Jenazah Hari Darmawan Besok Dikremasi, Wasiat Terakhir Untuk Keluarga, Bikin Merinding Harus Bali?
Setelah ditemukan, Kapolres Bogor AKBP Andi M. Dicky menjelaskan beberapa saat sebelum pemilik Taman Wisata Matahari, Hari Darmawan.
Penulis: Candra Okta Della | Editor: Candra Okta Della
SRIPOKU.COM - Peristiwa nahas menimpa Milioner pendiri Matahari Grup Hari Darmawan, menjadi duka mendalam bagi keluarga.
Dikenal sebagai sosok yang hangat, kematian Hari pun yang dibilang tragis pun menambah kesedihan.
Ia meninggal dunia setelah terpeleset dan tercebur ke Sungai Citarum, Jumat (10/3) malam, saat beristirahat di vilanya di kawasan Jalan Hankam Wira Lokatama, Puncak, Bogor, Jawa Barat.
Jenazahnya ditemukan tersangkut di bebatuan sekira 100 meter dari lokasi korban terpeleset dan tercebur ke sungai.
Setelah disemayamkan di Rumah Duka Sinar Kasih, Kota Bogor, pada Sabtu (10/3) sekitar pukul 20.00 WIB kemarin jenazah Hari diterbangkan ke Bali untuk kemudian dikremasi di sini.
Tiba di Bali, jenazah Hari Darmawan disemayamkan di rumah suka duka Kertha Semadi Blok VIP di Jalan Cargo Permai, Ubung Kaja, Denpasar.
"Sebelum dikremasi pada 14 Maret nanti, jenazah disemayamkan di rumah suka duka Kertha Semadi, Denpasar," kata juru bicara keluarga almarhum, Ilham Fadjriansyah, saat ditemui di rumah duka Sinar Kasih, Bogor, kemarin.
Mengapa Harus Bali
Sempat ramai dibicarakan alasan penguburan atau kremasi Hari Darmawan karena sesuai wasiat almarhum.
Juru bicara keluarga almarhum, Roy Nicholas Mandey menyebut permintaan tersebut tidak secara langsung dalam bentuk wasiat.
Almarhum, lanjut Roy, memang telah merencanakan akan ke Bali. Rencana tersebut telah disampaikan pada keluarga untuk berkumpul di rumahnya di kawasan Sanur, Bali.
"Keluarga sempat bilang kalau Bapak (almarhum) merencanakan akan ke Bali hari Sabtu kemarin. Beliau ingin berkumpul bersama keluarga. Namun beliau lebih dahulu berpulang akibat kejadian Jumat malam," ujar Roy di rumah duka, Denpasar, Bali, Minggu (11/03/2018).
Dipilihnya Bali sebagai tempat peristirahatan terakhir pendiri Matahari Gruo itu, Roy menjelaskan karena almarhum begitu senang dengan Bali. Hari juga tinggal dan punya rumah di Bali.
Hal itulah yang mendasari keluarga mengikuti kehendak almarhum. "Keluarga memang ingin beliau dikremasi di Bali," tambahnya.
Ada wacana usai kremasi, abu jenazah akan dilarung ke laut. Keluarga akan rembuk terkait hal tersebut.
