Petani di OKU Selatan Takut Buah Duku Dipanen Monyet Lebih Dulu

Jika tidak dijaga, buah duku milik petani setempat bakal porak poranda karena datangi puluhan ekor monyet.

Penulis: wartawan | Editor: Soegeng Haryadi
ISTIMEWA
Ilustrasi 

SRIPOKU.COM, MUARADUA -- Memasuki musim panen raya tanaman duku yang diperkirakan sebulan mendatang, sejumlah petani Duku di Desa Gunung Tiga, Kecamatan Muaradua, Kabupaten OKU Selatan, mengaku resah. Hal itu lantaran tanaman mereka terus diserang ratusan hama monyet setiap hari.

"Kami sangat khawatir, sebab biasanya pada saat menjelang musim panen raya, kawanan monyet selalu datang ke kebun duku warga," ujar seorang Petani Duku, Desa Gunung Pasir, Najimudin (40), Selasa (3/3/2015).

Ia menambahkan, petani memperkirakan puncak musim panen akan berlangsung dua pekan lagi. Akan tetapi, saat ini petani harus menjaga kebun duku milik mereka. Jika tidak, buah duku milik petani setempat bakal porak poranda karena datangi puluhan ekor monyet.

"Beginilah mas, tiap mau musim panen duku, kawanan monyet yang jumlahnya puluhan hingga ratusan mendatangi kebun duku warga sini," katanya.

Jika tidak dijaga, lanjut dia, buah duku yang akan di panen tersebut diserang kawanan monyet. Hama monyet tersebut biasanya datang pada saat buah duku sudah mulai menguning.

"Kalau dibiarkan, habislah buah duku kita ini. Jika kawan monyet datang, seluruh buah duku baik yang sudah masak maupun yang masih mentah di rontokannya," katanya.

Dijelaskanya, akibat dari banyaknya monyet yang datang, petani harus memberikan penjagaan yang ekstra. "Ini pakai senapan angin untuk mengusirnya, lagipula siang dan malam harus dijaga, karena malam hari kalong juga banyak makan buah duku ini," ujarnya.

Selain hama monyet, harga terus menurun saat ini, juga menjadi keluhan para petani buah. Terlebih kata dia, musim hujan membuat buah duku banyak rontok sehingga hasil panennya pun dipastika tidak begitu maksimal.

"Harga buah sekarang kan terus menurun, seperti harga duku yang sebulan lalu masih Rp 10.000, tetapi saat ini tinggal Rp 4.000. Apalagi kalau lagi musim besar bisa mencapai Rp 1.500 - Rp 2.000 di tingkat petani," ujarnya.

Keluhan senada disampaikan, Maknur (32) petani lainnya, ia mengungkapkan, sebelum masa panen tiba, para petani duku mulai mengkhawatirkan keberadaan hama tanaman kalong dan monyet belakangan semakin menjadi-jadi. Tak jarang akibat serangan hama tersebut buah duku tak mampu dipanen.

"Lihat ini, buah masih mentahpun ikut rontok karena di serang oleh kedua hama jenis ini," katanya.

Ia mengharapkan, pemerintah melalui Instansi terkait dapat memperhatikan nasib petani dengan membantu mereka dalam menanggulangi hama tanaman monyet dan kalong. (setia budi)

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved