Bra dan Pakaian Dalam Perempuan di Atas Kasur, Tapi Kafe Kosong
Petugas tiba di lokasi kafe yang berjejer di sepanjang desa yang berbatasan dengan kabupaten Muara Enim tersebut sudah sepi dan tergembok.
Penulis: Ehdi Amin | Editor: Tarso
SRIPOKU.COM, LAHAT-- Upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lahat untuk memberangus penyakit masyarakat (Pekat) di Bumi Seganti Setungguan tampaknya tidak mudah dan terkesan mendapatkan perlawanan.
Pasalnya, razia Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dibantu juga oleh puluhan personil Sabara Dalmas Polres Lahat dan Detasemen POM Kodam II/Sriwijaya Sub Lahat, Selasa (26/4) sekira pukul 02.00 dinihari yang difokuskan di Desa Muara Lawai, kecamatan Merapi Timur tidak menuai hasil.
Pasalnya, saat petugas tiba di lokasi kafe-kafe yang berjejer di sepanjang desa yang berbatasan dengan kabupaten Muara Enim tersebut sudah sepi dan tergembok. Diduga razia sudah bocor sebelum petugas datang, aktifitas kafe ramai.
Tak hanya itu pantauan koran ini saat razia, terlihat dari kondisi kamar dan ruangan kafe seperti kipas angin yang masih menyala, dan nasi yang tampak baru disantap. Bahkan, terlihat pula di dalam salah satu kamar sebuah bra dan pakaian perempuan tengah tergeletak di atas kasur.
Diduga, para PSK bersembunyi di ruangan kafe yang terkunci tersebut. Sebab, dari luar terali besi pintu tampak terlihat bayangan setidaknya tiga orang berada di dalamnya.
Kasat Pol PP Lahat, Sigit Budianto SH mengatakan pihaknya akan terus gencar melakukan razia di tempat hiburan malam. Sebab, tempat hiburan malam seperti kafe seringkali disalahgunakan sebagai tempat prostitusi, peredaran minuman keras, bahkan Narkoba.
"Sepertinya memang mereka sudah mengetahui kedatangan petugas," kata Sigit.
Sementara, saat razia dilakukan Kafe yang berada di Desa Gunung Agung, Kecamatan Merapi Timur setidaknya petugas menjaring dua orang wanita yang diduga Pekerja Seks Komersial (PSK) yakni FR (24) dan YS (24), serta tiga orang pria yang diduga laki laki hidung belang, yakni GT (30), AE (30), dan MT (48).
Kelimanya diciduk karena berada di kafe tersebut pada saat jam malam. Bahkan saat diperiksa kelengkapan identitas, tiga orang diantaranya tidak mampu menunjukkan Kartu Tanda Pengenal (KTP).
"Untuk FR dan YS keduanya punya KTP. Sepertinya mereka berdomisili di daerah kafe tersebut. Sedangkan GT, AE, dan MT tidak punya sama sekali kartu identitas,"terang Kasi Penegakan Perundang-Undangan Daerah, Dian Hayati.