Unjuk Rasa Sebabkan Daya Saing Sumsel Turun
Para investor menunjukkan tren kurang percaya pada iklim investasi dari aksi unjuk rasa pekerja.
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Tim Peneliti Asia Competitiveness Institute dari National University of Singapore atau Lee Kuan Yew School mengungkapkan, daya saing investasi Sumsel tahun ini menurun. Bila sebelumnya Sumsel menempati urutan ke-12 dibandingkan provinsi lain di Indonesia, tahun ini hanya berada di urutan 17 bidikan para investor.
Ketua Tim Peneliti Asia Competitiveness Institute, Rizky Novrianto menegaskan, aksi unjuk rasa para pekerja di Sumsel menjadi salah satu penyebab utama penurunan kompetisi Sumsel. Para investor ujarnya menunjukkan tren kurang percaya pada iklim investasi dari aksi unjuk rasa pekerja.
“Dari faktor itu lah kemampuan daerah untuk menarik investor masuk ke Sumsel menjadi lemah. Sejumlah aksi unjuk rasa para pekerja membuat penilaian buruk bagi investor untuk berinvestasi di Sumsel,” katanya kepada sejumlah wartawan di Kantor Gubernur Sumsel, Jumat (13/6/2014).
Selain itu, tingginya angka Indeks Persepsi Korupsi (IPK) juga menyumbang penurunan kepercayaan investasi. Aksi unjuk rasa dan maraknya kasus korupsi bahkan kata Rizky menyumbang hingga 20 persen faktor penurunan.
Namun hal positif justru ditunjukkan oleh ekonomi makro. Stabilitas sektor menunjukkan tren positif di tahun 2014. Bahkan kata Rizky, beberapa bulan terakhir menunjukkan angka yang signifikan. “Tapi dari sisi perencanaan, visi pemerintah dan politik finansial justru mengalami penurunan,” sebutnya.
Agar daya saing investasi Sumsel meningkat, Pemerintah Daerah di Sumsel harus fokus terhadap pembangunan non fisik. Berbanding terbalik dengan kenyataan bahwa pemerintah tengah gencar membuat program pembangunan fisik belakangan. Selain fokus terhadap penegakkan hokum.
“Kita akui jika Sumsel gencar membangun infrastruktur fisik. Hampir di seluruh wilayah Palembang, sebagai ibukota, terlihat bangunan baru. Ini bukti jika ekonomi Sumsel kian menggeliat. Cukup mendukung sebagai daerah yang bisa membawa atmosfer perekonomian di tingkat nasional, bahkan dunia nantinya. Tapi mengembalikkan kepercayaan investor untuk berinvestasi di Sumsel juga,” tegasnya.
Sementara itu, Asisten III bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemprov Sumsel, Akhmad Najib menilai jika hasil penelitian ini cukup penting mengingat Sumsel saat ini tengah membangun Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK di Tanjung Api-Api (TAA).
“Tentunya penelitian ini akan diakomodir untuk menjadi bahan diskusi instansi terkait seperti Bappeda, Dinas Pertambangan dan Energi serta pihak yang terkait dengan Bidang Ekonomi,” pungkasnya. (mg5)