Tertangkap Kamera Siswa di Pagaralam Nekat Bawa Motor ke Sekolah Meski Dilarang Pihak Pemkot
Tertangkap Kamera Siswa di Pagaralam Nekat Bawa Motor ke Sekolah Meski Dilarang Pihak Pemkot
Penulis: Wawan Septiawan | Editor: Hendra Kusuma
Tertangkap Kamera Siswa di Pagaralam Nekat Bawa Motor ke Sekolah Meski Dilarang Pihak Pemkot
SRIPOKU.COM, PAGARALAM-Para Siswa di Pagaralam Tetap Nekat Bawa Motor ke Sekolah Meski sudah Dilarang Pihak Pemkot Pagaralam. Aksi mereka tertangkap kamera saat membawa motor ke sekolah dan dititipkan ke rumah sejumlah warga di dekat sekolah mereka.
Pemkot (Pemerintah Kota) Pagaralam memang mengeluar aturan keras, dengan melarang siswa bawa motor ke sekolah, seiring dengan tingginya tingkat kecelakaan lalulintas yang dialami siswa sekolah.
Pemerintah Kota (Pemkot) Pagaralam meminta setiap sekolah di Pagaralam mengeluarkan larangan kepada siswanya bawa motor ke sekolah.
Namun aturan itu diakali sejumlah siswa sekolah di Pagaralam, mereka tetap bawa motor ke sekolah, dari rumah dan menitipkannya di rumah sejumlah warga, sehingga saat ke sekolah, mereka terlihat tidak membawa sepeda motor.
Sebelumnya, aturan ini mendapat respon pro dan kontra baik dari siswa sekolah sendiri bahkan dari orang tua murid di Pagaralam terkait laranan bawa motor ke sekolah.
Sebab, banyak pertimbangan lain yang dilihat oleh siswa dan orang tua murid. Salah satunya jarak sekolah dan rumah serta tidak adanya angkutan umum serta ongkos mahal di Pagaralam.
Pantauan sripoku.com, Selasa (9/7/2019), terlihat masih banyak pelajar Sekolah Menengah Atas (SMP) maupun Sekolah Menengah Atas (SMA) yang di Pagaralam teap bawa motor ke sekolah.
Bahkan, agar tak diketahui pihak sekolah pelajar ini menitipkan motor di pekarangan rumah warga seputar sekolah.
Melda (37) salah satu orang tua yang mendukung aturan tersebut. Pasalnya dengan dilarangnya siswa membawa motor kesekolah maka akan mengurangi angka kecelakaan.
"Anak-anak kadang menjadikan motor bukan sekedar alat untuk kesekolah saja, namun jadi alat gaya-gayaan. Mereka kadang kebut-kebutan saat pulang sekolah dan sering mengalami kecelakaan," ujarnya.
Lain halnya dengan Yogi (41) dirinya mengaku tidak terlalu mendukung program tersebut. Pasalnya lokasi rumahnya yang jauh dari sekolah membuat anaknya harus membawa motor kesekolah. Selain itu tidak adanya angkutan umum selian ojek juga menjadi pertimbangan dirinya tetap membiarkan anaknya membawa motor kesekolah.
"Naik ojek mahal dek Rp10 ribu sehari pulang pergi. Sedangkan jika pakai motor uang Rp10 ribu bisa untuk 3 sampai 4 hari jika dibelikan minyak motor," katanya.
Jika memang pemerintah ingin menerapkan aturan itu maka harus disiapkan fasilitasnya dulu seperti Bus sekolah atau angkutan umum.
Kabid Pendidikan Dasar, Ardiansyah mengungkapkan, saat ini pihaknya mengaku sulit untuk menindak siswa yang menggunakan kendaraan ke sekolah.