Awas! Jelang Ramadan, Banyak Ikan Mengandung Formalin Dijual di Pasar
Ada penampung ikan yang sengaja memberikan formalin untuk memperpanjang waktu, sehingga jangan sampai busuk
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Sudarwan
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Guna mengantisipasi beredarnya ikan berformalin, Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Kelas II Palembang bersama instansi terkait akan melakukan sidak ke beberapa pasar tradisional.
“Kami akan mengadakan rapat dengan Dinas Ketahanan Pangan untuk sidak mempersiapkan hari Ramadan, kami akan berkunjung ke pasar-pasar tradisional ke pasar modern untuk mendeteksi pengujian formalin,” ungkap Kepala BKIPM Kelas II Palembang, MW Giri Pratikno pada sosialisasi pemeriksaan ikan yang mengandung formalin menjelang bulan suci ramadan di Univrrsitas PGRI Palembang.
Ia mengimbau masyarakat agar cermat dalam membeli ikan yang biasa dijual di pasar tradisional.
Pasalnya mereka mendapat temuan banyak ikan yang mengandung zat pengawet atau formalin yang dijual di pasar.
“Itu didapatkan saat melakukan inspeksi mendadak (Sidak) tahun lalu di beberapa pasar tradisional,” ujarnya, Kamis (11/5/2017).
Dekan Fakultas Perikanan Universitas PGRI Palembang, DR Helmi Haris menilai banyaknya peredaran ikan di pasaran yang mengandung zat pengawet diduga karena disengaja untuk mendapatkan keuntungan.
“Ada penampung ikan yang sengaja memberikan formalin untuk memperpanjang waktu, sehingga jangan sampai busuk dan bisa awet sampai beberapa hari,” katanya.
Menurutnya dalam distribusi, banyak ikan dari luar Palembang yang masuk lewat Sumatera tidak melalui pengujian terlebih dahulu.
Tetapi kalau di penampungan ikan berskala besar biasanya negatif penggunaan formalin.
“Begitu masuk dari miniplan ke agen itu di sana timbul ada pencampuran formalin supaya awet,” paparnya.
Ia mengingatkan, Provinsi Sumsel patut mewaspadai karena termasuk kategori tinggi dalam mengkonsumsi ikan, bahkan di atas standar nasional.
“Kalau standar nasionalnya, per orang setidaknya mengkonsumsi sebanyak 37 Kg per tahun. Namun Sumsel 39 Kg per tahunnya,” ujarnya.
Tingginya konsumsi ikan di Sumsel, tambahnya, didorongnya oleh banyaknya produk olahan berbahan baku ikan.
“Makanan kita banyak yang mengandung ikan, seperti pempek, kemplang dan lainnya,” ujarnya.
