Breaking News

Sumur Bor PT Seleraya Meledak

Warga Belani Enggan Balik ke Rumah Sebelum Api Padam

Kendati bagian pinggir pengeboran sudah dipagari, namun tinggi blow out yang mencapai ratusan meter semakin membuat udara disekitaran menjadi panas.

Editor: Soegeng Haryadi
SRIPOKU.COMAHMAD FAROZI
Lokasi sumur bor West 8 milik PT Seleraya Merangin Dua yang mengalami blowout di Desa Belani Kecamatan Rawasilir. Sampai dengan Selasa (8/7), semburan masih terjadi, meunggu penanganan dari tenaga ahli dari Amerika yang diperkirakan tiba dilokasi Kamis (10/7). 

SRIPOKU.COM, MURATARA -- Sekitar puluhan kepala keluarga (KK) yang mendiami Desa Belani Kecamatan Rawas Ilir Kabupaten Muratara, berangsur-angsur 'meninggalkan' perkampungannya, akibat terjadi blow out di sumur minyak West 8 Rig PT Seleraya Merangin Dua (SRMD) Desa setempat. Hal itu dilakukan, karena masyarakat ketakutan dan sebagian lagi telah terserang penyakit akibat pencemaran udara yang dihasilkan oleh semburan api tersebut.

Taufik warga Belani mengatakan, sejak terjadi semburan, pemukiman warga yang hanya berjarak 2,5 kilometer dari semburan api, sampai saat ini menjadi ketakutan. Bahkan, warga enggan kembali ke rumah sebelum api benar-benar padam. Untuk saat ini, warga mengungsi ke rumah sanak saudara yang tinggal di daerah lain.

"Kami berharap agar semburan api bisa segera dipadamkan, karena warga ingin kembali beraktifitas. Bahkan, ada dua anak kecil yang trauma dengan kejadian ini, dan tidak mau kembali lagi ke desa Belani," katanya, Kamis (10/7/2014)

Ia menambahkan, kendati bagian pinggir pengeboran sudah dipagari, namun tinggi blow out yang mencapai ratusan meter semakin membuat udara disekitaran menjadi panas. Ditambah dengan semburan lumpur yang dimuntahkan dari sumur minyak tersebut.

"Sudah banyak yang mengungsi, warga berjalan kaki melewati jalan yang lama, serta membawa peralatan seadanya ke tempat aman untuk naik kendaraan," ungkapnya

Selain itu, warga juga menuding, pihak perusahaan sebelum melakukan aktivitas pengeboran, tidak ada sama sekali ritual kepercayaan masyarakat disana, sehingga menyebabkan faktor semburan api tersebut. "Biasanya kalau perusahaan mau beroperasi melakukan sedekah bumi terlebih dahulu, ini tidak sama sekali, saat ini yang terjadi malah dusun kami yang rusak," jelasnya

Sementara itu, Kepala Dinas Pertambangan Kabupaten Muratara, Hendriyansah mengatakan, sejauh ini perusahaan telah menerjunkan tim yang melakukan konservasi metode apa yang digunakan untuk menghentikan semburan. Bila nantinya metode diterapkan tim ahli Amerika tidak bisa menghentikan semburan maka PT SRMD akan melakukan pengeboran ulang dengan cara miring untuk mengurangi tekanan gas.

"Proses ini memerlukan waktu tetapi kita berharap ini sifatnya sementara. Yang jelas saya berharap tim ahli yang diturunkan bisa menghentikan blow out," pungkasnya. (men/TS)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved