Sumur Bor Dikomersilkan, Warga Sukomoro Banyuasin Mengalami Krisis Air

Warga Kelurahan Sukomoro kini telah mengeluhkan sumur mereka telah mengering sebagai akibat eksploitasi besar besaran terhadap sumber mata air.

Editor: Soegeng Haryadi
ISTIMEWA
Ilustrasi: Sejumlah warga Kelurahan Sukomoro kini telah mengeluhkan sumur mereka telah mengering sebagai akibat eksploitasi besar besaran terhadap sumber mata air tanah melalui sumur bor untuk air isi ulang. 

SRIPOKU.COM, BANYUASIN -– Kawasan Kelurahan Sukomoro Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin yang selama ini memiliki potensi air tanah yang melimpah seakan akan segera berakhir. Sejumlah warga Kelurahan Sukomoro kini telah mengeluhkan sumur mereka telah mengering sebagai akibat eksploitasi besar besaran terhadap sumber mata air tanah melalui sumur bor.

“Sejak satu tahun terakhir, wilayah Sukomoro tidak lagi kaya air seperti puluhan tahun terakhir, sumur sumur kami mengering karena banyaknya sumur bor warga yang menjual belikan air bersih, bahkan sampai sampai kami terpaksa beli air bersih” ungkap seorang warga Sukomoro, Johan, Selasa (14/14/2015).

Ia mengungkapkan, saat ini pada musim hujan sumur sumur warga banyak menampung air hujan sehingga kebutuahn air bersih untuk mnadi, cuci dan kakus (MCK) masih terpenuhi. Berbeda halnya pada musim kemarau banyak warga banyak membeli air bersih dari para masyarakat yang memiliki sumur bor karena sumur mereka mengering.

Maraknya usaha penjualan air bersih yang menjadi bahan baku usaha air Isi Ulang ditengarai menjadi penyebab krisis air bersih yang dialami warga Sukomoro. Apalagi aktivitas pengambilan air yang dilakukan setiap hari membuat puluhan bahkan ratusan kubik air berpindah tangan diangkut menggunakan kendaraan tanki.

“Mereka (pengusaha sumur bor) mengambil air hingga ratusan meter dibawah permukaan tanah, sedangkan sumur kami hanya memiliki kedalaman hingga puluhan meter, dan upaya pengambilan air dilakukan setiap hari , kendaraan tanki berulang kali hilir mudik masuk ke wilayah ini,” tegasnya.

Pihaknya berharap instansi terkait untuk segera ditindaklanjuti masalah yang dilami warga tersebut, Karena dapat berdampak pada lingkungan warga sekitar. Bahkan akan menjadi pertanyaan orang, kenapa daerah yang merupakan sebagai penyuplai air bersih tiba – tiba kekurangan air.

Dirinya menuding lemahnya pengawasan dari Pemkab Banyuasin, sehingga membiarkan sumur-sumur bor pribadi masyarakat yang dikomersilkan untuk keuntungan pemilik sumur tanpa memperhatikan dampak terhadap lingkungan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kabupaten Banyuasin, Syahril A Rahman menyampaikan bisnis air isi ulang yang cukup menggiur kan membuat sejumlah oknum yang tidak bertanggung jawab melakukan segala upaya untuk dapat turut serta mendapatkan keuntungan. Pihaknya menegaskan telah mencatat 11 titik Sumur Bor rumah tangga yang dikomersilkan di wilayah Sukomoro guna air Isi ulang.

“Kami telah menginventarisir sumur sumur warga yang dikomersilkan, dan telah menyampaikannya ke Pemprov Sumsel karena merupakan ke kewenangan Pemprov Sumsel. Kami berharap pihak pemprov segera turun dan menertibkan para oknum masyarakat yang mengkomersilkan sumur bor permukiman itu,” tegasnya

Ia menyampaikan kondisi ini cukup meresahkan bukan hanya masyarakat namun juga usaha air minum yang telah mengurus izin, karena jelas mereka harus bersaing dengan usaha sejenis yang tidak sama sekali mengurus perizinan. Selain itu kualitas air yang sama sekali tidak terkontrol bisa saja mengandung bakteri yang mengganggu kesehatan warga yang mengkonsumsinya. (jon/TS)

Tags
Banyuasin
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved