Bikin Nangis. Kisah Pilu Muslim Rohingya, Selain Dibunuh. Dua Saudara Ini Diperkosa hingga Begini

Senin kemarin 28 Agustus, dilansir VOA Islam, Pemerintah Myanmar telah mengepung Kota Maungdaw, Buthidaung dan Rathedaung, dan mengumumkan perang mela

Penulis: Candra Okta Della | Editor: Candra Okta Della
Net/Kolase

SRIPOKU.COM - Kekejaman Pemerintah Myanmar saat ini menjadi sorotan banyak pihak.

Pemerintah setempat mengatakan tindakan yang mereka lakukan untuk memberantas terorisme.

Namun hingga saat ini banyak nyawa yang meninggal dengan alasan tersebut.

Senin kemarin 28 Agustus, dilansir VOA Islam, Pemerintah Myanmar telah mengepung Kota Maungdaw, Buthidaung dan Rathedaung, dan mengumumkan perang melawan “terorisme” dan memberlakukan jam malam dari pukul 18:00 sampai pukul 6 pagi.

Aktivis Rohingya melaporkan bahwa setidaknya 800 minoritas Muslim telah terbunuh dalam tindakan militer aparat, termasuk yang menjadi korban di antaranya ialah puluhan perempuan dan anak-anak.

Wajah memelas muslim Rohingnya
Wajah memelas muslim Rohingnya ()

Ro Nay San Lwin, seorang aktivis Rohingya dan blogger yang berbasis di Eropa, mengatakan sekitar 5.000 – 10.000 orang diusir dari rumah mereka oleh serangan baru-baru ini.

Dengan menggunakan jaringan aktivis di lapangan untuk mendokumentasikan konflik tersebut, San Lwin mengatakan bahwa masjid dan madrasah telah dibakar habis, bahkan ribuan Muslim terdampar tanpa makanan dan tak ada tempat berlindung.

Video yang diunggah di media sosial menunjukkan puluhan pria, wanita dan anak-anak melarikan diri hanya dengan pakaian di punggung mereka saat mencari perlindungan di sawah dan hutan.

Situasi keamanan telah memburuk tajam di Rakhine sejak pemerintah Aung San Suu Kyi mengirim ribuan tentara ke desa Rohingya pada Oktober lalu setelah sembilan polisi tewas oleh kelompok bersenjata Rohingya yang dicurigai dalam serangan terhadap pos-pos perbatasan.

Serangan pasukan keamanan telah dilanda oleh tuduhan pembakaran, pembunuhan dan pemerkosaan.

Hasil gambar untuk kisah pilu muslim rohingya terbaru 2017 agustus

Hal itu memaksa lebih dari 87.000 warga Rohingya untuk melarikan diri ke Bangladesh.

Matthew Smith, CEO di Fortify Rights, sebuah kelompok hak asasi manusia, mengatakan bahwa pihak berwenang Myanmar memperlakukan semua orang Rohingya seolah seperti kombatan.

“Pemerintah telah menolak untuk bekerja sama dengan Misi Pencarian Fakta PBB di Rakhine dan ada tuduhan serius terhadap militer yang menyerang warga sipil yang tidak bersenjata,” katanya kepada Al Jazeera kemarin

“Banyak orang dalam pelarian dan mereka membutuhkan perlindungan serius dan pihak berwenang tidak mempermudah untuk membantu mereka,” kata Smith.

Halaman
123
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved