Sekolah Alam, Siswa Belajar Sambil Bermain

Mendidik siswa tidak harus selalu terlihat formal. Bisa juga dengan memanfaatkan alam sebagai ruang pembelajaran.

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Ahmad Sadam Husen
SRIPOKU.COM/ABDUL HAFIZ
Siswa Sekolah Alam Indonesia (SAI) belajar sambil bermain, juga menanam dan belajar di lokasi terbuka. 

Untuk biaya guru, tingkatan TK Rp 500 ribu perbulan, SD Rp 600 ribu, dan SL Rp 700 ribu.

Uang KBM berkaitan dengan berenang, kemah, perlengkapan alat tulis selama setahun yakni TK Rp 2,2 juta. SD dan SL Rp 2,7 juta.

DPP (Dana Pengembangan Pendidikan) dibayarkan sekali selama sekolah per level, dimana TK dikenakan Rp 8 juta, SD Rp 10 juta, SL Rp 11 juta.

Di luar biaya tadi, sehari-harinya para siswa akan disiapkan makan siang dari catering atau mereka bisa juga membawa bekal makan siang. Antar jemput pun juga disiapkan. Selain itu, juga ada ekskul futsal, panahan, kreasi tangan, public speaking, robotic, comic raider, tahfidz, serta tahsin Al-Qur'an (TTQ).

"Anak yang bersekolah alam tidak hanya kuat secara akademik, tetapi juga dilatih kepemimpinan, akhlak dan logika berpikirnya dengan kegiatan-kegiatan di Sekolah Alam. Kalau sekolah umum cuma kegiatan akademik, kegiatan lainnya sedikit sekali. Dengan sekolah alam, pastinya anak akan lebih mandiri," kata Nasrullah.

Untuk jadwal kegiatan belajar sekolah dimulai Senin-Jumat. Hari Sabtu diisi ekskul. Untuk TK A masuk jam 08.00-11.30, dan  TK B 08.00-usai Dzuhur.

SD kelas 1 masuk 07.30 sampai waktu Dzuhur yang diakhiri salat berjamah. Kelas SD 2 masuk 07.30 sampai pukul 14.00, dan SD 3-SL 9 masuk pukul 07.30 hingga waktu salat Ashar berjamaah.

Ada 3 level di sekolah alam ini, meliputi TK, SD, SL atau SMP. Kegiatannya berbeda-beda.
Di TK yaitu day camp, yakni menginap di sekolah dengan suasana pakai tenda dan api unggun.

Kalau SD, Out Tracking Fun Advanture (OTFA). Sudah keluar dari sekolah, para siswa diajak menginap di hutan selama dua hari satu malam.

Untuk SL (Sekolah Lanjutan) yakni dengan naik gunung, menyusuri pantai. Para siswa juga pernah diajak ke Gunung Kaba,Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu, menyusuriPantai ke Lampung. Untuk tahun ini, direncanakan diganti ke Bangka.

"Kemudian outing besar keluar kota. Anak mencari dana, misalnya ke Bangka butuh Rp 14 juta. Per anak Rp 1,5 juta. Hal ini diakomodir dengan cara guru memfasilitasi disela belajar dengan berjualan atau menabung dengan tujuan harus tembus target Rp 1,5 juta. Moment Market Day juga. Anak-anak dikumpulkan bersama Orangtua. Kalau terkumpul hanya Rp 1,2 juta, artinya sisanya Orangtua baru menutupinya. Disini, ada proses untuk mencari dana," jelas Adi.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved