Berita Palembang

Berita Palembang: Bahasa Palembang Halus di Ujung Kepunahan

Bahasa Palembang atau sering dilafalkan Baso Palembang (bahasa Palembang) terdiri atas dua ragam bahasa yakni baso Palembang halus

Penulis: Rangga Erfizal | Editor: Sudarwan
SRIPOKU.COM/RANGGA ERFIZAL
Seniman dan Budaya Palembang, Kemas Anwar Beck atau akrab disapa Yaii Back, saat dijumpai di rumahnya, Sabtu (13/10/2018). 

Laporan wartawan Sripoku.com, Rangga Erfizal

Berita Palembang: Bahasa Palembang Halus di Ujung Kepunahan

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Bahasa Palembang atau sering dilafalkan Baso Palembang (bahasa Palembang) terdiri atas dua ragam bahasa yakni baso Palembang halus dan baso Palembang sari-sari (harian).

Bahasa Palembang halus dulunya kerap digunakan oleh para bangsawan Palembang, atau dalam lingkup keluarga dan orang yang lebih tua.

Sedangkan bahasa Palembang harian digunakan oleh masyarakat biasa dari berbagai daerah di Sumatera Selatan dalam pergaulan sehari-hari.

Baca: BREAKING NEWS Sulawesi Utara Diguncang Gempabumi Magnitudo 5,6 Siang Ini, Sabtu 13 Oktober

Baca: Pergoki Ibunya Selingkuh Tinggalkan Rumah, Begini Ucapan Cinta Anak Sule saat Ulang Tahun Lina

Seiring berkembangnya zaman, baik bahasa Palembang halus maupun harian banyak mengalami perubahan.

Hal ini diungkapkan seniman dan Budaya Palembang, Kemas Anwar Beck atau akrab disapa Yaii Beck.

"Perubahan itu banyak terasa, baik dalam baso Palembang halus dan harian. Bahasa Palembang halus mengalami kemerosotan dalam jumlah penggunanya dan Palembang harian banyak tercampur bahasa daerah lain dan nasional," ujarnya saat ditemui Sripoku.com di kediamannya di Bukit Lama, Kota Palembang, Sabtu (13/10/2018).

Menurutnya pengguna bahasa Palembang halus sudah tidak banyak, sekitar 1 persen saja dari jumlah penuturnya.

Baca: Berita Palembang: Kapolda Sumsel Geram, Minta Pelaku Menyerahkan Diri atau Ditindak Tegas

Baca: Dinikahi Brondong, 11 Artis Cantik Ini Justru Makin Bahagia, Ada yang Usia Beda 12 Tahun

Yaii Beck tidak menutup kemungkinan jika bahasa Palembang halus akan punah seiring waktu.

"Kalau dikatakan 1 persen ya memang begitulah keadaannya. Dan kalau boleh saya lihat dari 1 persen tadi sudah berkurang menjadi setengah persennya saja. Otomatis punahnya bahasa Palembang bukan hal yang mustahil," ujar Yaii Beck.

"Itu baru bahasa Palembang halus, untuk bahasa Palembang harian yang sering kita gunakan sehari-hari seperti pelafalan 'biso' dari kata 'bisa' yang notabene bukan bahasa Palembang tapi sudah campuran. Kalau bahasa Palembang yang asli kan kito gunakan 'Pacak' dalam pelafalannya," ungkapnya.

Dilanjutkan Yaii Beck, dalam sejarahnya bahasa Palembang merupakan bahasa ibu masyarakat yang tinggal di Kota Palembang sejak zaman dahulu. Mulai dari peradaban Sriwijaya hingga saat ini.

Baca: Pernah Terkenal, Hilang Karena Bermasalah dengan Farhat Abbas, Lihat Nasib Panyanyi ini Sekarang

Baca: Jadwal Siaran Langsung Pertandingan Persebaya vs Pusamania Borneo FC Live di Indosiar

"Bahasa Palembang merupakan salah satu bahasa tertua dari masyarakat suku Palembang. Seiring berkembangnya peradaban banyak kata-kata yang terpengaruh bahasa dari Arab, Belanda, Cina, Jawa. Kalau mau dijabarkan memang banyak pencampuran bahasa. Hal itu lah yang memperkaya bahasa Palembang," tutur Yaii Beck.

"Contohnya kalau bahasa Palembang 'Niku' artinya itu. Kalau bahasa suku Komering 'Niku' artinya kamu. Ada persamaan namun beda arti. Lainnya seperti 'Deeroom' pada bahasa Belanda digunakan juga dalam pelafalan bahasa Palembang untuk derom (bak penampungan air), dan masih banyak lagi pelafalannya. Jadi bahasa Palembang ini dapat dikatakan sebagai bahasa yang kaya akan unsur," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved