"Alhamdulillah, Ibu Percha Bantu Angkat Beban Berat Kami"

Berkat kebaikan hati puteri sulung Bupati OKU Timur H Herman Deru ini anaknya kini sudah terbebas dari bibir sumbing.

Penulis: Leni Juwita | Editor: Sudarwan
SRIPOKU.COM/LENI JUWITA
Ny Arya Anita, memangku puteranya setelah menjalani operasi bibir sumbing yang difasilitasi oleh Hj Percha Leanpuri. Foto diambil Senin (2/2/2015) malam. 

SRIPOKU.COM, BATURAJA - Sembilan tahun melihat puteranya, Okta Efrizal, menanggung malu karena bibirnya tak sama dengan teman sebayanya, membuat hati Ny Arya Anita bagaikan tersayat sembilu.

Sejumlah ejekan dan hinaan yang ditujukan kepada puteranya yang ditakdirkan terlahir memiliki bibir sumbing bertahun-tahun terus menghimpit dadanya.

Namun wanita paruh baya ini tidak bisa berbuat banyak karena keterbatasan ekonominya.

Genap 9 tahun usia Okta Efrizal, namun belum juga terkumpul uang yang cukup untuk mengoperasi bibir sumbing bocah kelas III SD ini.

Jangankan untuk membiayai operasi yang menelan biaya belasan juta rupiah, untuk makan sehari-hari saja susah.

Uang yang didapat dari hasil menyadap karet sistem paroh (bagi hasil, red) tidak cukup untuk biaya hidup sehari-hari, apalagi saat ini harga karet mingguan hanya Rp 4.000/kg.

“Alhmadulillah, Ibu Percha Leanpuri sudah membantu mengangkat beban berat yang kami pikul. Kami sangat berterima kasih,” tutur Arya Anita.

Arya mengatakan, berkat kebaikan hati puteri sulung Bupati OKU Timur H Herman Deru ini anaknya kini sudah terbebas dari bibir sumbing.

Selain Okta Efrizal bin Kasiron (9) warga Desa Negerisindang Kecamatan Lengkiti, dua bocah lainnya yang juga difasilitasi oleh Hj Percha Leanpuri operasi bibir sumbing.

Ada juga Aldi Pratama (1,3) bin Musri warga Desa Markisah Kecamatan Lubukbatang Kabupaten OKU. Kemudian Fahri Aliman bin Surya Dharma (6) warga Desa Sukaraja Kecamatan Lengkiti Kabupaten OKU serta Okta Efrizal bin Kasiron (9) warga Desa Negerisindang Kecamatan Lengkiti.

Ketiganya menjalani operasi bibir sumbing di Rumah Sakit Pusri Pelambang.

Wanita yang terlihat lebih tua dari usianya ini mengatakan, tidak hanya mendapat fasilitas operasi gratis namun juga dia dan keluarga serta teman-teman nasib lainnya juga mendapat fasilitas makan dan minum serta penginapan selama satu minggu.

Tranportasi antar jemput dari kampung halaman serta selama berada di Palembang dan diantar kembali pulang sampai ke rumah.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved