Dijuluki Cina Loleng Hingga Minum Karbol

Langsung dia minum. Bukan main paniknya kami, sampai-sampai prof dr Guspito, spesialis anak dipanggil datang

Penulis: Dewi Handayani | Editor: Hendra Kusuma
zoom-inlihat foto Dijuluki Cina Loleng Hingga Minum Karbol
Ist
Eddy Santana
DIWAKTU kecil, Eddy Santana Putra sangat suka minum susu. Saking
gemarnya, Eddy kecil mengira botol karbol di atas lemari adalah
susu.

Langsung dia minum. Bukan main paniknya kami, sampai-sampai
prof dr Guspito, spesialis anak dipanggil datang ke rumah.
Demikian dituturkan Rosmeiny, saudara ketiga Eddy di
lembaran ke-23 biografi Aku, Palembang, Perubahan yang ditulis
wartawan senior Ida Syahrul dan Arif Ardiansyah.

Buku bertutur gaya "aku" itu ditulis sesuai pengalaman yang diceritakan Eddy Santana.

"Eddy itu sangat suka minum susu. Waktu itu umurnya empat tahun. Saat kami semua sibuk, dia panjat lemari lalu mengambil kaleng karbol, dulu kaleng susu itu kecil dak seperti sekarang. Gara-gara itu, kami panik, dia cuma nyegir-nyengir aja," tulis Ros, di buku.

Pengalaman lain, ditulis waktu kecil Eddy tukang gigit dan kalau tidak senang atau marah, pasti saudara, entah itu adik dan kakak pasti digigit.

Tak heran kebiasaan itu menular hingga dia masuk usia SMP. Ada saja orang orangtua datang ke rumah dan marah lantaran anaknya digigit Eddy.

"Rasanya lucu juga kalau ingat itu," aku Ros kembali.

Soal wajah, di antara keluarga yang lain, tampilannya lebih beda. Eddy sejak kecil memiliki mata sipit mirip orang cina.

Makanya banyak yang panggil dia Cina Loleng. Kalau saya sendiri sering dijuluki tambi kudel.

"Pokoknya kami delapan saudara punya julukan sendiri-sendiri, begitulah cerita kami waktu kecil," katanya.

Selanjutnya, usai menamatkan kuliah di Unsri, Eddy sempat bekerja
di perusahaan konsultan yang berkantor pusat di Jakarta, PT
Atalanta Arupadhatu berkantor di Palembang.

Eddy didaulat menjadi supervisor digelarnya sebagai sarjana muda.

"Dulu jadi sarjana muda bukan main bangganya, kalau sudah gelar itu pasti langsung diterima bekerja, tidak seperti sekarang,"tutur Eddy.

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved