Breaking News

Berbekal Biji Kelor, Mahasiswa di Aceh Ciptakan Alat Penjernih Air Miliki Banyak Manfaat   

Tim Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-M), menciptakan alat penjernih air menggunakan biji murong (kelor).

Editor: Reigan Riangga
IST
Suasana saat penyerahan alat penjernih air sederhana dari mahasiswa Unsyiah ke Pesantren Babun Najah Banda Aceh beberapa waktu lalu. 

SRIPOKU.COM --  Sebanyak Lima mahasiswa Unsyiah Banda Aceh yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-M) menciptakan alat penjernih air menggunakan biji murong (kelor).

Alat tersebut dihibahkan untuk Pesantren Modern Babun Najah Banda Aceh yang diterima Wakil Pimpinan Pesantren, Ustaz Edi Azhari MPd pada 29 Juni 2018 lalu.

Tim PKM-M yang didanai Kemenristekdikti itu dibimbing dosen FTUnsyiah, Umi Fathanah ST MT dan diketuai Raihan Annisa Fitri dari Jurusan Teknik Kimia angkatan 2015.

Tim beranggotakan Rahmatun Maula dari Jurusan Teknik Kimia (2015), Arif Maulana dari Jurusan Teknik Kimia (2015), Arief Wirakusuma dari Jurusan Teknik Kimia (2015), dan Zikrizal dari Jurusan Teknik Mesin (2016).

Baca: Demi Makan Bakso Maia Estianty Terbang ke Malang Naik Jet Pribadi, Sosok Pria Ini Curi Perhatian

Salah satu anggota tim, Rahmatun Maula mengatakan, dipilihnya biji kelor untuk menjernihkan air karena biji-bijian itu bersifat biokoagulan yang dapat mengendapkan partikel solid dan kotoran-kotoran yang ada di dalam air.

“Biji murong merupakan bahan alami untuk menjernihkan air yang tidak berbahaya bagi kesehatan,” ujar Maula kepada Serambi, Kamis (12/7/2018) kemarin.

Dia menjelaskan, alat itu berupa dua wadah plastik dan satu tabung yang dirakit agar saling terhubung.

Wadah pertama dimasukkan biokoagulan yaitu biji murong untuk mengendapkan partikel solid dalam air. Sementara tabung yang berada di bagian tengah diisi pasir silika sebagai penyaring.

“Air bersihnya akan keluar melalui wadah plastik satu lagi,” jelasnya.

Baca: Berikut Cara Nonton Livestreaming Final Piala Dunia Melalui Handphone

Menurut Maula, kondisi air di Pesantren Babun Najah melatarbelakangi pihaknya untuk menciptakan alat tersebut.

Dikatakannya, santri di sana masih menggunakan air sumur yang tidak selalu jernih dan mengandung unsur besi.

“Kami khawatir jika dikonsumsi berlebihan bisa menyebabkan diare dan gatal-gatal dan penyakit lainnya,” tambah dia.

Dari itu, pihaknya termotivasi untuk membantu santri Babun Najah dalam mendapatkan air bersih yang bisa digunakan untuk mencuci pakaian, mandi, berwudhu, hingga keperluan dapur.

“Kami berharap terobosan ini bisa bermanfaat bagi penghuni Pesantren Babun Najah,” kata Maula, seraya menyebut proses pembuatan alat tersebut memakan waktu satu bulan.

Baca: Masyarakat Kecewa Program Cetak E-KTP GISA Ditutup, Kadisdukcapil Tegaskan Bisa ke Kantor

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved