Kabel Listrik PLN Tanpa Tiang Membahayakan Warga

“Pembayaran listrik di rumah keluarga saya tidak wajar dengan pemakaiannya,” ucap Palo.

Penulis: Mat Bodok | Editor: Tarso
zoom-inlihat foto Kabel Listrik PLN Tanpa Tiang Membahayakan Warga
SRIPOKU.COM/MAT BODOK
Pemilik lahan menunjukan kabel listrik sepanjang 300 meter yang terjuntai tanpa tiang sehingga membahayakan anak sekolah dan keluarga akan terjadi kebakaran.

SRIPOKU.COM, KAYUAGUNG – Kondisi aliran listrik yang ada di Desa Serigeni Kecamatan Kota Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), kurang mendapat perhatian dari pihak PLN.

Setelah sebelumnya masyarakat mengadu karena bayaran pemakaian listrik terlalu membengkak. Kali ini masalah kabel listrik yang dibiarkan terjuntai ke lahan dan pepohon tanpa ada tiang penyangga, Minggu (4/8/2016).

Kabel sepanjang 300 meter itu, diambil aliran listrik dari gedung sekolah dasar SD Negeri 1 Serigeni menuju pemukiman penduduk. Kabel yang melintas di atas lahan warga setinggi 1 meter dari tanah. Bahkan kabel tersebut berulang kali terbakar serta sambungannya yang bisa mencelakaan anak SD saat bermain.

Seperti halnya dikatakan, salah satu guru Zakaria, memang kabel yang menjuntai di areal kebun warga itu sangat membahayakan. Karena, di lingkungan sekolah juga tidak punya pakar dan besar kemungkinan anak bisa bermain di kebun itu dan, kabel tanpa tiang sangat membahayakan anak-anak.

“Ya benar, kabel ini sudah lama dibiarkan begitu saja, sebenarnya pihak sekolah khawatir dengan adanya kabel yang menjuntai. Memang, anak-anak jarang masuk ke hutan itu. Dan sekarang hutan itu sudah menjadi kebun dan bersih bisa saja anak-anak bermain disana,” kata Zakaria seraya menyebutkan kabel hanya diletakan di pepohonan dan kayu yang mudah lapuk.

Pemilik kebun Palo (40) mengatakan, pihaknya sudah berulang kali menyampaikan ke pihak PLN, namun hingga  sekarang belum ada tindak lanjutnya,” ujar Palo yang berucap kalau terjadi kebakaran atau aliran listrik membahayakan keluaganya yang ada di kebun siapa yang bertanggungjawab,” tegas Palo seraya menunjukan kabel yang menjuntai tanpa tiang.

“Kabel terjuntai itu sudah lama, tetapi hingga sekarang belum ada perbaikan dari pihak terkait,” ujar Palo yang juga mengkritik kurangnya kontrol dan pengawasan dari pihak PLN sendiri mengenai pemasangan kabel baru dan juga penghitungan pemakai daya meteran yang kerap kali membengkak pembayarannya.

“Pembayaran listrik di rumah keluarga saya tidak wajar dengan pemakaiannya,” ucap Palo.

Menurutnya di rumah keluarganya itu bukan tempat usaha atau bisnis tetapi hanya rumah biasa.

Memang rumah itu besar, tapi perabotan listrik boleh dikatakan tidak ada. “Kalau mengenai lampu biasa saja, semua rumah ada lampu dan pemakaian lainnya,” tutur Palo yang menyebutkan rumah keluarganya di Kelurahan Kota Raya Kecamatan Kayuagung yang setahun ini satu bulan mengeluarkan uang Rp 800 ribu sampai Rp 11,5 juta per bulan.

Palo mengharapkan, kepada dinas terkait untuk benar-benar memperhatikan kabel terjuntai supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, seperti kabakaran. “Saya harapkan dinas terkait PLN untuk memperbaiki kabel terjuntai, supaya tidak makan korban,” tutur Palo yang meminta juga pihak pecatat meteran jangan mencatat pemakaian nembak di atas kuda yang mengakibatkan masyarakat susah.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved