Satu Senpi Rakitan Diselesaikan Dalam Waktu 3 Hari

Dirinya belajar membuat senpi hanya empat bulan dari temannya berinisial DD di Pendopo Kabupaten PALI.

Editor: Soegeng Haryadi
zoom-inlihat foto Satu Senpi Rakitan Diselesaikan Dalam Waktu 3 Hari
TRIBUN SUMSEL/EDISON
Dumadi atau Dum (kanan), pembuat senjata api rakitan di Prabumulih saat diamankan di kantor polisi.

SRIPOKU.COM, PRABUMULIH -- Pelaku home industry senjata api rakitan, Dumadi ketika diwawancarai menegaskan jika membuat Senjata api rakitan sangat mudah. Ia hanya butuh waktu tiga hari untuk menyelesaikan satu senjata tersebut.

"Satu senpira itu dibuat cukup tiga-empat hari, menggunakan alat-alat yang telah disiapkan," ungkapnya ketika diwawancarai di ruang Reskrim Polres Prabumulih.

Dum mengaku, dirinya belajar membuat senpi hanya empat bulan dari temannya berinisial DD di Pendopo Kabupaten PALI.

"Saya dulu tinggal di PALI dan belajar dengan DD, setelah bisa kembali ke Prabumulih. Itu yang membuat saya pertama ditangkap," bebernya seraya mengaku sudah tidak lagi membuat senpi sementara barang bukti merupakan hasil buatan lama.

Pria dengan tubuh dipenuhi tato itu mengatakan, dirinya sehari-hari selain membuat senpira berkedok bengkel juga membuka lahan karet di kawasan Desa Tanjung Beringin.

"Saya tidak lagi membuat senpi, terakhir ada yang pesan tidak saya buatkan lagi," beber pria yang terus-terusan mengelak dan membantah memproduksi senpi itu, Kamis (14/7/2016) setelah diamankan Polres Prabumulih.

Sementara, di lingkungan sekitar desa, Dumadi dikenal tertutup dan tidak bergaul dengan tetangga-tetangga seumuran, bahkan sering tidak berada di rumah.

"Sehari-hari memang bengkel namun saya tidak tahu itu bengkel apa, dia sudah lama bengkel di rumah warisan orang tuanya ini," beber Nalda Hadi, satu diantara tetangga pelaku.

Nalda Hadi mengatakan, pelaku selain sering kumpul dengan orang-orang yang tidak jelas juga sering keluar malam, namun tidak pernah diketahui apa aktivitas keluar rumah tiap malam.

"Kita sebagai warga melihat dia sering keluar malam namun tidak tahu apa yang dilakukannya, begitupun di perkumpulan warga desa seperti hajatan tidak pernah membaur dan terkesan tertutup," bebernya. (eds/TS)

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved