Sumur Bor PT Seleraya Meledak
Semburan Api Belum Berhasil Dipadamkan
Api tak hanya keluar dari dalam sumur yang dibor, tapi terlihat sudah ada sumber titik api lainnya yang muncul disisi sumur api yang pertama.
Penulis: Ahmad Farozi | Editor: Soegeng Haryadi
SRIPOKU.COM, MURATARA -– Sepekan sejak terjadinya blowout di sumur bor Rig WB 8 milik PT Seleraya Merangin Dua (SRMD) di Desa Belani Kecamatan Rawasilir, semburan api belum berhasil dijinakkan. Meski pihak perusahaan telah mendatangkan tenaga ahli dari Amerika untuk memadamkan semburan api tersebut. Namun sampai sejauh ini belum membuahkan hasil.
Bahkan, dari pantauan Sripo kemarin dilokasi, semburan api yang keluar dari dalam sumur yang meledak pada Senin 7 Juli 2014 itu, sepertinya kian membesar saja. Api tak hanya keluar dari dalam sumur yang dibor, tapi terlihat sudah ada sumber titik api lainnya yang muncul disisi sumur api yang pertama. Uap panas yang keluar dari sumur api itu terasa hingga jarak ratusan meter dari lokasi.
“Dua hari lalu memang ada orang bule yang datang dan masuk kesini. Kami hanya melihat dari kejauhan tak berani mendekat. Mereka terlihat mengamati semburan api tersebut beberapa waktu, lalu pulang. Dari informasi yang kami dengar, katanya mau menunggu alat untuk menghentikan semburan api itu,” ungkap Iko, salah seorang warga Belani Kecamatan Rawasilir, Sabtu (12/7/2014).
Tak hanya uap panas menyengat kulit yang terasa dari jarak ratusan meter. Bahkan, material berupa butiran-butiran seperti pasir berwarna hitam keputih-putihan yang menyembur dari dalam sumur api tersebut bisa mencapai radius sekitar 800 meter dari lokasi. Ini terlihat, beberapa warung yang ada disekitar lokasi sumur bor yang meledak itu, atapnya menghitam, dipenuhi pasir.
“Kalau dari sini ke lokasi sumur bor yang meledak itu, sekitar 800-an meter. Semburan pasir sampai kesini, yang terlihat nyangkut diatap warung ini. Sedangkan material berat yang yang menyembur dari dalam api itu tak terbang jauh, hanya dilokasi itu saja. Tumpukannya sudah hampir sepuluh meter tingginya ,” ungkap Toni, warga lainnya.
Dikatakan, warga setempat sangat mengharapkan agar pihak perusahaan segera menghentikan semburan api tersebut secepatnya. Karena, dikhawatirkan semburan api tersebut bisa berdampak buruk bagi masyarakat. Baik dari sisi kesehatan, maupun dari sisi keselamatan. Menurutnya, sampai saat ini, sudah ada beberapa warga yang terserang sakit seperti tumbuh uap (bintik-bintik di kulit-red), diare, perut mual dan kepala pusing.
“Kita tidak tau, apakah munculnya penyakit ini akibat dari munculnya semburan api itu atau bukan. Tapi sejak kemunculan semburan api itu, warga mulai sakit, jadi kemungkinan, ada pengaruh dari semburan api itu terhadap kesehatan warga. Maka kami sebagai warga meminta agar pihak perusahaan secepatnya memadamkan semburan api itu. Apalagi, lokasi ini kalau malam tidak dijaga, mestinya harus ada safety-nya,” kata Amir, warga lainnya.
Selain itu, warga juga meminta agar pihak perusahaan membuka jalan alternatif secepatnya, agar bisa dilalui warga untuk keluar masuk desa. Karena jalan yang selama ini dilalui warga, lokasinya sangat dekat dengan semburan, sehingga dikhawatirkan bisa membahayakan jika melintasi jalan itu. “Jalan alternatif itu belum ada, harusnya pihak perusahaan segera ambil tindakan bangun jalan itu," ujarnya.
Sementara itu, pantauan Sripo dilokasi terlihat dua unit mobil pemadam kebakaran yang disiagakan untuk menghalau api, jika menyambar ke lahan yang ada disekitar lokasi sumur bor yang meledak tersebut. Mobil pemadam kebakaran ini disiagakan didua sisi lokasi yang berlainan. Sripo yang mencoba masuk kesisi lainnya yang mengarah ke Desa Belani, masuk melewati jalan perkebunan PT Lonsum. Jalan ini cukup baik, hanya saja berupa jalan tanah, yang jika hujan sulit dilalui. Sementara itu, pihak perusahaan PT Seleraya Merangin Dua (SRMD) belum berhasil dikonfirmasi terkait semburan api dari sumur bor tersebut.
