SFC Update
Polemik Kepemilikan Saham PT SOM Dikhawatirkan Ganggu Persiapan Sriwijaya FC Hadapi Liga 2
Polemik tersebut dikhawatirkan mengganggu proses persiapan tim dalam menyongsong Liga 2 2019 mendatang.
Penulis: RM. Resha A.U | Editor: Ahmad Sadam Husen
Laporan Wartawan Sripoku.com, Resha
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Penjualan saham milik Direktur Utama PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) selaku pengelola klub Sriwijaya FC Muddai Madang menimbulkan kekhawatiran baru.
Sebab, pernyataan tersebut menuai reaksi beragam dari publik pendukung Laskar Wong Kito.
Belakangan, Muddai mengatakan sudah tak sanggup lagi untuk mengurus Sriwijaya FC karena membutuhkan biaya yang cukup besar.
Padahal publik mengira, Sriwijaya FC dibiayai oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan melalui Yayasan Sepakbola Sriwijaya.
Hingga akhirnya, Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru menguak komposisi saham yang ada di PT SOM.
Dimana menurutnya, Pemprov Sumsel hanya memiliki 11-12 persen saham, cukup kecil dibandingkan dengan saham milik Muddai Madang yang berkisar 88 persen.
• Kaleidoskop 2018: 7 Kejadian Sedih yang Menimpa Sriwijaya FC Sepanjang Tahun, Degradasi jadi Akhir
• Tak Sanggup Lagi Kelola Sriwijaya FC, Muddai Madang Lempar Handuk

Apapun faktanya, polemik tersebut dikhawatirkan mengganggu proses persiapan tim dalam menyongsong Liga 2 2019 mendatang.
Padahal, menurut Pengamat Sepakbola Sumsel Indrayadi, fase saat ini sudah masuk ke dalam tahap persiapan tim.
Dimana manajemen klub seharusnya sudah mulai berkomunikasi dengan pelatih baru, pemain bahkan mungkin manajerial baru.
“Kalau kepengurusan belum jelas, bagaimana mau membentuk tim. Dan kita tentu berharap semua permasalahan di tubuh Sriwijaya FC untuk kepengurusan agar dapat segera diselesaikan,” ujar Indrayadi saat dikonfirmasi Sripoku.com, Jumat (21/12/2018).
Menurutnya, masa persiapan tim menuju kompetisi adalah hal krusial untuk mendapatkan komposisi tim yang bagus dan kompak.
• Manajemen Sriwijaya FC Masih Negosiasi Besaran Kontrak Esteban Vizcarra
• Sudah Tak Sanggup Urusi Sriwijaya FC, Dirut PT SOM Berharap Diakuisisi BUMD Sumsel

Ditambah, durasi yang panjang untuk pelatih anyar dalam membentuk kekompakan organisasi tim.
“Karena masalah kepemilikan ini, membuat durasi persiapan menjadi lebih pendek."
"Membuat program pelatih tidak maksimal, akibatnya tentu menjadi buruk untuk tim,” ungkapnya.