Ibu Dibunuh Anak di OKU Timur

Buntut Anak Bunuh Ibu di Sumsel, Satu Desa Kini Dihantui Ketakutan : Tolong Pak, Kami Sudah Menyerah

Situasi terkini di Desa Bantan pasca insiden seorang anak bernama Jauhari tega menghabisi nyawa ibunya sendiri.

Penulis: Choirul OKUT | Editor: Refly Permana
choirul/tribunsumsel.com
KEKHAWATIRAN WARGA -- Suasana rumah korban setelah kejadian, Kamis (11/09/2025). Warga masih trauma dan takut setelah peristiwa tragis di Desa Bantan, Kecamatan BP Peliung, di mana seorang anak tega menghabisi nyawa ibunya sendiri. 

SRIOKU.COM - Situasi terkini di Desa Bantan pasca insiden seorang anak bernama Jauhari tega menghabisi nyawa ibunya sendiri, Sulzana (66), pada 9 September 2025 malam.

Warga di salah satu desa Kabupaten OKU Timur itu masih dihantui ketakutan lantaran peristiwa anak bunuh ibu ini terlalu mengenaskan.

Mengingat kondisi pelaku yang tidak normal, masyarakat berharap pemerintah memberikan perhatian khusus.

Lismawati yang merupakan keponakan korban menyampaikan harapan besar agar pemerintah benar-benar serius melakukan rehabilitasi terhadap Jauhari.

“Pak, tolonglah. Kalau dia belum sembuh jangan dipulangkan. Kalau pun sembuh, jangan pulangkan ke sini, warga takut,” pintanya, saat dijumpai Sripoku.com pada Kamis (11/9/2025).

Baca juga: Jeritan Sunyi di Desa Bantan OKU Timur, Ketika Seorang Ibu Tewas di Tangan Anak Kandungnya

Lismawati mengaku awalnya tidak mengetahui kejadian tersebut. 

Ia baru mendapatkan kabar setelah seorang tetangga datang memberi tahu bahwa bibinya dipukuli anaknya.

Selama ini pelaku tidak bekerja dan kehidupannya ditanggung sepenuhnya oleh sang ibu. 

Kondisi ekonomi keluarga pun kerap serba kekurangan.

“Almarhumah sering cerita ke saya kalau susah tidak ada uang, kadang untuk makan saja bingung,” tuturnya.

Menurut pengakuan tetangga, hubungan ibu dan anak ini memang sering diwarnai percekcokan.

Bahkan, Jauhari kerap memukul ibunya sendiri. 

Meski demikian, tidak pernah ada laporan bahwa ia melukai orang lain di luar rumah.

Baca juga: Amarah Terpendam Kakak Beradik Renggut Nyawa Ayah Tiri, Pelaku Emosi Ibu Menikah Lagi

“Dia sering teriak-teriak, kadang meresahkan warga. Tapi yang sering jadi sasaran ya ibunya sendiri,” katanya.

Pada malam nahas itu, situasi rumah kian memanas. 

Lismawati menceritakan sempat terjadi ribut antara Jauhari dengan pamannya setelah peristiwa berdarah itu.

Namun, semuanya sudah terlambat. Sulzana ditemukan tak bernyawa dengan luka parah di lehernya.

“Ekspresi wajahnya datar, seperti tidak merasa bersalah sama sekali,” tambah Lismawati menggambarkan pelaku.

Kejadian ini meninggalkan trauma mendalam bagi warga sekitar. Hermawati mengaku hingga kini masih merasa waswas dan khawatir jika Jauhari kembali ke desa.

“Kami semua trauma. Jujur kami kasihan, tapi kami juga takut. Kami mohon agar Jauhari direhabilitasi dengan benar. Walaupun sembuh, kami tidak sanggup menerima dia pulang ke sini lagi,” ucapnya lirih.

Seorang warga setempat, Hermawati, mengatakan warga berharap pelaku bisa ditempatkan di tempat yang aman, baik itu panti khusus, pondok pesantren, atau lembaga rehabilitasi lain.

“Kami minta tolong, Jauhari ini direhabilitasi dengan benar-benar. Walaupun nanti sembuh, kami tidak menerima dia kembali ke sini. Kami sudah takut dan tidak sanggup lagi,” tegasnya.

Ia menambahkan, warga berharap pelaku bisa ditempatkan di lembaga khusus.

“Tolong diurus, entah itu di panti rehabilitasi, panti jompo, atau pondok pesantren. Asal jangan kembali ke sini,” ucapnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved