumentasi Sripo, Akhir dari klimaks itu, ketika Pelatih Kas Hartadi diganti oleh Subangkit. Hingga tiga tahun berlalu SFC puasa gelar.
Era Widodo sebenarnya baru dimulai awal 2017 lalu, sayang dia kemudian diberhentikan ketika awal musim dan masuklah pelatih Oswaldo Lessa. Pelatih yang sebenarnya cukup care dan peduli kepada pemain muda. Namun, dia pecat karena gagal memenuhi ekspektasi, Sabtu lalu atau sehari setelah kalah dari Persija Jakarta pada Jumat (16/6).
Next! Mari kita falshback bagaimana perjalanan klub bernama Sriwijaya Football Club Palembang, klub sepakbola yang mulai berdiri 23 Oktober 2004. Dimulai dengan keberhasilan Provinsi Sumatera Selatan menjadi tuan rumah PON XIV pada tahun 2004 menjadi awal dari sejarah Sriwijaya FC.
Fasilitas dan arena PON XIV yang mubazir jika tidak dimanfaatkan itu memunculkan ide Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, yang saat itu dipimpin Ir Syahrial Oesman membeli klub sepakbola, agar Stadion Gelora Sriwijaya yang dibangun dengan dana miliaran rupiah itu digunakan dan tidak mubazir pembangunannya. Kebetulan saat itu sepakbola Sumsel mempunyai gaung dipentas sepakbola nasional, sehingga pembelian klub menjadi opsi untuk menjaga venue dan membina pemain Sumsel.
Maka pada tanggal 23 Oktober 2004 ditandangani nota kesepahaman (MoU) antara Muhammad Zein, pemilik Persijatim Solo FC, dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan yang diwakili langsung oleh Gubernur Sumsel mengenai take over (pembelian) klub Persijatim oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.

Stop, mari kita lihat di era SFC kekinian, meski tidak persis sama, namun di Era 2004, kejadian serupa memang terulang, setidaknya SFC sempat dua kali ganti Pelatih, usai memencat pelatih Asing Erick William gagal mengangkat performa tim.
Ketika Erick dipecat, Pelatih Jenni Wardin menggantiannya, seperti hanya Lessa yang menggantikan Widodo C Putro, dia adalah pelatih yang paling singkat di tim SFC, karena hanya bertahan dalam 3 pertandingan, kekalahan ketiga dia dapatkan ketika kalah 0-3 dari PSPS Pekan Baru.
Ini awal jatuh bagunnya Sriwijaya FC sehingga kemudian Jenni Wardin mundur di musim 2005 kala itu. Manajemen kemudian menarik Suimin Diharga. Nah pelatih asal Medan inilah yang kemudian menyelamatkan SFC.
Yuk mari kita lihat sejarah tiga pelatih di masa kesuraman SFC pada 2004 silam. Nah, jalan cerita dan karir dari ketiga pelatih ini, sedikit mirip dengan apa yang dialami SFC saat ini, di mana SFC kini terpuruk di peringkat ke-13 pekan ke-11 Liga I Indonesia atau Liga Gojek Traveloka.
Peringkat terendah kedua sepanjang sejarah di musim 2017, di mana sejak musim 2007, SFC tidak pernah berada di titik nadir.
Berikut Perjalanan Tiga Pelatih 2004 yang kemudian berjasa membuat SFC besar seperti sekarang: