Perampokan Toko Emas di Muaradua
Lima Menit, Enam Perampok Kuras Emas di Tiga Toko
Namun usai menjalankan aksi, tiga dari enam perampok tersebut berhasil ditangkap dan diamuk massa.
Penulis: Evan Hendra | Editor: Soegeng Haryadi
SRIPOKU.COM, MUARADUA -- Sebanyak enam perampok beraksi menguras emas di tiga toko emas masing-masing Toko Emas London, Gemini dan Cantik. Enam perampok tersebut beraksi bak koboi dengan mengumbar tembakan di hadapan masyarakat di Pasar Muaradua, Kabupaten OKU Selatan, Sabtu (17/5/2014) sekitar pukul 09.00.
Namun usai menjalankan aksi, tiga dari enam perampok tersebut berhasil ditangkap dan diamuk massa, yakni masing-masing, Joko yang diduga warga Muncakabau, OKU Timur (kritis), sedangkan Abas dan Riki meninggal akibat diamuk massa.
Toko Emas London merupakan milik H Junai, Toko Emas Gemini milik H Herman Syafii, dan Toko Emas Cantik milik Rediyansyah yang merupakan anak H Junai. Usai beraksi di toko emas tersebut, tiga pelaku lainnya langsung melarikan diri ke arah Baturaja menggunakan sepeda motor.
Saat menjalankan aksi, enam perampok yang datang dan langsung masuk dan mengumbar tembakan sehingg membuat ciut nyali masyarakat dan pengunjung pasar yang ada. Masyarakat yang melihat aksi tersebut memilih diam. Namun ada beberapa masyarakat yang nekat berteriak maling dan langsung disusul dengan suara tembakan pelaku. Beruntung tidak ada warga yang terkena tembakan pelaku.
Berdasarkan keterangan saksi di lapangan, perampokan yang berlangsung cepat sekitar lima menit tersebut layaknya pertunjukan dalam film aksi. Ke enam pelaku datang mengendarai sepeda motor bebek dan motor besar. Setelah memarkirkan sepeda motornya, ke enam pelaku langsung berbagai tugas. Dua pelaku langsung menjaga pintu keluar di dua toko emas tersebut, sementara empat pelaku lainnya langsung beraksi didalam toko emas dengan menodongkan senjata api dan menghancurkan kaca etalase. Bahkan tukang sepuh emas yang nongkrong di depan Toko Emas Gemini tidak luput dari todongan senpi oleh pelaku untuk menciutkan nyalinya.
Berdasarkan kesaksian Romzi (58) warga Muaradua, saat kejadian dia tidak mengira ke enam pelaku yang datang merupakan perampok. Perawakan pelaku yang besar tinggi membuatnya berfikiran pelaku merupakan polisi. Bahkan dia sempat bertanya dalam hati perihal polisi datang membawa senjata.
“Saya berfikir apakah pemilik toko emas itu tersandung kasus sehingga mau ditangkap,” kata Romzi.
Menurut Romzi, setelah diperhatikannya, ternyata ke empat pelaku yang masuk ke dua toko emas tersebut langsung menodongkan senjata kepada penjaga toko dan memecahkan kaca etalase. Melihat aksi para pelaku, Romzi langsung berteriak maling sambil berlari. Namun teriakan Romzi ternyata menyulut emosi pelaku yang langsung menghujaninya dengan tembakan. Beruntung tembakan pelaku hanya mengenai lapak penjual jeruk yang menembus beberapa papan.
“Saya berusaha berlari karena takut. Sementara pelaku terus menghujani dengan tembakan berkali-kali. Yang banyak mereka menembak ke atas untuk menakut-nakuti warga agar tidak menolong. Padahal saat itu warga sedang ramai,” katanya.
Sementara H Mahyudin yang merupakan adik dari pemilik toko emas london mengatakan, saat kejadian dirinya berada di atas ruko. Ketika mendengat tembakan dan teriakan, dirinya turun untuk melihat apa yang terjadi. Namun baru tiba di tangga dirinya melihat pelaku sudah menodongkan senjata kepada salah satu karyawan.
“Ketika saya melihat karyawan langsung berteriak 'bapaaaaak' mendengar teriakan itu, pelaku langsung menembaki saya. Saya kembali naik ke lantai atas. Dia menembak cukup banyak. Mungkin sekitar 12 kali lebih,” katanya.
Menurutnya, para pelaku saat beraksi menggunakan senjata api jenis pistol berwarna putih dan hitam. Dia mengaku tidak turun lagi ke lantai bawah hingga para pelaku pergi dan tiga pelaku lainnya berhasil ditangkap warga dan diamuk massa.
“Saya turun ketika tiga pelaku sudah ditangkap dan sudah diamuk massa. Sepeda motornya dibakar dan pelaku dimassa hingga satu tewas di TKP dan satu tewas di puskesmas. Sementara yang satunya lagi berhasil selamat namun kritis,” katanya.
Sedangkan menurut saksi lainnya, usai melakukan perampokan, para pelaku langsung berusaha pergi. Warga yang melihat mereka akan pergi langsung bergumam, 'cepat cari senjata, mereka kehabisan peluru' mendengar ada ucapan pelaku kehabisan peluru, masyarakat langsung berusaha mendekat dan menangkap pelaku.
“Ketika mau lari, salah satu sepeda motor jenis mio milik pelaku sepertinya pecah ban. Kemudian dia turun dan berusaha naik ke sepeda motor V-Ixion milik pelaku lainnya berboncengan tiga,” ungkap saksi tersebut.