Demi Wujudkan Cita Cita Anak
Demi Wujudkan Cita-Cita Anak Kuliah di ITS Bapaknya Ikhlas Jalan Kaki 16 Km Sehari
Ada filosofi yang berkembang di tengah masyarakat sebagai pola didik orang terhadap anak demi kemajuannya. Pesan sang Ayah...
Kondisi itu tentu jauh lebih besar bila dibandingkan dengan gajinya sebagai cleaning service pada saat usiannya 30 tahun. Saat itu ia sebulan hanya menerima gaji Rp 700.000.
"Sebelum menjadi penilik jalur, saya sempat bertugas sebagai penjaga perlintasan selama dua tahun," tandas Madyani.
Dari penghasilannya itu, mungkin terinspirasi dengan filosofi yang pernah dipesankan para orang pada anaknya sebagai motivasi "jangan ayam beranak ayam" Madyani menginginkan anaknya mengenyam pendidikan lebih tinggi hingga perguruan tinggi. Hasilnya anaknya pertama, Alif Nur Hidayah (26) bisa lulus dari UIN Jogja. Sementara anaknya kedua, Muhammad Abid Hidayatullah (24), lulusan ITS Surabaya.
"Anak saya yang ketiga, Muhammad Amarullah Ridho (16) baru mau lulus SMA," ungkap Madyani.
Tugas vital
Sementara itu, Manajer Humas PT KAI Daop Tujuh Madiun, Supriyanto menuturkan, penilik jalur bertugas melakukan pemeriksaan, dan segera melaporkan apabila terjadi kerusakan.
"Tugas mereka sangat vital, untuk menjamin keselamatan perjalanan KA," kata Suprianto.
Menurut Suprianto, setiap harinya selama dua kali, pagi dan malam, penilik jalur memastikan jalur yang dilewati kereta api aman.
(Baca juga: Kisah Mukhlis Penyandang Disabilitas yang Kayuh Sepeda Puluhan Kilo Jual Telur Asin demi Orangtua)
Beberapa hal yang harus dicek penilik jalur ada tidaknya penambat atau balas yang lepas, dan tidak ada gangguan semisal rel retak atau terhalangi batu.
Masing-masing penilik jalur diwajibkan memeriksa jalur kereta api sepanjang delapan kilometer. Bila jarak antar stasiun melebihi dari delapan kilometer maka dibebankan bagi dua penilik jalur.
"Jumlah stasiun di wilayah Daop 7 sebanyak 35 unit dengan petugas penilik jalur sekitar 50-an orang," ungkap Supriyanto.
Berita ini telah dipublikasikan Kompas.com dengan judul asli :
Cerita Pemeriksa Rel Kereta Api, Jalan Kaki 16 Km Setiap Hari hingga Bisa Kuliahkan Anak ke ITS