Tak Banyak Yang Tahu, Tradisi ini Ternyata Berasal dari Suara Anak Misterius di Tengah Hutan

Cerita sedekah bumi dimulai pada suatu hari, di saat sebuah dusun mengalami bencana mewabahnya penyakit gatal pada masyarakat.

Penulis: Fajeri Ramadhoni | Editor: Ahmad Sadam Husen
SRIPOKU.COM/FAJERI RAMADHONI
Sejumlah masyarakat Desa Sungai Keruh, Muba ketika menunggu lemang yang akan dilempar oleh pemuka adat. 

SRIPOKU.COM, SEKAYU -- Tradisi unik yang biasa digelar setiap tahunnya oleh masyarakat Kecamatan Sungai Keruh, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) ini sudah menjadi ciri khas tersendiri dari kecamatan yang ada di Bumi Serasan Sekate

Betapa tidak, ritual yang setiap tahun dilakukan ini ternyta memiliki sejarah yang panjang sehinggakini sering  dilakukan sedekah bumi.

Seperti yang dikatakan tokoh masyaraka,t Miun dan Suwandi.

Menurut keduanya, awal mula ritual atau acara sedekah bumi pertama kali terjadi ketika seorang perempuan yakni Puyang Rodiah yang berasal dari di Desa Kertayu, Kecamatan Sungai Keruh, Muba pergi ke hutan.

Ketika dalam perjalanan menuju hutan, terdengar suara tangisan anak kecil.

Merasa ada yang aneh dengan suara tangisan anak kecil tersebut, ia memutuskan untuk mencarinya.

Setelah dicari kesana kemari sumber suara tangisan anak kecil tersebut berhasil ditemukan.

Terlihat seorang anak kecil berada dipinggir sungai dengan kondisi tubuh yang sangat kotor. 

Merasa iba melihat kondisi anak tersebut sangat kotor, ia kemudian membawanya lalu dibersihkan.

Singkat cerita anak tersebut tumbuh besar dan diberi nama Tuma’Mya atau lebih dikenal dengan nama Puyang Burung Jauh.

Cerita sedekah bumi dimulai pada suatu hari, di saat sebuah dusun mengalami bencana mewabahnya penyakit gatal pada masyarakat.

Sejumlah orang, baik itu laki-laki maupun perempuan ,tua ataupun muda mengalami sakit gatal-gatal pada seluruh anggota tubuhnya. 

Bahkan karena rasa sakit yang teramat sangat, masyarakat berteriak kesakitan bahkan ada yang ingin bunuh diri karena tak kuasa lagi menahan sakit yang bersarang di kulitnya.

Saat itulah Puyang Burung Jauh datang dan berkata pada masyarakat sekitar bahwa apa yang diderita oleh masyarakat sekitar berupa penyakit kulit karena kurangnya rasa bersyukur atas apa yang diperoleh.

Melihat itu, Puyang Burung Jauh langsung berkata kepada masyarakat untuk bersedekah bumi untuk mensyukuri apa yang didapat dari bumi.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved