Nenek Almena Terpaksa Digendong Menyeberang Jembatan Enim III

Almena terpaksa ditolong warga dan TNI untuk menyeberangi jalan yang longsor dengan cara digendong, sebab hanya berjalan kaki ketika kekebunnya.

Penulis: Ardani Zuhri | Editor: Tarso
zoom-inlihat foto Nenek Almena Terpaksa Digendong Menyeberang Jembatan Enim III
SRIPOKU.COM/ARDANI ZUHRI
Amena, Warga Desa Karang Raja, Muaraenim.

SRIPOKU.COM, MUARAENIM--- Nenek Almena (70) warga Desa Karang Raja, Muaraenim, tampak kaget dan kebingungan.

Pasalnya ketika pergi ke kebunnya pada pagi hari, jembatan Enim III masih bisa dilalui, namun ketika pulang sore harinya, Jembatan Enim III sudah tidak bisa dilintasi karena jalannya longsor dan putus.

Akibatnya, ia terpaksa ditolong warga dan TNI untuk menyeberangi jalan yang longsor dengan cara digendong, sebab Almena hanya berjalan kaki ketika kekebunnya.

"Pagi tadi sekitar jam 7.30 aku lewat sini untuk ke kebun, aku dide pacak kalu la longsor jalan ini," ujar Almena Dengan logat bahasa daerah, Kamis (23/2/2017).

Menurut Almena, bahwa sebelum ada jembatan Enim III tersebut, ia bersama warga lainnya ketika akan kekebun yang terletak diseberang sungai biasanya menggunakan jembatan gantung atau perahu.

Namun setelah ada jembatan, warga selalu menggunakan jembatan Enim III untuk menyeberang, sebab selain lebih aman, juga bisa lebih mudah membawa hasil bumi.

"Kalau putus cak ini, kami susah nian nak nyebrang. Tepakso naik ojek sebab kalu jalan kaki jauh nian nak mutar, kalu pacak gancang-gancang dieloki jembatan ini" ujar Almena.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved