Pupuk Menghilang di OKU Timur, Petani Khawatir
Hal itu membuat petani khawatir mengingat pupuk merupakan kebutuhan utama untuk meningkatkan hasil pertanian.
Penulis: Evan Hendra | Editor: Tarso
SRIPOKU.COM, MARTAPURA – Petani di Kabupaten OKU Timur baik jagung maupun sawah sejak beberapa minggu terakhir mengalami kesulitan untuk mendapatkan pupuk jenis urea dan phonska.
Sulitnya mendapatkan pupuk tersebut bukan hanya terjadi tahun 2017 saja, namun kondisi serupa selalu terjadi setiap tahun dan belum ada upaya serius dari pemerintah untuk mengatasi kebutuhan petani yang sangat mendasar tersebut.
Ahmad (35), salah satu petani Jagung asal Kecamatan Bungamayang Senin (13/2) mengatakan, langkanya pupuk jenis urea dan phonska tersebut sudah terjadi hampir satu bulan terkahir.
Tentu saja hal itu membuat petani khawatir mengingat pupuk merupakan kebutuhan utama untuk meningkatkan hasil pertanian.
“Umur jagung sudah memasuki 20 hari. Seharusnya kita sudah melakukan pemupukan untuk tahap pertama. Namun pemupukan belum bisa dilakukan karena pupuk sulit didapat. Sudah keliling di pengecer tapi kiosnya masih banyak yang kosong,” jelasnya.
Dikatakan Ahmad, kesulitan mendapatkan pupuk selalu dilanda petani baik saat musim tanam jagung, maupun saat musim tanam padi. Petani yang sudah mengalami kesulitan untuk menyambung hidup kata dia, disulitkan dengan tidak adanya pupuk.
Biasanya lanjutnya, kebutuhan pupuk tersebut akan tersedia namun dengan harga yang cukup tinggi sehingga membuat petani kesulitan.
“Sekarang urea dan phonska yan mengalami kesulitan. Tidak lama lagi, SP36 yang menghilang. Tiba-tiba tersedia di pasaran namun dengan harga yang sudah cukup tinggi,” katanya.
Sementara Ediyanto (41) petani sawah mengungkapkan hal serupa. Memasuki musim tanam kedua tahun 2017, petani belum bisa mendapatkan pupuk di tingkat pengecer. Hal itu tentu saja membuat petani khawatir musim tanam terganggu karena ketersediaan pupuk.
“Sekarang masuk musim tanam gadu, kita mencari pupuk sudah susah. Terus terang kami petani jadi gelisah. Biasanya kalau umur tanaman padi sudah satu bulan petani banyak yang butuh pupuk, tapi sekarang belum mulai menggarap lahan pupuk sudah susah dicari,” ujarnya.
Sedangkan Adi, pengecer pupuk juga membenarkan langkanya pupuk sejak satu minggu terakhir. Bahkan dia mengaku stok pupuk yang ada di kiosnya saat ini sedang kosong.
“Banyak petani yang kesini mencari pupuk pulang dengan kecewa sebab tidak mendapatkan pupuk. Sebagian petani kecewa karena yang sudah duluan menanam jagung sudah saatnya pemupukan namun pupuknya tidak ada,” katanya.
Padahal uang untuk tebusan pupuk, kata Adi, sudah dibayarkan sejak satu bulan lalu melalui distributor, namun hingga saat ini pupuk belum didistribusikan ke pengecer. Pengecer sudah melunasi pembayaran sesuai kebutuhan pupuk yang dibutuhkan petani.
“Pernah kita tanyakan ke distributor dan mereka menjawab bahwa pelunasan sudah dilakukan ke produsen pupuk,”katanya.
Salah satu distributor pupuk di wilayah OKU membenarkan saat ini terjadi kelangkaan pupuk. Permintaan pupuk bagi para petani di OKU Timur kata dia, saat ini belum terpenuhi. Jatah pupuk dari PT Pusri pengirimanya mengalami kendala tersendat-sendat.
“Biasanya rutin dalam tiga hari pupuk masuk sekitar delapan mobil dengan muatan dalam satu mobil yang delapan hingga sembilan ton pupuk. Namun saat ini tersendat. Padahal uang penebusan sudah kita lunasi tapi pupuk yang keluar untuk saat ini dibatasi dan tersendat-sendat sedangkan pengecer dan petani tahunya protes ke kita terus,” jelasnya.
