Sekolah Alam, Siswa Belajar Sambil Bermain
Mendidik siswa tidak harus selalu terlihat formal. Bisa juga dengan memanfaatkan alam sebagai ruang pembelajaran.
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Ahmad Sadam Husen
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Mendidik siswa tidak harus selalu terlihat formal. Bisa juga dengan memanfaatkan alam sebagai ruang pembelajaran, seperti yang diterapkan Sekolah Alam Indonesia (SAI), Jl. Putri Kembang Dadar, samping Diklat Provinsi, Bukit Siguntang, Palembang, yang menerapkan sistem belajar sambil bermain, menanam dan di lokasi terbuka.
"Kegiatan pembelajarannya banyak dilakukan luar. Kalau pun di kelas, bukan dengan dinding, tapi menggunakan saung yang bukan permanen. Kegiatannya juga banyak diisi belajar sambil bermain. 70 persen di luar, 30 persen di dalam," ungkap Kepsek SD SAI Bukit Siguntang Palembang, Adi Setiawan AMA, didampingi Kepsek SL (Sekolah Lanjutan/SMP), Wahyudi AMd, Kepsek TK Esi Widiatuti SPdi, Kamis (13/10/2016).

Siswa Sekolah Alam Indonesia saat mengikuti outing menyusuri pantai.
Konsep ini, kata Adi, diambil karena pihaknya ingin proses belajar itu terjadi secara langsung dan nyata. Contohnya, ada kegiatan market day, dimana anak diajarkan caranya berwirausaha serta berjualan, serta proses apa yang akan dijalani saat berniaga. Anak-anak diajarkan langsung bagaimana membuat, menentukan harga jual, bagaimana menjual dan juga membeli.
Ada juga yang namanya outing (pembelajaran keluar) kecil. Misalnya, kelas satu belajar tema belanja makanan sehat dan halal, maka mereka akan diajak ke pusat perbelanjaan. Mereka akan diajak memilih makanan dengan label halal. Lalu, jika yang dipelajari bertema air, mereka akan diajak ke tempat yang memiliki lingkungan berair. Mereka akan diajarkan menjaga air, elihat langsung air kenapa kotor, melihat banyak sampah sambil diajarkan untuk tidak boleh membuang sampah nsembarangan.

Siswa Sekolah Alam Indonesia belajar sambil bermain juga menanam sayur-mayur dan buah-buahan.
Sementara itu, kelas 3-5 SD dan SL 7-8 juga pernah melakukan outing besar. Siswa diajak menginap lebih dari 3 hari 3 malam di luar kota. Untuk kelas 3, kegiatan outing dilakukan Lampung dan Bengkulu karena temanya Samudera dan Flora-Fauna. Untuk kelas 4, kegiatannya dipusatkan di Bangka karena bertema mineral dan logam. Para siswa diajak ke pertambangan timah, seperti mendatangi tambang timah Muntok.
Untuk kelas 5, outing dilakukan di Jakarta dengan tema kemerdekaan RI. Dan untuk kelas SL 7-8 para siswa diajak mengenal suku-suku yang ada di I ndonesia, seperti suku anak dalam, mereka diajak memahami anak dalam, menginap bersama suku anak dalam rimba, serta belajar kebudayaan etnik bersama mereka.

Siswa Sekolah Alam Indonesiasaat mengikuti kunjungan ke sebuah peternakan sapi.
"Inti dari outing, dengan adanya tema, anak bisa merasakan langsung alam sebagai laboratorium nyata," kata Adi.
Sekolah Alam ini juga memili beberapa pencapaian (goal), seperti mengedepankan akhlak, leadership, dan logika berfikir (kognitif). Akhlak merupakan fondasi awal dan dibentuk dengan mengajarkan anak-anak beberapa hal seperti mengantre, jangan mendahulukan ego
Untuk Leadership, keberanian siswa akan dibentuk bersamaan dengan akhlak agar anak-anak bisa menjadi pemimpin yang baik. Sementar untuk Logika berfikir, anak-anak diberikan pembelajaran seperti sekolah umumnya, yakni IPA, IPS, dan Agama.

Kepsek SD SAI Bukit Siguntang Palembang, Adi Setiawan AMA.
Menurut pria asal Bengkulu ini, yang membedakan gaya belajar di sekolah mereka adalah metode yang tidak monoton dan diselingi dengan membuat belajar menjadi hal yang asyik. Jadi, para siswa yang akan mencari guru, banyak bertanya. dan lebih interaktif. Seperti pelajaran matematika. Contohnya mencari batu dan pohon untuk berhitung.
Kegiatan dalam membentuk leadership pun juga dilakukan dengan outbond. Faktor High impact anak dilatih menggunakan sistem pengamanan seperti flying fox, yang melatih keberanian serta berpikir cepat. Faktor Low impact anak akan dilatih dengan cara bermain tim untuk memecahkan sebuah permainan secara bersama.
Faktor life skill anak juga akan dibentuk. Contohnya anak diajarkan melipat baju dan memasang tali sepatu.
Nasrullah, Direktur Non KBM, didampingi salah satu guru, Aryadi Ali Usman, menepis anggapan orang jika sekolah alam ini seperti bermain saja. Padahal di dalamnya, juga ada konsep pembelajaran.
"Main itu sebetulnya metode mengajarkan ilmu. Tamatan SD kan dapat ijazah ikut UN. SL ada yang melanjutkan ke sekolah unggulan atau favorit. Kelulusan siswa dari sekolah alam ini bisa membuat mereka masuk dan melanjutkan ke sekolah yang lebih baik," kata Nasrullah.
Melihat banyaknya kegiatan terutama kegiatan ke luar sekolah, Nasrullah pun menjelaskan berapa pengeluaran orangtua untuk menyekolahkan putra-putrinya di sini.