Eksklusif Sriwijaya Post

Minyak Hasil Penyulingan Dicampur Solar Asli Sebelum Digunakan Truk

Kebun-kebun karet yang dahulu kala rimbun dan tidak terjamah tampak menghintam tanahnya oleh tumpahan minyak

Penulis: Fajeri Ramadhoni | Editor: Soegeng Haryadi
SRIPOKU.COM/FAJERI RAMADHONI
Tampak tanah menghitam terkena tumbahan minyak mentah dari penyulingan tradisional di Desa Bayat, Kabupaten Muba. 

SRIPOKU.COM, SEKAYU -- Salah seorang warga Bayat yang enggan menyebutkan namanya menerangkan minyak hasil sulingan tersebut banyak digunakan truk-truk tronton alias truk berukuran besar. Menurutnya minyak biasanya dioplos dengan minyak solar yang dibeli dari SPBU, kemudian dicampur dengan minyak penyulingan.

"Biasanya mobil-mobil besar yang menggunakan minyak ini, tapi kalau truk ukuran kecil atau mobil kecil jangan coba-coba, karena bahaya untuk mesin. Selain itu, minyak ini biasa digunakan untuk genset dan mesin chainsaw, tetapi campurannya bisa dicampur oli dua tak selain itu harus setiap bulan dibersihkan kerak-keraknya," ungkapnya.

Bahkan dirinya juga memberikan tips dalam membedakan solar oplosan baik di SPBU maupun eceran. "Solar sulingan atau oplosan lebih lengket baunya, agak hitam selain itu kalau kita pegang juga lengket beda dengan solar asli," jelasnya.

Ketika ditelusuri lokasi penyulingan di Desa Bayat, aroma minyak semerbak langsung memenuhi indra penciuman ketika memasuki Desa Bayat. Kebun-kebun karet yang dahulu kala rimbun dan tidak terjamah tampak menghintam tanahnya oleh tumpahan minyak yang sudah ditinggalkan pemiliknya karena tidak ada minyak lagi di tanah tersebut.

Tidak hanya itu saja mobil pick up banyak berlalu lalang yang dibelakangnya terdapat tangki-tangki berukuran besar yang mengangkut minyak berwarna hitam. Dan ada juga mobil yang sudah dimodifikasi seperti Gran Max, dan APV yang kacanya sudah riben hitam pekat dan didalamnya ditaruh tangki untuk mengelabui petugas agar tidak diketahui padahal didalamnya terdapat minyak yang akan dikirim pada suatu daerah tertentu.

Masuk lebih dalam lagi tampak tempat pengelolahan minyak ditutupi oleh seng berukuran tinggi, dan di depan tempat pengolahan terdapat mobil pick up dengan tangki dibelakangnya yang mengantre untuk mengangkut minyak.

Warga beli minyak di Pertamini

Seorang warga membeli BBM disebuah kios pertamini yang berada di Jalintim Palembang-Jambi. (SRIPOKU.COM/FAJERI RAMADHONI)

Kendati banyak masyarakat yang menjual minyak penyulingan di Jalintim Palembang-Jambi. Ada juga masyarakat yang menjual minyak resmi dari Pertamina, bahkan terdapat kios minyak seperti Pertamini dan Pertamini elektrik layaknya SPBU.

"Ini SPBU elektrik dek, minyaknya dari Pertamina. Dan ukurannya pas sama seperti di SPBU, kualitasnya juga sama dengan SPBU resmi," ujar Ari, salah penjual minyak Pertamini elektrik di Jalintim Palembang-Jambi, Rabu (4/5/2016).

Sementara, Camat Bayung Lencir, Alamsyah Rianda mengaku belum tahu hal itu. "Belum ada informasi mengenai adanya masyarakat yang menjual dengan harga murah di Jalintim, memang ada penjual minyak eceran tetapi harganya masih sama seperti di SPBU pada umumnya. Disini juga yang menjual minyak eceran tidak terlalu banyak, dikarenakan jarak SPBU lumayan dekat oleh karena itu pengendara lebih memilih memisi di SPBU dari pada di eceran," ungkapnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved