Manfaat Susu Kedelai

Susu Kedelai Tidak Berbahaya, Bahkan Amat Bergizi

Susu kedelai sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu, dan diklaim memiliki nutrisi yang berlimpah. Namun, karena perkembangan zaman,

Editor: Bedjo
www.indonesianface.com
Susu kedelai. 

SRIPOKU.COM - Susu kedelai sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu, dan diklaim memiliki nutrisi yang berlimpah.

Namun, karena perkembangan zaman, produk susu kian beragam dan asupan susu kedelai perlahan menurun.

Berita Lainnya:  7 Sumber Protein Ini Bantu Hempaskan Lemak, No. 6 Super Murah Meriah

Berdasarkan riset Fortune, penjualan susu kedelai turun 57 persen dari puncak tertinggi sebesar 1,2 miliar dollar AS pada tahun 2008.

Kendati demikian, ke depan susu kedelai diprediksi akan digandrungi kembali. Apa alasannya?

Sebuah riset terbaru yang dilakukan McGill University menemukan fakta susu kedelai merupakan alternatif susu bergizi—berada di posisi kedua setelah susu sapi.

Ahli gizi Whitney English Tabaie mengungkapkan, penilaian buruk selama ini tentang susu kedelai tak lepas dari diklaim ketinggalan zaman.

Juga ada isu seputar kertekaitan dengan masalah kesehatanseperti: kanker, soal kesuburan, jerawat, dan hipotiroidisme.

“Nah, apa yang sekarang kita ketahui tak akan terbantahkan, kedelai tidak berbahaya bagi kesehatan manusia."

"Sebaliknya, ini bermanfaat mencegah dan mengobati penyakit kronis seperti kanker payudara, prostat, penyakit kardiovaskular, sindrom metabolik, dan diabetes,” ungkap Tabaie.

Studi ini membandingkan nilai gizi dari empat jenis minuman susu yang paling umum dikonsumsi, yakni almond, kelapa, beras, dan kedelai—dengan susu sapi.

Temuan tersebut mengungkapkan , kedelai tidak hanya kaya protein, serta menawarkan isoflavon, yang merupakan anti-karsinogenik fitokimia.

“Susu kedelai mengandung profil macronutrient yang luar biasa."

"Satu cangkir memiliki sekitar tujuh gram protein, dua gram serat, dan empat gram lemak tak jenuh,” kata Tabaie.

“Saya melakukan penelitian dan sampai pada kesimpulan bahwa kedelai sudah ada sejak ribuan tahun dan mungkin masalahnya bukan pada tanaman kedelai, namun prosesnya yang perlu dipertanyakan.”

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved