KISAH NYATA:Jenderal Roberto sang Algojo Kejam yang Jadi Ulama Besar Usai Bertemu sang Ayah

"Ah ... Rasanya aku pernah mengenal buku ini. Tapi kapan Ya, aku pernah mengenal buku ini," suara hati Roberto bertanya-tanya.

Penulis: Hendra Kusuma | Editor: Hendra Kusuma
Ilustrasi
Ilustrasi 

Ia pun menangis keras, tak ubahnya seperti Ahmad Izzah dulu.

Pikirannya terus bergelut dengan masa lalunya. Ia masih ingat betul, bahwa buku kecil yang ada di dalam genggamannya adalah Kitab Suci milik bapaknya, yang dulu sering dibawa dan dibaca ayahnya ketika hendak menidurkannya.
Ia juga ingat betul ayahnya mempunyai 'tanda hitam' pada bagian pusar.

Pemuda beringas itu terus meraung dan memeluk erat tubuh renta nan lemah. Tampak sekali ada penyesalan yang amat dalam atas ulahnya selama ini. Lidahnya yang sudah berpuluh-puluh tahun alpa akan Islam, saat itu dengan spontan menyebut, "Abi ... aku masih ingat alif, ba, ta, tsa ..."

Hanya sebatas kata itu yang masih terekam dalam benaknya.

Sang Ustadz segera membuka mata ketika merasakan ada tetesan hangat yang membasahi wajahnya.
Dengan tatapan samar dia masih dapat melihat seseorang yang tadi me

nyiksanya habis-habisan kini tengah memeluknya.

"Tunjuki aku pada jalan yang telah engkau tempuh Abi, tunjukkan aku pada jalan itu ..." terdengar suara Roberto memelas.

Sang Ustadz tengah mengatur nafas untuk berkata-kata, ia lalu memejamkan matanya. Air matanya pun turut berlinang. Betapa tidak, jika sekian puluh tahun kemudian, ternyata ia masih sempat berjumpa dengan buah hatinya, di tempat ini. Sungguh tak masuk akal. Ini semata-mata bukti kebesaran Allah SWT ...

Sang Abi dengan susah payah masih bisa berucap, "Anakku, pergilah engkau ke Mesir. Di sana banyak saudaramu. Katakan saja bahwa engkau kenal dengan Syaikh Abdullah Fattah Ismail Al-Andalusy. Belajarlah engkau di negeri itu."

Setelah selesai berpesan sang Ustadz menghembuskan nafas terakhir dengan berbekal kalimah indah. "Asyhadu an-laa Ilaaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasullullah ..."

Beliau pergi menemui Rabb-nya dengan tersenyum, setelah sekian lama berjuang di bumi yang fana ini.

Ahmad Izzah mendalami Islam dengan sungguh-sungguh hingga akhirnya ia menjadi seorang alim di Mesir. Seluruh hidupnya dibaktikan untuk Islam, sebagai ganti kekafiran yang di masa muda sempat disandangnya. Banyak pemuda Islam dari berbagai penjuru dunia berguru dengannya.
Dialah ... "Al-Ustadz Ahmad Izzah Al-Andalusy"

Benarlah firman Allah ...
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrahnya itu. Tidak ada perubahan atas fitrah Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."
[QS Ar Rum : 30]

Masya Allah ...
Semoga kisah ini dapat membuat hati kita luluh dengan hidayah Allah yang mudah-mudahan dapat masuk mengenai qalbu kita untuk tetap taat kepadaNya ...Demikian seperti dikutif dari beberapa sumber (http://tamanbacaanblog.blogspot.co.id, secuilbacaan.blogspot.com, osdir.com/ml/culture.religion.healer.mayapada)

Berikut Tanggapan Netizen:

Erna
Erna Ijin share ya...tq
 
Yustini Chairani Yustini Chairani Subhaannallah,,maha kasih enkau ya allah,,,aku nangis membaca kisah ini ya allah,,,jauh kan aku dari perbuatan2 buruk yang tdk engkau redhoi ya allah,,,jadikan aku orang yang selalu ingat kpd mu,,,terima kasih,,loer dgn kisah ini,,kita akan selalu dekat,,dgn allah,,amiiiin ya robal alamin...

Aina Hasnah Kita selalu mengimpikan kehidupan yang indah yg tiada masalah dan takut pada
kemiskinan malah untuk
menegakkan keadilan pun kita takut kehilangan apa yg kita miliki
 
RM Pindang PrabuRM Pindang Prabu Subhanallah, hanya Allah yg dpt membolik balikkan hati dan hanya Allah pula sbg pemeganga hak prerogatif Hidayah, drmoga kita semua selalu dalam perlindungan Allah SWT. AAmiin YRA.
Sumber:
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved