Berita Pagaralam - Baru Ditemukan 13 Situs Megalith di Pagaralam, Temuan Pertama di Kampung Megalit
Kota Pagaralam memang merupakan salah satu daerah di Sumatera Selatan (Sumsel) yang banyak peningalan sejarah yaitu Batu Megalith.
Penulis: Wawan Septiawan | Editor: Candra Okta Della
Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Wawan Septiawan
SRIPOKU.COM, PAGARALAM - Kota Pagaralam memang merupakan salah satu daerah di Sumatera Selatan (Sumsel) yang banyak peningalan sejarah yaitu Batu Megalith.
Berbagai macam megalit ada di Pagaralam mulai dari Arca manusia sampai batu berukir.
Namun kali ini Tim Arkeolog Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) menemukan 13 Megalith sekaligus disatu lokasinya yang sama. Hal ini merupakan penemuan pertama megalit dengan jumlah banyak dilokasi yang sama.
Informasi yang dihimpun sripoku.com, Minggu (16/12/2018) menyebutkan, tim survey Disdikbud) menyebutkan bahwa kawasan tersebut merupakan kampung megalitik.
Untuk itu penemuan ini dilaporkan agar dapat didata dan dijaga. Temuan kali ini adalah komplek megalitik terbaru.

Arkeolog Pagaralam, Ronaldi mengatakan, temuan tersebut berdasarkan informasi dari seorang warga bernama Beben (28), yang melihat batu besar berukiran seperti Arca di kebun kopi. Setelah ditelusuri di lapangan dapat dibenarkan temuan tersebut merupakan Arca.
"Selain arca ditemukan juga dolmen, meja batu, tetralith dan banyak bentuk lainnya," katanya.
Temuan situs megalit terbaru di Benua Keling ini sangat menambah panjang daftar situs megalitik di Kota Pagaralam. Tim survey disdikbud setelah dapat laporan langsung bergerak ke lapangan.

"Temuan situs megalit ini termasuk lengkap dan bisa dikategorikan sebagai kampung megalitik setara dengan Situs Tegurwangi. Namun disini belum ditemukan kubur batu" jelasnya.
Dikatakannya, sangat jarang terdapat arca dalam satu area dalam jumlah lebih dari tiga di Kota Pagaralam. Kampung megalitik ini ditemukan 5 Arca, 2 dolmen, 4 meja batu, 2 tetralith, dan 1 lumpang batu.
Arca yang ditemukan memiliki bentuk manusia yg sedang menunggang gajah dan rata-rata sudah tidak utuh di bagian kepala. Kemungkinan rusak oleh proses alam atau manusia. Dilihat dari bentuk dan motif ukiran, termasuk sezaman dengan Situs Batu Gong dan Situs Tanjung Aro.
"Usia megalitik tersebut diperkirakan 1500-2000 tahun yang lalu.Dengan adanya temuan kampung megalitik terbaru ini, tim survey disdikbud akan melaporkan kepada BPCB Jambi dan Balar Palembang,agar nantinya dapat di data dan diteliti lebih lanjut," katanya.
Selain itu peran jupel (juru pelihara) sangat dibutuhkan untuk menjaga temuan terbaru di Benua Keling ini, mengingat masyarakat belum banyak mengerti penting situs megalitik.(one)