Demi Wujudkan Cita Cita Anak

Demi Wujudkan Cita-Cita Anak Kuliah di ITS Bapaknya Ikhlas Jalan Kaki 16 Km Sehari

Ada filosofi yang berkembang di tengah masyarakat sebagai pola didik orang terhadap anak demi kemajuannya. Pesan sang Ayah...

Editor: Salman Rasyidin
KOMPAS.com
Penilik jalur kereta api PT KAI Daop Tujuh Madiun, Madyani berjalan memeriksa keamanan rel kereta api, Kamis (25/5/2017) pagi. 

Demi Wujudkan Cita-Cita Anak Kuliah di ITS

Bapaknya Harus Ikhlas  Jalan Kaki 16 Km Sehari

Ada filosofi yang berkembang di tengah masyarakat  sebagai pola didik orang terhadap  anak demi kemajuannya. Pesan sang Ayah...

"Nak pesan orangtua terdahulu, kalau ingin maju, jangan sama dengan "ayam beranak ayam." itu tandanya tidak ada kemajuan."

"Kalau orangtua kamu ayam, maka kau nanti harus jadi kambing".

Artinya, baik pendidikan maupun profesi orangtua dan anak tidak sama. Seperti contoh, kalaupun harus sama karena talenta ada di situ,  kalau orangtua sebagai guru SD dan anak juga berprofesi guru, maka si anak harus menimal guru SMP atau SMA, bahkan kalau bisa jajdi Dosen. 

Mungkin fisosofi ini yang diamalkan oleh penilik jalur kereta api PT KAI Daop Tujuh Madiun. Dengan statusnya sebagai penilik,  Madyani ikhlas berjalan memeriksa keamanan rel kereta api, seperti yang dilakoninya Kamis (25/5/2017) pagi.

Bekerja sebagai pemeriksa jalur rel kereta api terlihat sepele.

Namun di balik itu pemeriksa jalan kereta api memiliki peran vital untuk keamanan perjalanan kereta api setiap harinya.

Menggunakan rompi "kebesaran kesatuan" oranye dan bertopi, Madyani (53), petugas pemeriksa jalan kereta api PT KAI Daop 7 Madiun mengangkat besi berbentuk persegi empat dengan roda kecil di bagian kaki.

Pria ini kemudian meletakan besi persegi empat yang memiliki empat kaki dan empat roda kecil itu ke atas rel kereta di Stasiun Babadan, Desa Dimong, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, seperti yang terlihat  Kamis (25/5/2017) pagi lalu.

Tak hanya persegi empat besi, Madyani membawa dua kotak peralatan yang tergantung di sisi kanan dan kiri di tiang persegi empat besi itu. Isi kotak itu berupa lampu, kunci inggris, palu, tas ransel, sabit (arit), hingga senter.

Setelah besi persegi empat berada di atas rel, Madyani mendorong perlahan maju ke depan menuju ke Stasiun Madiun yang berjarak sekitar 8 kilometer. Tak sekedar berjalan, ayah tiga anak ini harus memastikan kondisi rel aman untuk dilintasi roda kereta api.

"Sudah empat tahun saya bekerja sebagai petugas penilik jalur (PPJ)).

Untuk menilik jalur dilakukan dua kali dalam sehari pagi dan malam. Kalau dinas malam, setelah menilik jalur kereta api saya istirahat di kantor stasiun," kata Madyani.

Halaman
123
Sumber:
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved