Begini Cerita Asworo yang Mengakui Terus Dihantui, Usai Habisi Wiwit Sang Calon Istri

Seperti dikisahkan usai membunuh Catarina, Asworo mengatakan sempat pulang ke mess-nya dahulu di Jalan Bangau No 54 A, Ilir Timur II,

Penulis: Darwin Sepriansyah | Editor: Hendra Kusuma
SRIPOKU.COM/DARWIN SEPRIANSYAH
Martinus Asworo, tersangka pembunuh calon istrinya, Chatarina Wiedyawati, diamankan di Mapolda Sumsel, Rabu (14/6/2017). 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG-Tidak ada rasa sesal dihati Asworo saat melakukan pembunuhan itu. Namun dia kemudian ketakutan, terus dihanti rasa ketakutan yang mendalam.

Apalagi dia terus terkenang kepada Wiwit. Sehingga dia melarikan diri.

Dalam pelariannya pun Asworo tetap bertekad untuk menjadi buron dan tidak akan menyerahkan diri kepada pihak berwajib. Benarkah dia memang terus dihantui almarhum, sehingga akhir tertangkap?

Mari kita ikuti pengakuan kepada pihak kepolisian dan wartawan?

Seperti dikisahkan usai membunuh Catarina, Asworo mengatakan sempat pulang ke mess-nya dahulu di Jalan Bangau No 54 A, Ilir Timur II, Palembang, untuk mengambil beberapa barang miliknya, Minggu (7/5/2017).

Martinus Asworo, tersangka pembunuh calon istrinya, Chatarina Wiedyawati, diamankan di Mapolda Sumsel, Rabu (14/6/2017).
Martinus Asworo, tersangka pembunuh calon istrinya, Chatarina Wiedyawati, diamankan di Mapolda Sumsel, Rabu (14/6/2017). (SRIPOKU.COM/DARWIN SEPRIANSYAH)

Kemudian ia mencuci mobil sewaan itu untuk menghilangkan bercak darah yang membanjiri jok mobil.

"Saya ambil kamera dari mess dan langsung kembalikan mobil yang sudah dicuci," ucapnya.

Diketahui pukul 09.00 pagi pad Minggu (7/5) itu juga, Asworo sempat hendak menjual kameranya, Canon 600D dengan harga Rp 5,5 juta kepada temannya.

Namun karena belum berminat, dia pun hanya berpesan jika ada yang mau membeli kamera itu bisa menghubunginya.

Tak ingin membuang waktu, Asworo langsung tancap gas menuju ke Indralaya, Ogan Ilir dengan tunggangannya motor Supra X tahun 2011.

Asworo dan Wiwit semasa pacaran
Asworo dan Wiwit semasa pacaran (Akun FB)

"Saya lari ke Indralaya dulu, motor itu saya jual di dekat SMAN 1 Indralaya. Harganya laku Rp 6,5 juta," ungkapnya.

Menurutnya uang penjualan itu ditransfer ke rekening Mandiri milik Wiwit.

Setelah itu, dia langsung menuju ke Lampung dengan menggunakan travel.

Dia menyadari menjadi buronan polisi saat mayat Wiwit teridentifikasi pada 14 Mei lalu.

Tiga hari sebelumnya (11/5/2017), Wiwit temukan tanpa identitas di semak belukar di lorong Jalan Sungai Sedapat RT 41/8 Kelurahan Sukajaya Kecamatan Sukarami Palembang.

Sumber:
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved