Razia Diduga Bocor, Satpol PP Hanya Amankan Enam Pemijit Tradisional

Razia Pekat jajaran Pol PP Pemkab OKI gabung TNI dan Polri terhadap warung remang-remang, Miras dan prostitusi diduga bocor.

Penulis: Mat Bodok | Editor: Tarso
SRIPOKU.COM/MAT BODOK
Kadin Sosial OKI Dwi SH melakukan pembinaan terhadap enam wanita tukang urut tradisional di wilayah Jalan Lintas Timur (Jalintim) OKI tak jauh dari Wisata Teluk Gelam, karena terjaring razia. 

SRIPOKU.COM, KAYUAGUNG – Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) menggelar razia penyakit masyarakat (Pekat) seperti prostitusi dan minuman keras (Miras) di wilayah Hukum Polres OKI, Kamis (9/6/2016) malam hingga dini hari.

Namun, razia tersebut diduga bocor lantaran seluruh warung remang-remang (Warem) tak beroperasi.

Razia gabungan dari Sat Sabhara Polres, Dinas Sosial Pemerintah Daerah (Pemda) OKI, dan di-back up oleh Kodim 0402/OKI-OI, difokuskan di wilayah Jalan Lintas Timur (Jalintim) dari Kecamatan Pedamaran, Kecamatan Teluk Gelam, Kecamatan Lempuing dan Lempuing Jaya juga disisir. Kerja keras yang dilakukan Kasat Pol PP Alexander Bustomi bersama jajarannya tak membuahkan hasil.

Semua warung remang yang diduga tempat prostitusi itu, tidak ada satupun terbuka semua pintu rumah dan kamar kecil biasa dijadikan tempat kencan tertutup dan terkunci rapat. Hanya bernasib naas pemilik rumah pijat urut tradisional yang tertutup tetapi tak terkunci sehingga, dipaksa untuk membukakan pintu dan lengkap penghuni dan pekerjanya ada disana yang berpura-pura tertidur lelap sebanyak 6 orang bersama pemilik rumah.

Akhirnya, aparat hanya menciduk enam cewek yang diduga sebagai tukang urut di wilayah Wisata Teluk Gelam yang membuka tempat praktik di pinggir Jalintim tak jauh dari penginapan, Losmen. Keenam wanita ini tertangkap tangan bukan saat bekerja, mengurut pasien melainkan saat itu sedang santai di dalam rumah yang biasa dijadikan tempat urut.

Anggota Pol PP dan polisi serta dinas sosial berusaha mengetuk pintu dan dibuka oleh pemilik warung yaitu P Yeni Yusnidar alias Payjem (36).

Dengan wajah kaget, Payjem berhadapan dengan anggota berseragam Pol PP ketika membuka pintu. Memang pemilik dan wanita-wanita di warung remang di sepanjang Jalintim takut dengan Pol PP. Berbeda apabila mereka berhadapan dengan petugas kepolisian, malahan mereka, wanita warung tak takut.

“Hanya ada 6 cewek yang diduga sedang menunggu pelanggannya,” kata Kasat Pol PP Alexander Bustomi, Jumat (10/6/2016) seraya berucap berdasarkan pengakuan Payjem mereka bekerka sebagai tukang urut tradisional bukan pelacur.

Kendati demikian, pihaknya tetap mendata dan menitipkan ke pihak Dinas Sosial guna dilakukan pembinaan selanjutnya.

“Untuk cewek kafe, nakal tidak ditemukan karena razia kali ini diduga bocor dan nanti akan terus ditertibkan agar tidak mengganggu umat muslim menjalankan ibadah puasa,” ujar Alex menyebutkan ke enam wanita itu diserahkan ke dinas sosial OKI guna pembinaan lebih lanjut.

Kadin Sosial Dwi SH didampingi Kabid Pemberdayaan Sosial Didik Agus Mujianto menyebutkan, keenam wanita yang diamankan dilokasi pijat urut yaitu, Ria (41), Asi (35) Yuni (37), Indah (30), Nyumi (46 ), dan Yusni alias Payjem (36).

Keenam wanita ini setelah dilakukan pembinaan mereka dikembalikan ke tempatnya. “Kita hanya memberikan pembinaan,” ujar Dwi.

Kapolres OKI AKBP Amazona P SIk SH melalui Kabag Ops Kompol God Parlaso Sinaga SH didampingi Kasat Sabhara AKP Nofrizal SH menduga, para pemilik kafe telah mengetahui informasi mengenai razia malam ini. Karena itu, mereka telah melakukan langkah antisipasi dengan mengosongkan warung dan memindahkan miras yang biasa dijual di wurung tersebut.

“Saya kira razianya sudah bocor. Tapi razia ini akan terus dilakukan untuk memberikan efek jera kepada para pelaku asusila serta memberikan rasa aman dan nyaman kepada umat muslim yang menjalan ibadah puasa,” kata AKP Nofrizal.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved