Aman Abdurrahman Dituntut Hukuman Mati, Ini Jejaknya hingga Dijuluki Otak Terorisme di Indonesia
Aman Abdurrahman Dituntut Hukuman Mati, Ini Jejaknya hingga Dijuluki Otak Terorisme di Indonesia
SRIPOKU.COM - Tim jaksa menuntut agar majelis hakim menjatuhkan hukuman mati terhadap Aman Abdurrahman, yang didakwa sebagai dalang berbagai serangan bom dan disebut-sebut sebagai pimpinan JAT/JAD.
"Memohon Majelis Hakim untuk menyatakan terdakwa Aman Abdurrahman bersalah secara sah dan meyakinkan dan menjatuhkan hukuman mati," kata jaksa Anita Dewayani dalam sidang yang dijaga ketat di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (18/5).
Baca:
BREAKING NEWS : Sidang Terorisme, Aman Abdurahman Ketua JAD Dituntut Hukuman Mati
Istri Berhijab, Arie Untung Doakan Yang Tertutup Segera Dapat Hidayah Kenalkanlah Kenikmatannya
Jaksa menyatakan, Aman Abdurrahman 'ingin menjadikan Indonesia sebagai sebuah provinsi ISIS,' dan terkait langsung dengan berbagai serangan teror seperti bom Thamrin dan serangan di Gereja Oikumene, samarinda tahun 2016.
Sidang pembacaan tuntutan itu berlangsung sesudah berbagai serangan bom yang dikaitkan dengan Aman Abdurrahman sebagai 'Ketua Jemaah Ansharut Daulah.'
Sedianya sidang tuntutan jaksa ini dilangsungkan Jumat (11/5) pekan, lalu namun ditunda terkait rusuh napi terorisme di Mako Brimob, disusul berbagai serangan bom yang disebut-sebut dilancarkan JAT/JAD yang dipimpin man Abdurrahman.
Kawasan gedung Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dijaga ketat, seiring status siaga satu kepolisian menyusul terjadinya berbagai serangan terorisme di Surabaya, Sidoarjo, dan Pekanbaru serta berbagai percobaan serangan di tempat-tempat lain.
Baca: Wow! Pulang ke Palembang, Rara LIDA Banjir Hadiah dan Dikukuhkan Jadi Duta Asian Games 2018
"Sekitar 152 petugas polisi dan 30 anggota TNI dikerahkan, jadi totalnya yang mengamankan sidang itu 182 personal," kata Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Indra Jafar dalam pernyataannya hari Kamis (17/5).
Nama Aman Abdurrahman disebut-sebut dalam serangan-serangan bom sejak awal pekan ini di Surabaya yang menewaskan belasan orang, serta dalam kerusuhan di Mako Brimob oleh 155 napi terorisme yang menewaskan lima polisi.

Dalam salah satu jumpa pers terkait berbagai serangan bom di Surabaya dan ledakan di Sidoarjo, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut langsung tokoh ini.
"(Serangan-serangan bom bunuh diri itu) merupakan balas dendam para terduga teroris atas penangkapan kembali pemimpin Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Aman Abdurrahman serta penangkapan pemimpin JAD cabang Jawa Timur Zaenal Anshari," kata Tito Karnavian, Selasa (15/5) lalu.
"Satu keluarga (yang melakukan serangan bunuh diri terhadap tiga gereja Surabaya) ini terkait dengan sel JAD yang ada di Surabaya. Dia (Dita Oepriarto) itu adalah ketua JAD Surabaya," ungkap Tito.
Sesudah pemberontakan 155 napi terorisme di mako Brimob, Selasa (8/5) lalu yang menewaskan lima polisi dan melukai sejumlah polisi lain termasuk seorang perempuan polisi yang sempat disandera, terjadi sejumlah serangan bom, yang menewaskan 18 orang dan puluhan luka.
Yang pertama adalah serangan di tiga gereja dalam selang masing-masing lima menit oleh keluarga Dita Oepriarto (suami isteri dan melibatkan dua anak remaja dan dua anak di bawah umur).
Lalu terjadi ledakan bom secara tidak sengaja di Sidoarjo pada malam harinya. dan keesokan harinya terjadi serangan bom lain di Mapolrestabes Surabaya, oleh sebuah keluarga (suami, isteri, dua anak remaja -keempatnya tewas, plus seorang anak perempuan umur delapan tahun yang selamat karena terlontar saat bom meledak).

Seluruh serangan itu, menurut KapolriTito Karnavian, terkait Jemaah Ansharut tauhid dan Jemaah Ansharut daulah pimpinan Aman Abdurrahman, yang sekarang mendekam di tahanan Mako Brimob.