Kanker Serviks Makin Mudah Dicegah
Kanker leher rahim atau kanker serviks masih menjadi momok bagi perempuan, termasuk perempuan Indonesia.
SRIPOKU.COM , JAKARTA - Kanker leher rahim atau kanker serviks masih menjadi momok bagi perempuan, termasuk perempuan Indonesia. Dari data setiap tahun ditemukan 528.000 kasus baru kanker servik, di mana 266 ribu kematian setiap tahun dan sepertiganya di Asia Tenggara.
Berita Lainnya: 1870 Wanita Sumsel Mengidap Kanker Serviks dan Payudara
Di Indonesia, kanker serviks merupakan pembunuh ke-2 perempuan di Indonesia. Salah satu problematik dari keganasan kanker serviks berkembang di Indonesia disebut karena kesadaran pencegahan penyakit belum maksimal. Kasus yang dialami mendiang aktris Julia Perez disebut sebagai fenomena gunung es.
"Karena banyak sekali yang masih belum mau ngomong," kata dr.Ferry Dharmawan MD, Obgyn, dalam acara peluncuran aplikasi Prosehat, di Jakarta, Selasa (27/3/2018).
Diakui setelah penyakit Jupe menyeruak, kesadaran untuk deteksi dini soal kanker serviks makin meningkat. Beberapa metode seperti Pap Smear, Infeksi Visual Asam Asetat (IVA) hingga tes DNA menjadi pilihan.
Hasilnya cukup positif. Kanker serviks turun peringkat ke posisi ke-2 pembunuh perempuan Indonesia, setelah kanker payudara.
Ferry menjelaskan 99,9 persen penyebab kanker serviks adalah virus Human Pavilloma Virus (HPV). Virus ini, terutama tipe Onkogenik nomor 16 dan 18, disebut cukup ganas. Tak berhenti di serviks, HPV bisa menjalar ke organ tubuh lain, termasuk otak.
Karena itu, pencegahan terbaik adalah melakukan vaksinasi HPV. Vaksin itu disebut cukup ampuh untuk mencegah kanker serviks.
Panggil dokter
Selama ini vaksinasi HPV dikenal dilakukan di rumah sakit atau klinik kesehatan tertentu, tapi saat ini kita bisa melakukannya di rumah.
Adalah aplikasi ProSehat yang membuat terobosan vaksinasi kanker serviks di rumah. Ide ini digawangi dr Bimantoro yang melihat pentingnya dunia kesehatan didukung teknologi mobile.
Pria yang akrab disapa Bimbim sudah 12 tahun di dunia digital health, dan merasa perlu ada perubahan, karena selama ini hanya komunikasi satu arah.
"Kami lihat bahwa kesehatan harus dipermudah dan deliver yang membutuhkan," katanya.
Karena itu, Bimbim melanjutkan, aplikasi yang digarap bersama temannya, Wiguno, melakukan terobosan dengan membuat vaksinasi ke rumah.
Meskipun vaksinasi mendatangkan dokter langsung ke rumah, prosedur dan tata cara dilakukan sesuai standard. Para dokter disebut sudah dilatih untuk melakukan vaksin di rumah tanpa mengurangi kualitas dan detil seperti kebersihan dan suhu ruangan.
"Produk vaksinnya pun resmi dan asli," katanya.