Resmikan Fasilitas Kompresi di Lapangan Sumpal, Jonan Apresiasi Kinerja ConocoPhillips

"Kita melibatkan 100% tenaga kerja lokal/nasional. Jadi pekerja lokal hampir 90 persen dan sisanya dari daerah lain," ungkapnya.

Penulis: Darwin Sepriansyah | Editor: Darwin Sepriansyah
SRIPOKU.COM/DARWIND SEPRIYANSYAH
Menteri ESDM, Ignasius Jonan menekan tombol sirine sebagai tanda diresmikannya Sumpal Compression Project, bersama President & General Manager ConocoPhillips (Grissik) Bajian Agarwal; Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi dan Manajer Proyek Kompresi Sumpal, I Wayan Budiartha, di Gressik Rec Hall, Minggu (21/5/2017) 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, mengapresiasi kinerja Tim Kerja ConocoPhillips, dalam proyek penyelesaian Fasilitas Kompresi di Lapangan Sumpal (Sumpal Compression Project) ConocoPhillips (Grissik) Ltd, di Muba, Sumsel.

"Selamat tim ConocoPhilips untuk proyek Sumpal. Ini proyek yang besar," katanya dalam sambutan di Gressik Rec Hall, Minggu (21/5/2017).

Peresmian itu dilakukan secara simbolis di Gressik, karena lokasi proyek di Sumpal, Bayung Lincir, Muba.

Namun pihak panitia menyiapkan teleconference antara Jonan dengan pekerja yang berada di Sumpal.

Ignasius
(SRIPOKU.COM/DARWIND SEPRIYANSYAH)

Hadir pula dalam peresmian kemarin, President & General Manager ConocoPhillips (Grissik) Bajian Agarwal; Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi; Kepala SKK Migas Wilayah Sumbagsel, Tirat Sambu dan tamu undangan lainnya.

Jonan mengungkapkan alasannya rela datang jauh-jauh dari Jakarta untuk meresmikan Sumpal Compression Project , terlebih pada hari libur.

Menurutnya kinerja Tim ConocoPhillips bisa menjadi contoh bagi BUMN di sektor minyak dan gas (migas) yang berada di bawah naungannya, seperti Pertamina, PGN dan lainnya.

"Kenapa saya mau ke sini, ada empat alasan. Pertama keamanan, dalam proyek ini zero accident (nol kecelakaan) dan ini harus dipertahankan. Sebab generasi sekarang, berapapun besar gajinya kalau perusahaan tidak mementingkan keselamatan pasti mereka tidak mau bekerja di situ," katanya.

Dikatakan, alasan kedua yakni ConocoPhillips mampu memberdayakan masyarakat lokal sekitar, yang memperkerjakan hampir 90 persen dari total 1000 pekerja yang menyelesaikan Sumpal Compression Project. Ketiga, biaya penyelesaian proyek bisa lebih hemat 25 persen.

"Terakhir tepat waktu, bahkan lebih cepat," ucapnya.

 

Ignasius
Ignasius (SRIPOKU.COM/DARWIND SEPRIYANSYAH)
Ignasius

President & General Manager ConocoPhillips (Grissik) Bajian Agarwal merinci proyek pengadaan dan konstruksi (EPC) di Lapangan Sumpal itu selesai dengan nilai biaya 25% dibawah nilai Realisasi Biaya Proyek (AFE) yang disetujui, yaitu sebesar USD 222.9 juta menjadi USD 163.6 juta.

Proyek ini pun dilaksanakan pada area brown field tanpa menggangu kegiatan rutin operasi produksi (No List Production Opportunity) dan meminimalisir gangguan ke masyarakat sekitar.

"Kita melibatkan 100% tenaga kerja lokal/nasional. Jadi pekerja lokal hampir 90 persen dan sisanya dari daerah lain," ungkapnya.

Manajer Proyek Kompresi Sumpal, I Wyan Budiartha menambahkan, tujuan dari Sumpal Compression Project diperlukan untuk menjaga kapasitas produksi Sumpal di angka maksimum @310 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) dan merupakan bagian dari Sumpal Phase-2 POFD 2010.

Lapangan Sumpal pun didedikasikan untuk Perjanjian Jual-Beli Gas (Gas Sales Agreement/GSA) GSPL.

Proyeknya dimulai 23 Maret 2015 dan telah diselesaikan tiga bulan lebih cepat yakni di bulan April 2017 (Place in Service) dari rencana awal Juli 2017.

Fasilitas Sumpal Gas Station memulai operasi di tahun 2011 dan berhasil mengoptimalisasi volume produksi dari 265 mmscfd menjadi 310 mmscfd dengan menggunakan kompresor.

Kemudian pencapaian kinerja keselamatan kerja 3.248.149 jam kerja tanpa kehilangan waktu kerja, tanpa mencemari lingkungan.

"Di dalam ruang lingkup proyek, ada satu tingkat sistem Kompresi (3 unit) Gas Turbine Compressor (GTC) dengan total 24.000 hotse Power (HP). Dua (2) unit @1 Mega Watt (MW) Gas Turbine Power Generator. Kemudian ruang kendali instrumentasi dan elektikal," jelasnya.

Usai melakukan peresmian, Menteri Jonan pun diajak ke Grissik Plant, pusat pengelolaan gas Conocophilips.

Dengan mengendarai bus yang berjalan perlahan, rombongan mengitari lokasi proyek sembari mendengar penjelasan dari pemandu dari tiap-tiap mesin yang ada di lokasi.

Dikatakan, ada 6 operator yang bertugas di Grissik Plant, yakni 4 operator lapangan dan 2 operator panel.

Merekalah yang bertanggungjawan melakukan proses pengolahan gas hingga siap didistribusikan.

"Penjualan migas dari kita, sebagian besar diambil oleh pasar domestik, yakni 80 persen," kata Nyoman Sidi Mantra, Field Manajer Grissik.

Terkait kasus illegal tapping (pencurian minyak) dan illegal drilling (pengeboran liar), Nyoman mengungkapkan kalau pihaknya kini mampu menekan hal itu dari tahun ke tahun.

Mulai dari 2014 ada 21 kasus, menurun menjadi 17 kasus di 2015 dan 2016 hanya 7 kasus.

"Untuk tahun ini belum ada kasusnya, jauh menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sebab, kita sekarang menggunakan drone dengan inframerah, untuk melakukan pengawasan waktu rawan, yakni jam 21.00 sampai 03.00 dini hari," ungkapnya. (*)

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved