Eddy Akui Pengelolaan Dua Terminal Besar Belum Maksimal
Ini bisa dilihat dari kondisi terminal yang sepi, ditambah banyaknya bangunan terminal yang rusak karena kurang perawatan.
Penulis: Eko Adiasaputro | Editor: Sudarwan
Ini bisa dilihat dari kondisi terminal yang sepi, ditambah banyaknya bangunan terminal yang rusak karena kurang perawatan.
Menurut Eddy banyak faktor yang menyebabkan terminal yang ada di
Palembang ini sepi.
Bisa karena letaknya yang kurang strategis seperti Terminal Karyajaya, atau bisa juga dipengaruhi persaingan antar pengemudi angkutan umum sehingga enggan masuk terminal.
Eddy juga menyoroti beberapa aspek lain yang menjadi indikator kurang
maksimalnya pengelolaan terminal.
Sebut saja sejumlah kerusakan yang terjadi pada bangunan gedung terminal seperti di Terminal Alang-Alang Lebar.
“Secara keseluruhan memang masih cukup baik. Tapi ada beberapa
bangunan yang bagian kerbin dalam lantai terasnya sudah harus
diperbaiki. Saya sudah mintakan kepada Dinas Perhubungan untuk
mengatasinya,” ujar Eddy saat meninjau kondisi Terminal Alang-Alang
Lebar sekaligus melihat langsung operasional bus Trans Musi, Minggu
(26/8).
Menurut Eddy, dari dua terminal yang ada, Terminal Alang-Alang Lebar
sedikit lebih baik dibanding Terminal Karyajaya.
Ia berpendapat, posisi terminal di ujung wilayah Kertapati ini memang tidak idel.
Sebab letaknya jauh dari pusat ibukota, sehingga angkutan umum maupun
penumpang masih sungkan ke sana.
Beberapa cara yang bisa dilakukan agar terminal tersebut ramai, kata
Eddy, ialah dengan memaksimalkan pengelolaan dan mendorong daerah itu
menjadi kawasan belanja atau pertokoan.
Ratusan rumah toko (Ruko) yang berdiri di sisi kanan dan kiri terminal juga harus difungsikan, paling tidak dijadikan gudang.
Alternatifnya, seluruh gudang penyimpanan barang dagangan atau kebutuhan pokok yang ada di kawasan 16 Ilir, dipindahkan ke ruko-ruko tersebut.